Selamat Datang di Blog Kami

Mohon Sumbang Saran Untuk Perbaikan dan Kebaikan

Senin, 12 Januari 2009

Prinsip Kepemimpinan Organisasi

MENGEMBANGKAN PRINSIP-PRINSIP KEPEMIMPINAN
KOLABORASI PRINSIP PERTAMA
Dikatakan kolaborasi sebagai prinsip pertama karena ia me-rupakan tonggak dasar dalam kita berpikir agar kita mele-takkan landasan yang kuat untuk memulai sesuatu kegiatan pengembangan bakat kepemimpinan. Seperti kita katakan bahwa kepemimpinan dapat dipelajari karena ia merupakan potensi yang tersembunyi pada setiap diri orang, sehingga galilah tambang emas yang melekat pada diri anda yang kita sebut pikiran, disitulah terletak peningkatan kemampu-an anda, kalau anda ingin maju dalam kehidupan ini.
Gelombang perubahan maha dahsyat yang akan kita hadapi dalam abad 21 ini, namun kita dapat mengarungi-nya sepanjang kita mau menyesuaikan diri dalam perubahan itu. Kita menyadari sepenuhnya "nothing is permanent except change (tak ada yang peremanen kecuali perubahan itu sendiri), oleh karena itu sebaliknya kalau kita ingin berubah ingat pula "there is nothing wrong with change if it's in the right direction" (tidak ada yang salah dengan perubahan jika itu mengarah pada yang benar).
Dengan demikian cobalah kita merenungkan makna kolaborasi sebagai landasan utama dalam usaha kita me-ngangkat bakat kepemimpinan yang terpendam dalam menggerakkan manusia untuk mencapai tujuan bersama. Marilah kita mencoba untuk merenungkan makna KOLABORASI sebagai suatu kenyataan dalam abad baru ini, karena kita menyadari bahwa kegagalan dalam melaksanakan kepemimpinan sebagian besar terletak dari ketidak harmonisan hubungan antar manusia.
Jadi pusatkan perhatian untuk mencapai kesuksesan anda akan terletak pemahaman prinsip pertama dalam mewujudkan kolaborasi dalam rangka membentuk kepribadian dalam sikap terbuka dan menghilangkan sikap takut, rendah diri dan sebagainya.
Kepemimpinan yang mampu menggerakkan dalam proses pengambilan keputusan berdasarkan model kolaborasi sebagai pengganti hirarki adalah merupakan tuntutan perubahan bahwa dengan prinsip kolaborasi memberikan ruang gerak atas keyakinan, kebutuhan, kebudayaan, tindakan kedalam satu sistem yang terintergrasi atas pengambil inisiatip, menyiapkan alternatip, melakukan konsultasi, menganalisa, menyiapkan rekomendasi dan berakhir dengan keputusan dalam satu kerangka keseimbangan kepentingan individu, kelompok dan oraganisasi.
Jadi dengan kolaborasi kita dapat memenangkan hal-hal yang terkait dengan efektivitas, efesiensi, kualitas, menumbuhkan persaingan intern yang sehat, menghindari konflik, serta menarik tanggung jawab dan akuntabilitas yang jelas dan akhirnya kita lebih memfokuskan kepada orientasi kepentingan stakeholders.
Kita harus selalu memanfaatkan wawasan dan imajinasi dalam usaha mencari terobosan berpikir agar kita dapat merenungkan kembali pola dan proses berpikir bahwa kolaborasi hanya dapat terbentuk bila kita menempatkan kesadaran, kecerdasan dan akal sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, tanpa pemahaman itu cobalah anda renungkan kembali konskwensi-konskwensinya, maka disitulah terletak kepentingan anda untuk melaksanakan kolaborasi.
Dengan pola dan proses berpikir yang kita ungkapkan diatas, maka pola sikap dan perilaku kepemimpinan akan bergerak dalam kerangka tindakan positif dan wajar yang sangat dibutuhkan sebagai suatu seni dalam mempenga-ruhi orang lain yang sejalan dengan kepentingan individu kelompok dan organisasi.
KOMITMEN PRINSIP KEDUA
Pada dasarnya komitmen itu ada pada setiap individu, yang menjadi masalah kita wujud komitmen itu dapat bersifat pamrih dan atau tidak pamrih. Itu menunjukkan kepada kita bahwa secara fokus kita dapat mengatakan, komitmen hanya merupakan omong kosong yang tidak dilandaskan atas suatu keyakinan yang dapat dibuktikan antara kata dan perbuatan.
Oleh karena itu perlu menyadari bahwa komitmen merupakan hasil kerja hati dengan penghayatan artinya dari sudut batiniah, komitmen merupakan pengorbanan bisa merupakan kata-kata ataupun perilaku yang memperlihatkan yang abstrak tapi konkrit. Itulah satu kenyataan bahwa konsepsi komitmen banyak disalah artikan, tetapi bila kita menyadari "a sense of execellent commitment", maka suatu organisasi akan dapat berfungsi dengan baik, membutuhkan kepercayaan dan saling kedekatan dengan setiap orang yang merasa terikat dalam organisasi akan menunjukkan keberadaan komitmen sebagai prinsip untuk mewujudkan keberhasilan.
Renungkan ungkapan seperti "komitmen tidak menjamin sukses, tetapi kurangnya komitmen menjamin kegagalan" dengan ungkapan itu menunjukkan kepada kita harus ada keberadaan komitmen dalam setiap organisasi, kelompok dan individu yang tidak boleh berlebihan dan juga tidak boleh kurang. Dirasakan sulit untuk menjelaskan secara verbal bahwa komitmen itu merupakan sesuatu yang ada dalam kehidupan kita atau dengan kata lain kita dapat mengatakan seperti : "Komitmen membutuhkan keberanian dan mengandung resiko ; Komitmen tidak bisa dipaksakan ; Komitmen mengandung usaha orang untuk mengembangkan inisiatip dan bersedia memberikan pertanggungan jawaban ; Komitmen mengandung adanya kemauan pengorbanan pribadi ; Komitmen mengandung pemusatan dalam melaksanakan pekerjaan ; Komitmen menginginkan iklim yang luwes tapai mudah mengontrol dalam memberikan saling hormat dan menghormati ; Komitmen lebih menekankan bukti tindakan bukan kata-kata."
Oleh karena itu di tahun 1970-an, orang mementingkan diri pribadi, tahun 1980-an merupakan dekade materialis-tik tapi tahun 1990-an, nilai-nilai mengalami perubahan, sehingga orang mengatakan "era yang menjunjung tinggi nilai-nilai akan tiba". Yang dimaksud dengan nilai disini adalah nilai-nilai abadi seperti kepercayaan, harapan, cinta, keadilan, pengampunan, kejujuran, pelayanan, pengorbanan, kerendahan hati dan kesukarelaan.
Jadi dengan pengungkapan itu, kita dapat merenungkan bahwa komitmen itu bersifat dualistis, ibarat mata uang yang mempunyai dua sisi satu sama lain saling melengkapi seperti ada siang dan ada malam ; ada manis dan pahit ; ada peningkatan dan kemerosotan, begitulah pola dan proses berpikir dalam kita merenung mencari keberadaan komitmen sebagai prinsip kedua dalam menggerakkan orang.
Berpikir dengan disadari diperlukan adanya dorongan dari dalam diri anda. Daya dorong itu kita sebut dengan KOMITMEN yang harus kita kembangkan dalam diri pribadi dan diaktualisasikan dalam tindakan berpikir.
Dengan demikian komitmen adalah wujud dari KEBERSAMAAN dalam mengkomunikasikan suara hati yang OPTIMISME untuk MEMAHAMI berdasarkan INTELEGENSI secara TASAMUH dengan sikap MENTAL positip untuk bertindak secara EKLEKTIS yang bersandarkan kemampuan NALAR yang tinggi dalam menanggapi perubahan.
Jadi dalam pikiran kita untuk menumbuhkan dan mengembangkan komitmen dimulai di dalam hati, diuji oleh perbuatan dalam kerangka mempengaruhi orang lain agar dapat mendorong yang bersangkutan untuk membuka pintu pikiran dalam mewujudkan tujuan.
KOMUNIKASI PRINSIP KETIGA
Kepemimpinan yang berhasil mempengaruhi orang lain sangat ditentukan oleh keterampilan dan kemampuan menjalankan fungi komunikasi secara baik karenanya komunikasi yang baik dan menjadi efektif akan ditentukan pula oleh kepercayaan dan keyakinan anda dalam memimpin untuk mempengaruhi bawahan.
Keyakinan dan kepercayaan hanya dapat terbentuk apabila anda menyadari suatu lingkungan yang harmonis antara pimpinan dengan para bawahannya yang dapat benar-benar berkomunikasi dengan baik yang sejalan dengan makna fungsi komunikasi. Pertama ia menyadari untuk melaksanakan pengungkapan emosional (fungsi) dengan sikap dan perilaku yang dapat menimbulkan kesan yang menarik mereka dari tindakannya dari pada kata-kata. Kedua pesan yang disampaikan mengenai fakta dan informasi (fungsi) yang dapat dipertanggung jawabkan. Ketiga mampu memberi daya dorong agar termotivasi kearah (fungsi) yang memenuhi kepentingan semua pihak. Keempat mampu menjalankan kendali (fungsi) untuk dapat menerima dan mendengarkan konskwensi berkomunikasi serta membuat langkah lanjutan dalam tindakan.
Disatu sisi kita dapat memahami makna fungsi komunikasi dan disisi lain diperlukan kemampuan dan keterampilan untuk mendalami aktualisasi kedalam proses komunikasi karena kita harus meyakini bahwa tindakan lebih membekas daripada kata-kata, jadi dapat saja anda melakukan komunikasi, tetapi anda tidak mengambil tindakan, itu berarti tak ada seorangpun akan memperca-yai komunikasi tersebut, akibatnya dapat menimbulkan sindrom dalam bentuk gejala pura-pura atau bentuk mental yang suka menunda-nunda.
Oleh karena itu, pengkodean (proses) mengubah suatu pesan komunikasi menjadi bentuk simbol artinya apa yang dikomunikasikan, saluran (proses) artinya mediun lewat mana sesuatu pesan komunikasi berjalan, pendekodean (proses) artinya penerjemahan ulang pesan komunikasi seorang pengirim, gelung umpan balik (proses) artinya tautan akhir dalam proses komunikasi mengembalikan pesan ke dalam sistem guna memeriksa kesalahpahaman.
Dengan demikian untuk menjadikan komunikasi yang efektif menuntut pengasahan secara terus menerus oleh pemimpin yang menyadari bahwa kepemimpinan akan berhasil bila secara sungguh-sungguh memahami fungsi komunikasi disatu sisi dan disisi lain melaksanakan proses komunikasi, sehingga waktu hidup kita sebagian besar dipergunakan dalam berpikir untuk menulis, membaca, berbicara dan mendengarkan dalam kerangka hubungan individu, kelompok dan organisasi.
Menghayati makna komunikasi bagi setiap pemimpin dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan kepemimpinan yang efektif dengan mengungkapkan dari kata komunikasi memberikan petunjuk arti penting bagi pimpinan puncak, sedangkan pada pimpinan menengah memberikan petunjuk untuk menyesuaikan tindakan dan ucapan agar pemanfaatan komunikasi dua arah lebih sesuai dengan kebutuhan untuk melaksanakan komitmen.
Pilihan komunikasi tatap muka sangat memberikan kontribusi yang besar karena komunikasi lebih bersifat terbuka dan terus terang atas pesan yang hendak disampaikan, lebih-lebih yang menyangkut pembaruan dalam tindakan, sehingga paling tidak meliminir bentuk-bentuk resistensi yang bakal terjadi.
Kepentingan komunikasi dalam individu, kelompok dan organisasi hanya dapat tercipta secara efektif bila semua yang mempunyai kepentingan menjadi tanggung jawab bersama yang akan sejalan dengan pesan yang akan dikomunikasikan sehingga informasi yang disalurkan benar-benar memenuhi bagi semua yang berkepentingan.
Akhirnya kita menyadari sepenuhnya bahwa komunikasi sebagai perinsip ketiga adalah sangat penting dalam pelaksanaan maka perlakukan komunikasi dilihat dari fungsi dan proses sebagai kebutuhan yang berkelanjutan, maka aktualisasinya terwujud dalam bentuk penyampaian pesan berdasarkan keputusan intuisi dan otak, ketepatan waktu juga penting, dilakukan secara terus menerus, serta hilangkan komunikasi satu arah.
KREATIVITAS INDIVIDU PRINSIP KEEMPAT
Bila anda menyadari bahwa tambang emas yang ada dalam diri anda dalam bentuk pikiran dapat digali, itu berarti ada kesempatan untu mengungkapkan bakat yang tersembunyi sepanjang anda menginginkan.
Ada orang yang memiliki kemampuan sendiri untuk menggalinya tapi ada juga dorongan dari luar. Bertolak dari suatu anggapan bahwa hidup yang kita jalani ini dapat kita hayati dari masa lampau tapi masa depan harus kita jalani sesuai tuntutan perubahan lingkungan yang terjadi.
Sejalan dengan pemikiran diatas, mampukah anda untuk memanfaatkan otak atas (kiri dan kanan) dan otak bawah sadar dalam menggerakkan kemampuan berpikir untuk mewujudkan kreativitas individu. Oleh karena itu langkah awal adalah menghilangkan keragu-raguan yang dapat mempengaruhi proses berpikir itu sendiri. Jauhkan anggapan bahwa wawasan dan imajinasi sebagai daya dorong akan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti usia, jenis klamin, pendidikan dan kemauan yang keras.
Kita sadari bahwa faktor-faktor tersebut bisa saja mempe-ngaruhi dalam proses kita berpikir, namun bila kita menyadari bahwa setiap masalah didalammnya mengandung pemecahannya, maka disitulah letak kemampuan anda untuk menemukan cara pemecahannya. Hal itu hanya dapat dicapai bermula dari niat anda untuk berbuat sesuatu dalam usaha melepaskan diri dari apa dan bagaimana cara memikirkannya, tapi yang lebih penting dalam niat anda adalah kemampuan menggerakkan berpikir dalam hal menemukan sesuatu yang baru dalam kerangka berpikir kreatif. Berpikir kreatif membutuhkan kekuatan mental sebagai unsur yang sangat menentukan dalam membangkitkan semangat, semangat dapat tumbuh dan berkembang akan ditentukan oleh kebiasaan dalam mengaktualisasikan berpikir ke arah yang positip.
Yang menjadi persoalan anda adalah bagaimana caranya anda memulai untuk menggali tambang emas yang ada dalam diri anda ? Cobalah anda renungkan makna kreativitas dalam usaha anda untuk membangkitkan kebiasaan dalam mental yang positip.
Terasa sulit untuk memulai sesuatu, tapi bila anda memulai dengan mendalami fungsi otak atas sebelah kiri (matematika, angka-angka, logika, linier, urutan, penilaian, bahasa) dan kanan (imajinasi, lamunan, warna, dimensi, ritme) yang memainkan peranan sebagai otak analisis. Kita dapat membayangkan kata-kata dalam lagu merupakan di otak kiri tapi aspek irama musik berada di otak kanan. Otak atas yang kita bicarakan ini hanya memainkan peranan bagian kecil dari kekuatan pikiran, tapi sebaliknya bagian terbesar kekuatan pikiran ada di otak bawah sadar. Simaklah kekuatan pikiran anda untuk membangkitkan kemampuan berpikir kreativitas anda.
Mengembangkan bakat kepemimpinan melalui kreativitas individu sebagai pelaksanaan prinsip keempat ditentukan oleh kemampuan individu untuk menggerakkan kekuatan pikiran yang ada didalam otak, galilah tambang emas yang ada dalam diri sepuas hati anda.
Dengan memahami makna kata tersebut kita mencoba, meletakkan landasan atas kepercayaan diri artinya meyakini kemampuan kita dalam melakukan hal-hal tertentu. Jadi percaya diri akan timbul bila anda memiliki kemampuan untuk melakukan kegiatan yang bisa anda lakukan itu sehingga mampu menyalurkan segala yang anda ketahui dan segala yang anda kerjakan.
Saat anda merenung makna kata yang kita utarakan diatas, gerakkan kepercayaan diri bahwa anda mampu menggali tambang emas yang ada dalam diri anda yaitu pikiran anda melalui kesadaran, kecerdasan dan akal sebagai alat berpikir dengan mengungkapkan pertanyaan atas what to do, whay to do, where to do, when to do, who to do, dan how to do sehingga membentuk peta-peta pikiran yang dapat anda kembang sesuai dengan niat yang telah anda tetapkan.
KREATIVITAS KELOMPOK PRINSIP KELIMA
Kreativitas individu bila dipindahkan kedalam kreativitas kelompok sudah tentu akan menjadi lebih baik dari cetusan wawasan dan imajinasi sebagai individu karena kita akan mendapatkan sumber pemikiran yang diciptakan oleh kekuatan pikiran dari kelompok.
Dalam praktek kerja kelompok harus kita bedakan dengan kerja tim karena kerja kelompok adalah kumpulan beberapa individu yang berkumpul berdasarkan persamaan ciri-ciri atau kepentingan yang didorong kemampuan individu yang dapat bekerjasama untuk mendorong mental individu, melahirkan ide/gagasan lebih banyak serta individu lebih dekat dalam berkomu-nikasi. Sedangkan kerja tim adalah jenis khas kelompok kerja tim harus diorganisasikan dan dikelola secara berbeda dengan jenis kelompok kerja lainnya.
Dengan adanya kebersamaan kepentingan, kita dapat melihat kerja sama yang baik seperti musik yang digemari, dimana ada yang megarang lagu dan ada yang lainnya menciptakan nada. Jadi kelompok bila terdapat pasangan yang cocok, akan melahirkan ide/gagasan yang lebih baik.
Untuk mendapatkan kelompok yang sejalan dengan kreativitas individu, maka kerja sama dapat terwujud bilamana adanya kesamaan dalam 1) menentukan waktu dan tempat untuk berpikir; 2) harus ada daya dorongnya untuk melahirkan gagasan baru; 3) menga-dakan pertemuan tatap muka dan berpikir bersama-sama; 4) berpikir sendiri setelah pertemuan agar dapat mencetuskan gagasan baru; 5) memilih alternatip dari gagasan yang ada atas pertemuan berikutnya; 6) adanya kemauan bersama untuk menahan diri dari perdebatan yang dapat merusak suasana komunikasi.
Dengan demikian kita mengajak dalam kelompok untuk berpikir secara sadar dan tidak sadar kedalam tindakan PERSIAPAN artinya tingkatan berpikir pertama dimana anggota kelompok didorong sebagai langkah awal berpikir kreatip dalam kelompok untuk mengumpulkan fakta atau situasi mengenai suatu persoalan khusus dan menentukannya secara teliti ; USAHA artinya tingkatan berpikir kedua dimana mendorong anggota untuk meningkatkan berpikir dari vertical atau biasa disebut juga konvergen mengandung makna menuju kerah satu jawaban menjadi berpikir divergen atau disebut juga berpikir lateral mengandung makna berpikir kesamping dalam mencari jawaban sebanyak mungkin ; INKUBASI artinya tingkatan berpikir ketiga dimana anggota kelom-pok akan didorong untuk menekan persoalan ke bawah kesadaran ; PENGERTIAN artinya tingkatan berpikir keempat dimana anggota kelompok untuk mendorong menemukan cahaya hati sebagai fajar yang menginsafkan orang akan ditemukan jawaban ; EVALUASI artinya tingkatan berpikir kelima dimana anggota kelompok untuk mendorong agar menilai dengan kritis ide / gagasan yang telah diperoleh. Pola dan proses inilah yang akan dilakukan agar kreativitas kelompok menjadi effektif.
Pola dan proses berpikir kedalam kreativitas kelompok haruslah dipandang sebagai suatu peningkatan berpikir biasa artinya dibentuk dari pengalaman individu dengan perantaraan indera (apa yang mereka lihat, dengar, sentuh, cium dan dicicipi) yang membentuk pengalaman-pengamalan dan diikuti kemampuan mereka untuk pengamatan, tanggapan, dan penyadaran dari yang dilaporkan pancaindera dari dunia luar menghasilkan pengetahuan. Tapi itu tidak berati setiap individu tidak mengenal dalam bentuk berpikir lainnya yang disebut dengan berpikir logis, ilmiah, filsafat dan theologis.
Jadi berpikir kedalam kreativitas kelompok mendorong terwujudnya berpikir logis artinya suatu tahapan berpikir manusia untuk mencapai kebenaran yang sesuai dengan kaidah-kaidah logika. Untuk mencapai kebenaran dalam berpikir itu maka cara manusia berpikir haruslah tepat dan benar atas dasar logika.
Dengan demikian berpikir logis sangat dibutuhkan kedalam kreativitas kelompok untuk mengungkapkan kebenaran atas gagasan / ide yang telah dirumuskan melalui proses berpikir sumbang saran. Oleh karena itu sumbang saran sudah selayaknya dikembangkan sebagai alat manajemen dan pimpinan.
Langkah berpikir dengan memanfaatkan pelaksanaan sumbang saran dengan harapan dapat diwujudkan suatu kebenaran maka langkah-langkah berpikir itu harus ditempuh dengan tahapan yang disebut dengan tahapan menyusun konsep, membentuk pendapat dan menarik kesimpulan.
INOVASI ORGANISASI PRINSIP KEENAM
Bila kreativitas kelompok dikembangkan dan dilola oleh suatu tim secara formal dibentuk maka kreativitas berubah wujud menjadi inovasi yang digerakkan oleh profesional teknis tapi sebaliknya mungkin kurang men-dapatkan perhatian oleh pimpinan puncak.
Dengan aktivitas inovasi yang digerakkan oleh suatu tim kerja kelompok secara formal merupakan langkah kerja berpikir ilimiah (objektif, rasional, sistematis, generalisasi), maka inovasi organisasi prinsip keenam yang harus ditumbuh kembangkan dari pengetahuan menjadi ilmu pengetahuan dengan jalan observasi, riset, eksperiment, persaksian dan otoritas dari para ahli, sehingga inovasi organisasi merupakan tantangan kepemimpinan untuk menterjemahkan keinginan berinovasi ke dalam lingkungan organisasi.
Jadi inovasi organisasi yang sukses haruslah didukung dan digerakkan oleh kepemimpinan puncak, yang memiliki tujuan tertentu dan dihasilkan dari analisa, sistem dan kerja keras tim kerja kelompok sebagai satu proses dua langkah artinya pertama inovasi itu sendiri, kedua suatu usaha yang berisiko tinggi untuk mengubah penemuan menjadi suatu produk atau proses yang berpotensi komersil.
Oleh karena itu, pelaksanaannya harus mengikuti prinsip keharusan bahwa 1) memiliki tujuan yang digerakkkan secara sistimatis, dimulai dengan membuat analisa untuk memaksimumkan peluang yang ada ; 2) inovator yang terlibat meyakini memiliki kemampuan untuk me-manfaatkan otak atas (kiri dan kanan) serta mengintgrasi-kan dengan otak bawah sadar dalam mengungkapkan secara konseptual dan perseptual ; 3) inovasi digerakkan dengan kerja yang jelas, sederhana dan terfokuskan agar semua sumber daya yang digerakkan menjadi efesien dan efektif ; 4) kretivitas kelompok menjadi inovasi organisasi sebaiknya memulai sesuatu dengan pemanfaatan sumber daya yang terbatas agar fleksibel dan mudah dikontol pada saat perubahan harus dilakukan ; 5) agar terjadi kesinambungan aktivitas inovasi yang berhasil, maka hasil akhir lebih menekankan ke orientasi kepemimpinan bukkan menciptakan laba yang besar.
Dengan mengikuti prinsip keharusan yang kita sebutkan diatas, maka suksesnya aktivitas inovasi organisasi juga ditentukan sekelompok orang yang duduk dalam tim, sehingga tim sebagai pelaku dalam kelompok kerja haruslah mampu mewujudkan komunikasi yang effektif sesuai dengan peran-peran yang dilakukan untuk setiap individu, apakah ia berperan sebagai driver (mengandalkan berpikir intuitif), planner (mengandalkan berpikir logis), enabler (mengandalkan kepercayaan diri dalam keputusan yang dapat dikomunikasikan dengan baik), exec ( mengandalkan pengamatan dan perasaan secara realistis), controller ( mengandalkan berpikir analitis).
Melaksanakan inovasi dengan tingkat resiko yang rendah haruslah disusun berdasarkan suatu perencanaan secara sistimatis dan dilaksanakan sesuai dengan tahapannya. Oleh karena itu, Peran tim dalam kerja kelompok haruslah dapat memanfaatkan sinergi dari peran driver, planner, enabler, exec dan controller kedalam aktivitas yang terintergrasi agar sumber daya yang terbatas dapat dioptimalkan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
ANALISIS MASA DEPAN PRINSIP KETUJUH
Memanfaatkan otak atas sebelah kanan yang berperan mengendalikan tubuh bagian kiri dengan fungsi gambar, ritme, warna, seni, imajinasi, kreativitas merupakan langkah awal untuk membangkitkan kesadaran karena disitulah terletak kemampuan untuk menggerakkan wawasan dan imajinasi, jadi kemampuan untuk menggambarkan masa depan merupakan keterampilan untuk mempergunakan alat pikiran sebagai unsur jiwa yang kita sebut dengan kesadaran.
Membangkitkan kesadaran itu adalah dengan jalan kita berpikir artinya kita menyadari benar bahwa seluruh kisaran proses mental yang sadar terjadi karena menggerakkan fungsi otak sebagai alat pikir dan hati sebagai alat menghayati. Dengan demikian meningkatkan keterampilan berpikir yang metodis (yang disadari) merupakan kerja dari dua unsur organ yang ada dalam diri kita yaitu unsur otak dan hati merupakan kebutuhan hidup sebagai prinsip yang harus dikembangkan secara berkesinambungan.
Mengintegrasi intuisi dan analisis membentuk pola-pola berpikir yang kita sebut dengan pola berpikir biasa ( bergaul dengan pengalaman inderawiah untuk membentuk ketahuan-ketehuan); pola berpikir logis ( suatu teknik penalaran untuk dapat menarik kesimpulan yang sah); pola berpikir ilmiah (secara sistematis, metodis dan objektif dalam rangka mencapai kebenaran dalam ilmu pengetahuan); pola berpikir filsafat (dialektis yang terarah untuk mendapatkan kebenaran yang hakiki, intergral dan universal); pola berpikir theologis (menurut islam artinya corak berpikir Qur'ani yang bertujuan untuk mencapai suatu keyakinan bahwa Allah swt adalah Wujud Al Haq).
Untuk menggungkapkan kesadaran dalam memandang gejala atau situasi masa depan untuk memprediksikannya atas gelombang ketidakpastian melalui pola dan tren sebagai proses yang kita sebut dengan extension (membayangkan bagaimana semua itu terus berkembang); elaboration (proses modifikasi, pengembangan lebih lanjut); recycling (daur ulang karena proses lama yang telah dikenal); pattern reversals (penyesuaian yang wajar sebagai hasil ketegangan); strange attraction (pola atau tren yang janggal yang tidak mungkin untuk diprediksikan); chaos ( ketidak teraturan bentuk yang komplek sebagai pengetahuan tentang yang bakal terjadi)
Membangkitkan kesadaran untuk memahmi atas analisis masa depan melalui pola atau tren dalam proses berpikir memberikan kemampuan untuk mengantisipasi situasi yang dapat diidintifikasi menjadi masalah yang dihadapi dengan pemahaman atas penelurusan, bahasa, gaya hidup, ketinggalan zaman, kebebasan berpikir, ajukan pertanyaan mendasar, menyimpan data, kesemuanya itu berorientasi dan meninjau hal-hal yang terkait kedalam diri sendiri serta menangkap apa-apa yang terjadi diluar diri kita.
Selanjutnya kesadaran yang dipusatkan dapat mempertajam pancaindera kita kesatu arah perhatian.
Kesadaran sebagai alat pikir harus dapat kita tumbuh kembangkan dengan mengoptimalkan otak atas sebelah kanan yang berfungsi imajinasi, kreativitas, gambar, ritme, seni yang tidak terikat parameter ilimiah dan matematis.
Dengan menggali tambang emas yang ada pada diri kita, yang kita sebut pikiran baru dimanfaatkan 1 % menurut para ahli, potensi yang besar itu sangat tergantung pada kita untuk menggalinya.
Menggerakkan kesadaran sebagai alat pikir secara berkesinambungan haruslah merupakan usaha untuk membentuk kebiasaan dalam proses berpikir karena disitulah terletak kita memulai memanfaatkan otak dalam pemberdayaan memori, emosi dan naluri agar analisis strategis bergerak sejalan dengan tuntutan perubahan, tanpa itu maka proses berpikir kita tidak membentuk kebiasaan untuk mengintergrasikan unsur otak dan hati. Jadi dengan menghayati makna kesadaran melalui huruf menjadi kata bermakna akan memberikan daya dorong untuk kita bisa berpikir metodis dalam mengembangkan kesadaran kepemimpinan agar kita mampu meningkatkan keterampilan dalam memahami kekuatan pemikiran dan membentuk kebiasaan pikiran yang sehat serta produktif.
Jadi dengan mengembangkan kesadaran kepemimpinan dapat mendorong keterampilan dalam mengungkapkan hal-hal yang terkait dengan 1) kemampuan menidentifikasi dan membuat daftar pusat perhatian dari beragam situasi yang dihadapi; 2) memilah-milah pusat perhatian menjadi pusat perhatian yang utama; 3) menggariskan tingkat prioritasnya yang terkait dengan dampak, urgensi dan kecenderungannnya 4) selanjutnya ia menentukan keterampilan apa yang dibutuhkan dalam menghayati langkah berikutnya dalam berpikir.
MERESPON ANTISIPATIF PRINSIP KEDELAPAN
Hasil kerja kesadaran belumlah berarti apa-apa, sehingga kesadaran belaka tidak berdaya karena kesadaran menyadarkan apa-apa, barulah bermakna merespon antisipatip sebagai prinsip kedelapan karena melalui kecerdasan melaporkan kepada kita situasi permasalahan dan hubungan-hubungannya.
Oleh karena itu mengembangkan kecerdasan kepemimpinan dalam merespon antisipatif merupakan prinsip kedelapan merupakan langkah untuk memanfaatkan otak atas sebelah kiri adalah yang berperan untuk mengendalikan tubuh bagian kanan dengan fungsi menangani angka, lokika, analisis, sains, matematika dan hal lain yang terkait dengan pemikiran rasional.
Jadi kecerdasan sebagai alat pikir dalam merespon atas hasil kerja kesadaran, maka sebelum kita membuat langkah-langkah atas masalah-masalah yang kritis, pokok dan insidentil serta hubungan-hubungannya satu sama lain, maka proses berpikir tersebut dalam memandang masa depan terhadap situasi dari dalam dan dari luar lingkungan sendiri menuntun pemahaman kita saling keterkaitan antara hasil kerja kesadaran dan kecerdasan untuk melakukan proses perubahan itu sendiri.
Dengan kecerdasan pula yang akan menuntun pemahaman atas proses perubahan yang akan menjelaskan tentang cara dalam proses perubahan itu sendiri dengan gaya bertahap (mengambil langkah sedikit demi sedikit dan berkelanjutan menjadi besar) ; gaya perubahan sistimatik (melakukan perubahan transformasi total sebagai tuntutan untuk merespon dengan cepat dan komprehensif). Gaya manapun yang akan diterapkan, menuntut adanya perubahan yang berencana, sehingga dalam mengaktualisasikan kecerdasan dalam proses berpikir haruslah berusaha untuk menghilangkan pikiran-pikiran yang mengarah kepada disfungsional (perkecualian; paksaan) atau perubahan-perubahan yang mengejutkan.
Sejalan dengan ungkapan diatas, maka kecerdasan sebagai alat pikir dan sebagai unsur jiwa dalam menangkap hal-hal yang terkait dengan masa depan, tidak dapat melepaskan dari pemikiran-pemikiran dari pengalaman masa lalu, sehingga pengetahuan yang terbentuk dari pengalaman masa lalu menghasilkan pengetahuan masa sekarang membuka jalan untuk meramalkan masa depan.
Kecerdasan sebagai alat pikir harus dapat kita tumbuh kembangkan dengan mengoptimalkan otak atas sebelah kiri yang berfungsi menangani angka, logika, analis, sains, matematika dan hal lain yang terkait dengan pemi-kiran rasional.
Bila dengan kesadaran mengungkapkan untuk menyadarkan apa-apa, maka dengan kecerdasan memberitahukan dalam pikiran kita keadaan masalah dan hubungan-hubungannya, maka memanfaatkan kecerdasan dalam proses berpikir akan membentuk kebiasaan agar segala sesuatu untuk dipikirkan kesinambungan komunikasi antara kecerdasan dengan kesadaran.
Dengan demikian mengembangkan kecerdasan kepemimpinan yang didorong oleh pemahaman huruf dan kata yang bermakna atas kecerdasan membentuk kebiasaan dalam proses berpikir untuk meningkatkan keterampilan berpikir secara sadar dan metodis dalam menumbuh kembangkan rasa optimis, percaya diri dan tetap berhubungan dengan realitas dalam memprediksi atas masalah dan hubungannya atas peristiwa yang bakal terjadi.
Jadi dengan mengembangkan kecerdasan kepemimpinan dapat mendorong keterampilan dalam mengungkapkan tindak lanjut dari hasil kesadaran menjadi usaha-usaha mengungkapkan hal-hal yang terkait dengan proses analisis penyebabkannya dengan langkah berpikir kedalam 1) merumuskan masalah yang dihadapi dengan menyatakan masalah kritis, pokok dan insidentil ; 2) menetapkan perbandingan yang terbaik melalui what, where, when dan magnitude ; 3) mengidentifikasi kejelasan yang terkait antara fakta-fakta yang diopservasi dengan fakta-fakta dibandingkan; 4) merespon penyebab dan membuktikan
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN PRINSIP KESEMBILAN
Proses berpikir mencakup dua lingkungan yaitu lingkungan alam sadar dan alam bawah sadar. Untuk menggerakkan proses berpikir dalam alam sadar memanfaatkan otak atas dimana masing-masing otak (kiri dan kanan) harus dapat memberikan rangsangan satu sama lain, jangan sampai terjadi salah satu tidak berperan sebagaimana layaknya. Jadi kesadaran (otak atas kanan) dan kecerdasan (otak atas kiri), keduanya menjadi alat pikir dari otak.
Sedangkan otak bawah sadar, yang juga disebut otak kecil artinya ia berpusat di hati oleh karena itu, ia berperan untuk mengendalikan semua fungsi tubuh yang tidak disadari dan otomatis, sehingga otak bawah akan bekerja secara terpisah dengan otak atas. Jadi otak bawah sadar yang kita sebut dengan Akal mengandung arti dari satu sisi sebagai ilmu tentang hakikat segala sesuatu, letaknya dalam hati dan disisi lain kata Akal itu dipergunakan kepada yang mengenal ilmu itu ialah hati yakni benda halus dan indah itu. Jadi hati akan berperan untuk menghayati dalam mengendalikan emosi, seksuali-tas dan pusat kenikmatan, oleh karena itu otak bawah sadar yang kita sebut Akal sebagai alat pikir. Proses berpikir dengan memanfaatkan otak bawah sadar menjadi hasil kerja hati dengan penghayatan yang juga kita sebut dengan intuisi. Dengan demikian intuisi termasuk salah satu bentuk berpikir juga.
Kesadaran menyadarkan apa-apa, namun kecerdasan memberitahukan kepaada kita keadaan masalah dan hubungan-hubungannya. Apakah gerangan bahaya bagi kita. Itu saja tidak cukup dalam proses berpikir, yang menjadi persoalan berikutnya adalah bagaimana kita menghindarinya atau menumpasnya. Disnilah tampil prinsip kesembilan sebagai suatu proses berkir yang muncul kepermukaan yang disebut dengan akal sebagai alat pikir untuk mencari jalan untuk tujuan itu. Dengan Akal dalam proses berpikir menunjukkan dimana letak bahaya, jenis bahaya, apa segara datang atau berlagsung tetap sebagai bahaya, bagaimana ia dapat dihindarkan, selanjutnya menunjukkan jalan dan cara-caranya mencapai tujuan itu agar supaya dilaksanakannya. Itulah pekerjaan akal. Dalam hal tertentu, ia juga bekerja membuat pertimbangan-pertimbangan tertentu.
Dengan demikian, kita harus menyadari bahwa mengembangkan akal kepe- mimpinan merupakan unsur jiwa ketiga selain kesadaran dan kecerdasan. Oleh karena itu ketiga unsur jiwa itu, bertindak serentak dalam proses berpikir, saling mengisi dan saling membantu sehingga menyerupai tritunggal. Akhirnya kita dapat menyatakan bahwa tidak dapat menyebutkan yang satu dengan meninggalkan dua yang lainnya, dengan ungkapan ini alat pikiran sebagai kecakapan jiwa yang didalam fungsinya bertindak serentak sebagai tri-tunggal dan merupakan alat pikiran yang utama untuk kita kembangkan.
Akal sebagai alat pikir yang akan merespon dari proses berpikir kesadaran dan kecerdasan untuk memberikan jawaban tindakan apa yang diambil sekarang sebagai tindak lanjut dari pengambilan keputusan, oleh karena itu dengan pemahaman makna akal kita dapat menghayati untuk menanyakan hal-hal 1) apakah yang menjadi maksud dari keputusan; 2) adakah suatu keputusan sesungguhnya diperlukan sekarang; 3) apa kreteria pemilihan; 4) apa alternatif yang seharusnya anda pertimbangkan; 5) apa resiko yang dihadapi; 6) seberapa jauh keseriusan resiko tersebut.
Bagaimanapun juga hasil kerja akal dengan penghayatan akan merespon pertanyaan-pertanyaan yang kita kemukakan diatas dari unsur otak dan hati artinya otak sebagai alat pikir dan hati sebagai alat menghayati. Dengan demikian kita berpikir dalam kerangka yang metodis atau dengan kata lain berpikir yang disadari.
Sejalan dengan pemikiran diatas maka proses berpikir dengan memanfaatkan akal sebagai alat pikir menuntun kita dalam proses berpikir dengan tahapan sebagai berikut :
Langkah pertama, adalah membuat pernyataan atas maksud keputusan, dengan mengajukan pertanyaan 1) adakah saya sedang mencoba membuat apa pilihan; 2) mengapa perlu-nya keputusan ini; 3) apa keputusan yang dibuat sebelum-nya. Dengan membuat tiga pertanyaan tersebut kita mencoba merumuskan maksud tujuan pengambilan keputusan.
Langkah kedua, adalah menggariskan kreteria sebagai rujukan dalam pengambilan keputusan, jadi keputusan yang baik adalah mendapatkan hasil yang diperlukan berdasarkan kreteria yang ditetapkan.
Langkah ketiga, adalah mengembangkan dan membandingkan alternatif-alternatif sebagai suatu langkah untuk menentukan pilihan atasnya.
Langkah keempat, adalah langkah untuk mengambil keputusan yang terbaik melalui analisis resiko artinya mengidentifikasikan dan menilai resiko.
Berpikir secara metodis yang kita kemukakan diatas menuntut adanya keterampilan kepemimpinan dalam memanfaatkan tri-tunggal sebagai unsur jiwa dalam proses pengambilan keputusan, bagaimana membuat keputusan yang benar pada waktu yang benar

Tidak ada komentar: