Sabtu, 31 Januari 2009
Daftar Riwayat Hidup
Curriculum Vitae
N a m a : Al Munzir As Salamy, S.Pd.I
Tempat/Tgl lahir : Sibreh, 22 February 1982
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Desa Lamnga kecamatan Montsik
Hp. 085260220900
KELUARGA
Nama Ayah : Abdul Salam
Tempat/Tgl lahir : Aceh Besar, 1945
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SD
Nama Ibu : Radhian
Tempat/Tgl lahir : Sibreh, 1955
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : MAN Jeureula
Nama Istri : Nely Ulfiati, A.Md Keb
Tempat/Tgl lahir : Montasik, 2 April 1981
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : S.2 Magister Of Publik Health (KIA-KR) Universitas Gajah Mada (UGM)
Nama Anak (1) : Alliya Syasya Zirly
Tempat/Tgl Lahir : Aceh Besar, 06 Juni 2006
Agama : Islam
Nama Anak (2) : Imam Aufa Elfathan Zirly
Tempat/Tgl Lahir : Yogyakarta, 29 Desember 2008
Agama : Islam
KARIER
1. Guru SD 1 Pagar Air, 2004
PENDIDIKAN
1. MINF Jeureula Sibreh 1994
2. Paket B, 1996
3. MTsN II Banda Aceh Tahun 1997
4. SMA Negeri 1Ingin Jaya
5. D.II PGMI UNMUHA
6. S.1 Fakultas Tarbiah Universitas Serambi Mekkah
7. S.2 Magister Manajemen UNSYIAH (Smt.I)
8. S.2 Magister Manajemen Pendidikan UNSYIAH (Smt.III)
9. S.2 Magister Sains Psikologi Sekolah UAD Yogyakarta (Smt.II)
PELATIHAN
1. Leadership Basic Training (LBT) PII di Sibreh, 1999
2. Mental Training PII di Sibreh, 2000
3. Mental Training PII di Bambi, Pidie, 2001
4. Perkampungan kerja Pemuda Remaja Mesjid Indonesia, Aceh Tenggara, 2002
5. Latihan Insenti Brigade PII, Ujung Pancu, 2002
6. Latihan Kader Dasar ISKADA, 2002
7. Couching Instruktur Pelajar Islam Indonesia (PII), Aceh Besar, 2002
8. Simposium Pelajar Nasional, Jakarta, 2002
9. Training Advokasi Pelajar Nasional, Jakarta Selatan, 2002
10. Pertukaran Pemuda Antar Provinsi (Koordinator), PPAP Jakarta, 2004
11. Kemah Kesatuan Pemuda (Koordinator) Cibubur Jakarta timur, 2004
12. Mastamah IMM NAD, 2001
13. Darul Arqam Dasar IMM Se-NAD (Peserta Terbaik) Banda Aceh, 2002
14. Darul Arqam Menengah IMM Se-Sumatera, Banda Aceh, 2002
15. Pelatihan Kader Ulama Se-NAD, Dinas Syariat Islam NAD/MPU, Banda Aceh, 2003
16. Pelatihan Keluarga Sakinah, Depag NAD, Banda Aceh, 2003
17. Pelatihan Khatib, MPU NAD, Banda Aceh 2003
18. Pelatihan Keluarga Berencana, BKKBN NAD, Banda Aceh, 2002
19. Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Pemuda, Kanpora Aceh Besar, Jantho, 2003
20. Pelatihan Budidaya RAMI, Aswaja, Banda Aceh, 2002
21. Pelatihan Keluarga Sakinah, Depag NAD, Banda Aceh, 2004
22. Pelatihan Ta’mir Masjid, Depag.NAD, Banda Aceh 2004
23. Perkampungan kerja Pemuda Remaja Mesjid Indonesia, Aceh Tamiang, 2004
24. Pelatihan Khatib, MPU Aceh Besar, Lambaro 2004
25. Pelatihan Dewan Hakim MTQ, Dinas Syariat Islam Aceh Besar, Jantho,2004
26. Pelatihan Kids Mard IBM, Banda Aceh, 2005
27. Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Pemuda, Kanpora Aceh Besar, Jantho, 2003
28. Pelatihan Peningkatan Pendidikan, JICA, Medan 2005
KEORGANISASIAN
1. Ketua Umum Remaja Mesjid Aneuk Batee, 2002-2004
2. Ketua Dep. Pendidikan Ikatan Pemuda Pelajar Sibreh (IPPS), 2002-2004
3. Sekretaris LPI Mahyal ‘Ulum Al Aziziyyah, 2002
4. Ketua PPO Asosiasi Rami Aceh (ARA) 2002-2005
5. Ketua.Dep.Sosial Ekonomi Ikatan Mahasiswa Muhammadiah (IMM) Banda Aceh,2002-2003
6. Ketua Umum HIMAB Sukamakmur, 2003-2005
7. Ketua Umum PII Komisariat Remesba,2002-2004
8. Dewan Mandataris Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM) Aceh Besar, 2004
9. Sekum Badan Komunikasi Pemuda Remaaja Mesjid Indonesia (BKPRMI) Aceh Besar, 2004-2007
10. Ketua Umum (Pelajar Islam Indonesia) PII Aceh Besar, 2005-2006
11. Ketua I Purna Prakarya Muda Indonesia (PPMI) NAD Periode 2007-2012
12. Ketua I Rabithah Thaliban Aceh (RTA) Cabang Aceh Besar, 2004-2007
13. Ketua Pengembangan RISET PB.RTA NAD, 2008-2011
14. Anggota ISKADA, tahun 2002
15. Ketua KNPI Sukamakmur
16. Ketua Umum FOKUS-GEMPAR 2006-2008
17. Sekretaris Umum Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Aceh Besar 2007-2009
18. Wakil Sekretaris Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Aceh Besar, 2008
POLITIK
1. Untuk sementara tidak kemana-mana tapi ada dimana-mana
Yogyakarta, 29 Desember 2008
AL MUNZIR AS SALAMI, S.PdI
Rabu, 28 Januari 2009
Study Kasus Pengunduran Diri Bupati Aceh Besar
BUPATI ACEH BESAR MENGUDURKAN DIRI
Oleh Al Munzir As-salamy
Sejak dilantik oleh Gubernur Irwandi Yusuf pada 1 Maret 2007, dari sinilah pasangan Bukhari-Anwar mengawali karir sebagai kepala daerah Kabupaten Aceh Besar. Namun tanpa diduga, pada Jumat 5 September 2008, Bukhari membuat sebuah keputusan yang sangat menyentak sekaligus mengagetkan. Di atas selembar kertas yang mencantumkan tulisan tangannya sendiri, Bukhari menyatakan mundur dari jabatannya tampa mnyertai alasan yang jelas. Inilah peristiwa bersejarah seorang bupati hasil pilihan rakyat mengundurkan diri. Bukhari adalah sosok lelaki yang “brilian”. Dia adalah Doktor Ilmu Sociolinguistics dari The University of Melbourne, Australia Ia dulu pernah ditawarkan menjadi dosen di Universitas Cornel AS. Tapi lelaki yang kerap tampil menjadi khatib Jumat sebelum menjadi bupati ini menolaknya. Alasannya ia ingin mengabdi untuk masyarakat Aceh Besar. Rupanya, keinginan itu terkabul setelah dua partai besar, PAN dan PBR mengusungnya menjadi bupati bersama pasangannya, Anwar Ahmad. menanggapi berita mundurnya Bukhari Daud dari jabatannya sebagai Bupati Aceh Besar atas kehendak sendiri tidak ada masalah, tapi secara social dan politis ia telah mengecewakan pemilihnya yang telah memilihnya dalam Pilkadasung Aceh Besar pada 11 Desember 2006.
Bupati harus menjelaskan secara terbuka kepada masyarakat Aceh Besar alasan mundur. permintaan mundur atas kemauan sendiri dari jabatan bupati, ada diatur dalam Pasal 48 ayat b) dalam UU Pemerintahan Aceh Nomor 11 Tahun 2006. Namun, untuk tidak mengecewakan rakyat yang memilihnya, ada baiknya menjelaskan kepada masyarakat Aceh Besar secara terbuka. Saat ini, masyarakat Aceh Besar, terutama pemilihnya pada waktu pilkada masih penasaran kenapa ia mundur. Jika Bukhari tidak menjelaskan alasannya, pemilihnya semakin penasaran dan kecewa berat. Sesulit apapun alasan yang akan disampaikan, namun tetap harus dijelaskan sebagai bentuk pertanggungjawaban moral kepada pemilih dan masyarakat Aceh Besar.
Dalam surat pernyataan mundur yang ditulisnya dengan tulisan tangan sendiri tertanggal 05 September 2008, tidak menyebutkan alasan mengundurkan diri, setiap sesuatu yang diputuskan sendiri, apalagi menyangkut kepentingan publik, harus punya alasan yang kuat. jika dirinya sakit dan tidak bisa melaksanakan tugas sebagai Bupati Aceh Besar, masyarakat dapat memahami dan memakluminya. bila dikaji dari sisi politis, tidak mungkin terjadi. Sebab, duet kepemimpinan Bukhari-Anwar mendapat dukungan masyarakat dalam pilkada dan mendapat dukungan yang kuat. Ini besar pengaruhnya dari faktor kepribadian dan lingkungan sosial.
Tampilnya duet Bukhari-Anwar sebagai pucuk pimpinan pemerintahan di Kabupaten Aceh Besar yang berpenduduk sekitar 225.948 jiwa menjadi catatan sejarah tersendiri bagi masyarakatnya yang mendiami 22 kecamatan tersebut. Pasangan Bukhari-Anwar adalah produk pilihan rakyat yang dibuktikan melalui pemilihan kepala daerah secara langsung pada 11 Desember 2006. Kini, ketika jabatan itu baru 18 bulan diembannya, tiba-tiba Bukhari menyatakan mundur. Wajar, kalau kemudian muncul berbagai pertanyaan, kenapa masa tugas yang seharusnya berakhir pada 1 Maret 2012 itu tiba-tiba berhenti sebelum setengah perjalanan. meskipun telah menyampaikan pernyataan pengunduran diri, Bukhari Daud masih menjadi Bupati Aceh Besar sampai ada keputusan dari Menteri Dalam Negeri. “Secara yuridis formal, ia masih menjabat sebagi bupati hingga ada keputusan dari Menteri Dalam Negeri, dan nantinya akan ada mekanisme tersendiri menyangkut pelaksanaan keputusan tersebut.
Hal ini menimbulkan Proses-proses psikis (bingung, penasaran, sedih dll) dan sifat pribadi individu (internal) tidak mungkin dilepaskan dengan kondisi lingkungan (eksternal). Kesedihan dan rasa tertekan beliau pasti berhubungan dengan faktor luar sebagai penyebab. Tidak mungkin seseorang tiba-tiba menangis tanpa sebab eksternal. Individu tidak bisa terisolir dalam kamar maya yang memisahkan dari dunia luarnya.
Menurut penulis keputusan yang diambil beliau tidak terlepas dari pengaruh social disamping beberapa pengaruh lainnya, ada beberapa kemungkinan alasan beliau mengudurkan diri, diantaranya;
1. Kesehatan
Akibat tidak sanggup mengemban tugas-tugas yang dirasa amat berat sehingga membuat kondisi kesehatan yang mulai menurun.
2. Manuver Politik
• Pihak Tertentu; untuk memecah-belah pemerintahan. Bisa jadi mereka adalah oknum-oknum birokrasi, legislasi, kontraktor dan para elite politik (kalah) untuk bermain dan menghancurkan Aceh Besar karena hasyratnya tidak tercapai.
• Manuver Pribadi/Tim Bupati; merebut hati rakyat dan menilai sejauh mana dukungan moril masyarakat, akan tetapi momen ini juga dimanfaatkan oleh barisan sakit hati sehingga digembar-gemborkan bahwa bupati sosok yang cengeng.
3. Keharmonisan
Tidak harmonisnya perangkat pendukung sehingga banyak konsepnya yang tidak jalan sehingga ia merasa eksistensinya sebagai bupati sia-sia saja dari pada menjadi fitnah.
4. Korban Tim Sukses
Satu sisi, keputusan Bukhari Daud untuk mundur dari jabatannya patut disayangkan, namun di sisi lain, keputusan itu diduga sebagai bentuk ketidakberdayaannya melawan tekanan dari tim sukses yang merasa telah berbuat untuk menempatkannya sebagai Bupati Aceh Besar. Kalau memang itu yang terjadi, maka inilah yang dinamakan tim sukses yang ingin menyukseskan diri.
5. Tekanan
Bentuk tekanan yang dilakukan oleh orang-orang yang merasa telah membantu dan kelompok yang menganggap dirinya punya kekuatan untuk menekan seorang bupati, bermacam-macam. Ada yang berorientasi proyek, politis, dan intervensi dalam penempatan pejabat. setelah beliau terpilih jadi bupati ada pula yang mengaku diri sebagai pahlawan, sehingga semua keinginan dan omongan dia harus didengar dan dituruti bupati, hal ini Terindikasi belum siap memberikan alasan yang kongkrit. Bagi sosok seperti Bukhari yang dikenal memiliki pengetahuan agama yang relatif tinggi, tentu tak bisa menerima cara-cara yang tidak sesuai dengan hati nuraninya. Bukhari sadar betul, setiap pemimpin kelak akan dimintai pertanggungjawaban menyangkut kepemimpinannya.
6. Idealisme
Idealisme dan komitmennya yang kokoh, ternyata tak bisa bertahan dalam kondisi politik yang dipimpinnya sudah berada pada krisis, termasuk krisis moral yang kemudian membuat sikap seorang Bukhari, harus “membenci” dengan cara mundur dari jabatan nomor satu di kabupaten Aceh Besar. Nuraninya tak mau dikotori dengan intrik politik, dan demokrasi yang terus-menerus lebih bermuara pada kepentingan pribadi dan kelompok serta kepentingan lainnya. Sesuai karakternya ia terus-terusan diuji dalam kapasitas jabatan politiknya, maka ia memilih mundur sebagai jalan terbaik baginya. Saya menilai di sinilah “sikap moral” seorang pribadi Bukhari Daud, yang kemudian mengundang simpati public.
Dalam masa kepemimpinannya sebagai bupati, ia dikenal bersih dari berbagai permainan politik maupun bersih dari penerimaan melawan kodrat yang tidak halal. Pengunduran dirinya tersebut, tampaknya memang ia butuh bersih, rasa suci dan itu adalah syarat utama untuk percaya diri. Mungkin saja selama ia bergumul dengan jabatannya tersebut, ia tampaknya tidak haqul yakin untuk percaya diri, walau wajahnya dibasahi air selama berwudhuk, namun ia belum merasa bersuci dengan kesibukannya sehari-hari yang selalu melawan nuraninya.
Walau cuci muka dikala berwudhuk, dan itu bukan hanya sekedar transsidental dengan Allah yang dijalankannya, lebih dari itu bukan juga sekedar sugesti yang berlaku subjektif, melainkan suatu metode objektif yang telah menempatkannya sekarang tambah dicintai, karena semua orang juga mengetahui bahwa perpolitikan masa transsisi sekarang di Aceh, butuh figur yang tahan banting, bahkan para kepala dinaspun diuji dengan berbagai kesimpang-siuran, akibat kepentingan yang mendominasinya dimana-mana. Tampaknya Buchari bukan avonturir politik yang tahan uji untuk dibanting. Apa boleh buat, ia harus meninggalkan jabatan yang diperebutkan orang, sebaliknya ia lebih percaya diri untuk kembali ke kampus. Mungkin lebih bahagia jika ia berceramah dimana-mana. Ia dekat dengan masyarakat, ceramahnyapun selalu ditunggu dari pada ia dekat degan protekuler, karena jabatannya yang formal dengan orang yang mencintainya.
Tepat juga sebahagian orang mengatakan bahwa untuk menjadi pemimpin di Aceh sekarang haruslah figur yang setengah gila. Pengertian setengah gila tersebut, harus sedikit arogan, sedikit urakan dan pemberani, meskipun kurang berwawasan tentang peristiwa komunikasi sosial serta tidak memiliki imajinasi terhadap citra cirinya sendiri di depan rakyatnya. Vitalitas dibutuhkan untuk memimpin rakyat Aceh yang senang dengan harga dirinya, senang dengan adat istiadat, dan senang dengan politik serta hukum-hukum adat yang berestetika.
Meskipun demikian menurut penulis proses pengunduran Bukhari Daud dari bupati Aceh Besar kurang tepat, dimana seharusnya beliau harus melakukan langkah-langkah strategis sebelumnya, diantaranya;
a. menyampaikan niatnya mengundurkan diri kepada Pengurus Partai Bintang Reformasi (PBR) dan dan Partai Amanat Nasional (PAN) yang mengusungnya pada Pilkada 2006.
b. Konsultasi dengan berbagai pihak
Dikonsultasikan dengan Rektor Unsyiah yang nota bene adalah induk pengabdiannya. Seharusnya Buchari yang juga secara pribadi dekat dengan sang rektor, karena saat kuliah ia satu angkatan dengan Prof. Dr. Darni M. Daud, namun sang rektor, juga agak kaget dengan keputusan Buchari. Kenyataan demikian menunjukkan bahwa siklus kerja orang-orang kampus yang diperbantukan di luar, kurang ada koordinasi dengan almamaternya, beda dengan perwira yang memiliki sikap komando, buruk baik tetap sepengetahuan induk markasnya untuk melapor dan mendapat solusi yang tepat untuk dilindungi oleh korpnya baju hijau.
c. Bila alasan pengunduran dirinya adalah alasan kesehatan maka langkah yang tepat adalah mengambil cuti untuk beberapa minggu/bulan.
d. Tidak alergi dengan kritikan
e. Harus tetap bertugas sebelum ada kebijakan atasan
Tidak boleh seorang bupati menyatakan mengundurkan diri lalu serta merta meninggalkan tugasnya. Pengunduran diri seorang kepala daerah memiliki tahapan dan mekanisme tersendiri seperti diatur dalam PP Nomor 6/2005,” ujar Juru Bicara Departemen Dalam Negeri (Depdagri) permohonan pengunduran diri Bupati Aceh Besar harus dibawa dalam sidang paripurna DPRK Aceh Besar. Apabila disetujui, selanjutnya diusulkan kepada Mendagri melalui gubernur.
f. walaupun ia sudah menyatakan mundur, tapi secara etika pemerintahan harus menjelaskan alasan mundur itu ke publik. Karena ia adalah Bupati hasil pilihan rakyat. Selain itu, Bukhari juga harus menjelaskan alasan itu ke DPRK Aceh Besar dan hal itu harus diterima oleh DPRK. meskipun mundur adalah hak secara hukum, tapi jalan itu tidak tepat sebab masyarakat Aceh Besar masih membutuhkan Bukhari sebagai bupati.
g. Kalaupun Tertekan Tidak Boleh Cengeng
Kasat mata memang ada kesejahteraan, namun tidak merata. Ini mengindikasikan ketidakkompakan. Ada yang berjalan sendiri-sendiri. Ada pula yang satu menekan yang lain. Sebaliknya, yang tertekan malah meringis, cengeng. Padahal, yang namanya menangis, ngambek, merajuk, dan semacamnya adalah ekspresi feminis, tidak macho. Dan, ekspresi itu bukan sikap dan bukan pula solusi, hambatan dan tantangan adalah hal yang lumrah apalagi bagi pejabat publik. Masyarakat juga harus diberi pemahaman secara terus menerus bahwa membangun itu tidak mudah, butuh waktu dan kesabaran.
Penting diperhatikan beberapa hal atas sikap murni bupati yang kiranya menjadi teladan di sisi demokrasi, namun dari segi koordinasi dengan para penisepuh perlu adanya konsultasi, apalagi di Aceh Besar tidak sedikit orang-orang tua yang kita butuhkan nasihatnya untuk minta petunjuk agar pengambilan keputusan untuk pengunduran diri seperti yang terjadi diharapkan sebagai pencerminan sikap bersama dan sikap demikian tidak lazim terjadi, karena Dr. Buchari salah satu figur yang disukai dan selalu dekat dengan rakyat. Jadi dari segi kepentingan politik, beliau tidaklah terkesan sebagai orang yang dikorbankan, karenanya perlu diperhatikan beberapa hal :
Pertama, para tokoh Aceh Besar harus kompak dan perlu team work yang kuat dalam motifasi untuk mengisi pembangunan. Para politisi harus mendengar penisepuh yang berkharisma. Tidak selalu mengutamakan kepentingan politik dari kepentingan kebersamaan dan kekompakan. Tokoh Aceh Besar perlu melakukan konsolidasi segera guna meluruskan citra baik Aceh Besar dalam percaturan politik.
Kedua, keputusan mundur bupati tidak menjadi presenden buruk untuk satu saat akan menjadi model bagi Aceh, kecuali memang sikap mental politisi yang gagal dalam memimpin, sebaiknya lekas mundur sebelum dimundurkan.
Ketiga, yang berminat untuk menjadi pemimpin harus berpikir matang sebelum mempertaruhkan namanya dan “siap mental” untuk duduk di jabatan politis serta tidak hanya sekedar berminat, tetapi juga dibutuhkan bakat untuk selalu tahan banting, karena Buchari sebelumnya tidak pernar berkarir di jabatan politis. Sisi lain para politisipun tidak menjadikan sang bupati sebagai figur untuk dimanfaatkan (dimana saja) sebagai peluang untuk menghancurkan nama baiknya.
Keempat, jabatan apapun yang diemban, baik sebagai kepala daerah, kepala dinas atau menteri sekalipun, jika pada kondisi sekarang membutuhkan kehati-hatian untuk tidak terperosok ke jurang hotel prodeo. Dimana-mana peluang untuk korupsi mengundang ketidakhatian untuk tergiur berbuat dosa yang sangat tidak disukai oleh tipe seperti Buchari yang selalu mengandalkan imannya untuk berbuat. Apalagi jika memang ia pernah diancam dengan berbagai model kepentingan yang dapat menjerumuskannya.
Kelima, tentu para cendekia kampus tidak akan membiarkan Buchari sunyi dalam kesendirian. Ia punya potensi besar untuk tidak dikatakan gagal dalam memimpin, justru sebaliknya kondisi alam keseharian dan perpolitikan internal di Aceh Besar mungkin kurang bersahabat untuk merangkul kejatidirian Buchari yang sangat hati-hati dalam bersikap sebagai kepala daerah untuk tidak berlumuran dosa, karena ia tampaknya tidak siap untuk itu. Aceh Besar memiliki potensi alam untuk bergaung ke depan, siapa kader pengganti Buchari akan lebih menempatkan Jantho sebagai ibukota yang diharapkan jauh dari fenomena jeratan politik, melodi Aceh Besar juga melodi Tengku Buchari yang memancarkan cahaya air wudhuk dan min atsaris sujud, dan itu semua berkat tradisi sujudnya.
Ada beberapa akibat dari sikap yang diambil oleh bupati Aceh Besar, diantaranya :
1. Kekecewaan Masyarakat khususnya pendukung;
2. Iklim politik dan birokrasi di Aceh Besar yang tidak sehat sehingga menjadi sumber penderitaan lahir batin bagi dirinya. Sehingga terjadilah suatu dilema antara mengikuti iklim yang sudah tumbuh menjadi kebiasaan namun tidak dapat diterima oleh nurani, atau menentang iklim ini dengan berbagai resiko,” iklim politik yang berkembang di daerah tersebut seolah-olah telah didasari oleh sebuah filsafat politik bahwa politik adalah untuk mengalahkan dan menguasai, kalau tidak Anda akan dikalahkan atau dikuasai. iklim politik dan birokrasi yang tidak sehat ini telah menyebabkan kondisi kesehatannya memburuk, baik secara fisik maupun mental. “Beban pekerjaan yang semakin berat yang tidak sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, dikhawatirkan akan berdampak buruk dan dapat berakibat fatal bagi kelangsungan tata pemerintahan di Kabupaten Aceh Besar, maupun terhadap diri bupati pribadi.
3. Terpecahnya konsentrasi pelaksanaan roda pemerintahan sehingga menggalami gangguan pelayanan terhadap masyarakat;
4. Dimanfaatkan pihak tertentu untuk kepentingan pribadi atau kelompok. Apalagi menjelang Pemilu 2009, ini menjadi konsumsi politik yang paling empuk untuk dijadikan bahan kampanye hitam yang dapat berimplikasi luas pada tidak jalannya pembangunan dan mengganggu stabilitas politik di Aceh Besar.
Demikianlah tanggapan penulis terhadap suatu kasus yang menyangkut dengan proses psikologi social, semoga dapat bermanfaat bagi penulis khusunya dan juga bagi pembaca.
Oleh Al Munzir As-salamy
Sejak dilantik oleh Gubernur Irwandi Yusuf pada 1 Maret 2007, dari sinilah pasangan Bukhari-Anwar mengawali karir sebagai kepala daerah Kabupaten Aceh Besar. Namun tanpa diduga, pada Jumat 5 September 2008, Bukhari membuat sebuah keputusan yang sangat menyentak sekaligus mengagetkan. Di atas selembar kertas yang mencantumkan tulisan tangannya sendiri, Bukhari menyatakan mundur dari jabatannya tampa mnyertai alasan yang jelas. Inilah peristiwa bersejarah seorang bupati hasil pilihan rakyat mengundurkan diri. Bukhari adalah sosok lelaki yang “brilian”. Dia adalah Doktor Ilmu Sociolinguistics dari The University of Melbourne, Australia Ia dulu pernah ditawarkan menjadi dosen di Universitas Cornel AS. Tapi lelaki yang kerap tampil menjadi khatib Jumat sebelum menjadi bupati ini menolaknya. Alasannya ia ingin mengabdi untuk masyarakat Aceh Besar. Rupanya, keinginan itu terkabul setelah dua partai besar, PAN dan PBR mengusungnya menjadi bupati bersama pasangannya, Anwar Ahmad. menanggapi berita mundurnya Bukhari Daud dari jabatannya sebagai Bupati Aceh Besar atas kehendak sendiri tidak ada masalah, tapi secara social dan politis ia telah mengecewakan pemilihnya yang telah memilihnya dalam Pilkadasung Aceh Besar pada 11 Desember 2006.
Bupati harus menjelaskan secara terbuka kepada masyarakat Aceh Besar alasan mundur. permintaan mundur atas kemauan sendiri dari jabatan bupati, ada diatur dalam Pasal 48 ayat b) dalam UU Pemerintahan Aceh Nomor 11 Tahun 2006. Namun, untuk tidak mengecewakan rakyat yang memilihnya, ada baiknya menjelaskan kepada masyarakat Aceh Besar secara terbuka. Saat ini, masyarakat Aceh Besar, terutama pemilihnya pada waktu pilkada masih penasaran kenapa ia mundur. Jika Bukhari tidak menjelaskan alasannya, pemilihnya semakin penasaran dan kecewa berat. Sesulit apapun alasan yang akan disampaikan, namun tetap harus dijelaskan sebagai bentuk pertanggungjawaban moral kepada pemilih dan masyarakat Aceh Besar.
Dalam surat pernyataan mundur yang ditulisnya dengan tulisan tangan sendiri tertanggal 05 September 2008, tidak menyebutkan alasan mengundurkan diri, setiap sesuatu yang diputuskan sendiri, apalagi menyangkut kepentingan publik, harus punya alasan yang kuat. jika dirinya sakit dan tidak bisa melaksanakan tugas sebagai Bupati Aceh Besar, masyarakat dapat memahami dan memakluminya. bila dikaji dari sisi politis, tidak mungkin terjadi. Sebab, duet kepemimpinan Bukhari-Anwar mendapat dukungan masyarakat dalam pilkada dan mendapat dukungan yang kuat. Ini besar pengaruhnya dari faktor kepribadian dan lingkungan sosial.
Tampilnya duet Bukhari-Anwar sebagai pucuk pimpinan pemerintahan di Kabupaten Aceh Besar yang berpenduduk sekitar 225.948 jiwa menjadi catatan sejarah tersendiri bagi masyarakatnya yang mendiami 22 kecamatan tersebut. Pasangan Bukhari-Anwar adalah produk pilihan rakyat yang dibuktikan melalui pemilihan kepala daerah secara langsung pada 11 Desember 2006. Kini, ketika jabatan itu baru 18 bulan diembannya, tiba-tiba Bukhari menyatakan mundur. Wajar, kalau kemudian muncul berbagai pertanyaan, kenapa masa tugas yang seharusnya berakhir pada 1 Maret 2012 itu tiba-tiba berhenti sebelum setengah perjalanan. meskipun telah menyampaikan pernyataan pengunduran diri, Bukhari Daud masih menjadi Bupati Aceh Besar sampai ada keputusan dari Menteri Dalam Negeri. “Secara yuridis formal, ia masih menjabat sebagi bupati hingga ada keputusan dari Menteri Dalam Negeri, dan nantinya akan ada mekanisme tersendiri menyangkut pelaksanaan keputusan tersebut.
Hal ini menimbulkan Proses-proses psikis (bingung, penasaran, sedih dll) dan sifat pribadi individu (internal) tidak mungkin dilepaskan dengan kondisi lingkungan (eksternal). Kesedihan dan rasa tertekan beliau pasti berhubungan dengan faktor luar sebagai penyebab. Tidak mungkin seseorang tiba-tiba menangis tanpa sebab eksternal. Individu tidak bisa terisolir dalam kamar maya yang memisahkan dari dunia luarnya.
Menurut penulis keputusan yang diambil beliau tidak terlepas dari pengaruh social disamping beberapa pengaruh lainnya, ada beberapa kemungkinan alasan beliau mengudurkan diri, diantaranya;
1. Kesehatan
Akibat tidak sanggup mengemban tugas-tugas yang dirasa amat berat sehingga membuat kondisi kesehatan yang mulai menurun.
2. Manuver Politik
• Pihak Tertentu; untuk memecah-belah pemerintahan. Bisa jadi mereka adalah oknum-oknum birokrasi, legislasi, kontraktor dan para elite politik (kalah) untuk bermain dan menghancurkan Aceh Besar karena hasyratnya tidak tercapai.
• Manuver Pribadi/Tim Bupati; merebut hati rakyat dan menilai sejauh mana dukungan moril masyarakat, akan tetapi momen ini juga dimanfaatkan oleh barisan sakit hati sehingga digembar-gemborkan bahwa bupati sosok yang cengeng.
3. Keharmonisan
Tidak harmonisnya perangkat pendukung sehingga banyak konsepnya yang tidak jalan sehingga ia merasa eksistensinya sebagai bupati sia-sia saja dari pada menjadi fitnah.
4. Korban Tim Sukses
Satu sisi, keputusan Bukhari Daud untuk mundur dari jabatannya patut disayangkan, namun di sisi lain, keputusan itu diduga sebagai bentuk ketidakberdayaannya melawan tekanan dari tim sukses yang merasa telah berbuat untuk menempatkannya sebagai Bupati Aceh Besar. Kalau memang itu yang terjadi, maka inilah yang dinamakan tim sukses yang ingin menyukseskan diri.
5. Tekanan
Bentuk tekanan yang dilakukan oleh orang-orang yang merasa telah membantu dan kelompok yang menganggap dirinya punya kekuatan untuk menekan seorang bupati, bermacam-macam. Ada yang berorientasi proyek, politis, dan intervensi dalam penempatan pejabat. setelah beliau terpilih jadi bupati ada pula yang mengaku diri sebagai pahlawan, sehingga semua keinginan dan omongan dia harus didengar dan dituruti bupati, hal ini Terindikasi belum siap memberikan alasan yang kongkrit. Bagi sosok seperti Bukhari yang dikenal memiliki pengetahuan agama yang relatif tinggi, tentu tak bisa menerima cara-cara yang tidak sesuai dengan hati nuraninya. Bukhari sadar betul, setiap pemimpin kelak akan dimintai pertanggungjawaban menyangkut kepemimpinannya.
6. Idealisme
Idealisme dan komitmennya yang kokoh, ternyata tak bisa bertahan dalam kondisi politik yang dipimpinnya sudah berada pada krisis, termasuk krisis moral yang kemudian membuat sikap seorang Bukhari, harus “membenci” dengan cara mundur dari jabatan nomor satu di kabupaten Aceh Besar. Nuraninya tak mau dikotori dengan intrik politik, dan demokrasi yang terus-menerus lebih bermuara pada kepentingan pribadi dan kelompok serta kepentingan lainnya. Sesuai karakternya ia terus-terusan diuji dalam kapasitas jabatan politiknya, maka ia memilih mundur sebagai jalan terbaik baginya. Saya menilai di sinilah “sikap moral” seorang pribadi Bukhari Daud, yang kemudian mengundang simpati public.
Dalam masa kepemimpinannya sebagai bupati, ia dikenal bersih dari berbagai permainan politik maupun bersih dari penerimaan melawan kodrat yang tidak halal. Pengunduran dirinya tersebut, tampaknya memang ia butuh bersih, rasa suci dan itu adalah syarat utama untuk percaya diri. Mungkin saja selama ia bergumul dengan jabatannya tersebut, ia tampaknya tidak haqul yakin untuk percaya diri, walau wajahnya dibasahi air selama berwudhuk, namun ia belum merasa bersuci dengan kesibukannya sehari-hari yang selalu melawan nuraninya.
Walau cuci muka dikala berwudhuk, dan itu bukan hanya sekedar transsidental dengan Allah yang dijalankannya, lebih dari itu bukan juga sekedar sugesti yang berlaku subjektif, melainkan suatu metode objektif yang telah menempatkannya sekarang tambah dicintai, karena semua orang juga mengetahui bahwa perpolitikan masa transsisi sekarang di Aceh, butuh figur yang tahan banting, bahkan para kepala dinaspun diuji dengan berbagai kesimpang-siuran, akibat kepentingan yang mendominasinya dimana-mana. Tampaknya Buchari bukan avonturir politik yang tahan uji untuk dibanting. Apa boleh buat, ia harus meninggalkan jabatan yang diperebutkan orang, sebaliknya ia lebih percaya diri untuk kembali ke kampus. Mungkin lebih bahagia jika ia berceramah dimana-mana. Ia dekat dengan masyarakat, ceramahnyapun selalu ditunggu dari pada ia dekat degan protekuler, karena jabatannya yang formal dengan orang yang mencintainya.
Tepat juga sebahagian orang mengatakan bahwa untuk menjadi pemimpin di Aceh sekarang haruslah figur yang setengah gila. Pengertian setengah gila tersebut, harus sedikit arogan, sedikit urakan dan pemberani, meskipun kurang berwawasan tentang peristiwa komunikasi sosial serta tidak memiliki imajinasi terhadap citra cirinya sendiri di depan rakyatnya. Vitalitas dibutuhkan untuk memimpin rakyat Aceh yang senang dengan harga dirinya, senang dengan adat istiadat, dan senang dengan politik serta hukum-hukum adat yang berestetika.
Meskipun demikian menurut penulis proses pengunduran Bukhari Daud dari bupati Aceh Besar kurang tepat, dimana seharusnya beliau harus melakukan langkah-langkah strategis sebelumnya, diantaranya;
a. menyampaikan niatnya mengundurkan diri kepada Pengurus Partai Bintang Reformasi (PBR) dan dan Partai Amanat Nasional (PAN) yang mengusungnya pada Pilkada 2006.
b. Konsultasi dengan berbagai pihak
Dikonsultasikan dengan Rektor Unsyiah yang nota bene adalah induk pengabdiannya. Seharusnya Buchari yang juga secara pribadi dekat dengan sang rektor, karena saat kuliah ia satu angkatan dengan Prof. Dr. Darni M. Daud, namun sang rektor, juga agak kaget dengan keputusan Buchari. Kenyataan demikian menunjukkan bahwa siklus kerja orang-orang kampus yang diperbantukan di luar, kurang ada koordinasi dengan almamaternya, beda dengan perwira yang memiliki sikap komando, buruk baik tetap sepengetahuan induk markasnya untuk melapor dan mendapat solusi yang tepat untuk dilindungi oleh korpnya baju hijau.
c. Bila alasan pengunduran dirinya adalah alasan kesehatan maka langkah yang tepat adalah mengambil cuti untuk beberapa minggu/bulan.
d. Tidak alergi dengan kritikan
e. Harus tetap bertugas sebelum ada kebijakan atasan
Tidak boleh seorang bupati menyatakan mengundurkan diri lalu serta merta meninggalkan tugasnya. Pengunduran diri seorang kepala daerah memiliki tahapan dan mekanisme tersendiri seperti diatur dalam PP Nomor 6/2005,” ujar Juru Bicara Departemen Dalam Negeri (Depdagri) permohonan pengunduran diri Bupati Aceh Besar harus dibawa dalam sidang paripurna DPRK Aceh Besar. Apabila disetujui, selanjutnya diusulkan kepada Mendagri melalui gubernur.
f. walaupun ia sudah menyatakan mundur, tapi secara etika pemerintahan harus menjelaskan alasan mundur itu ke publik. Karena ia adalah Bupati hasil pilihan rakyat. Selain itu, Bukhari juga harus menjelaskan alasan itu ke DPRK Aceh Besar dan hal itu harus diterima oleh DPRK. meskipun mundur adalah hak secara hukum, tapi jalan itu tidak tepat sebab masyarakat Aceh Besar masih membutuhkan Bukhari sebagai bupati.
g. Kalaupun Tertekan Tidak Boleh Cengeng
Kasat mata memang ada kesejahteraan, namun tidak merata. Ini mengindikasikan ketidakkompakan. Ada yang berjalan sendiri-sendiri. Ada pula yang satu menekan yang lain. Sebaliknya, yang tertekan malah meringis, cengeng. Padahal, yang namanya menangis, ngambek, merajuk, dan semacamnya adalah ekspresi feminis, tidak macho. Dan, ekspresi itu bukan sikap dan bukan pula solusi, hambatan dan tantangan adalah hal yang lumrah apalagi bagi pejabat publik. Masyarakat juga harus diberi pemahaman secara terus menerus bahwa membangun itu tidak mudah, butuh waktu dan kesabaran.
Penting diperhatikan beberapa hal atas sikap murni bupati yang kiranya menjadi teladan di sisi demokrasi, namun dari segi koordinasi dengan para penisepuh perlu adanya konsultasi, apalagi di Aceh Besar tidak sedikit orang-orang tua yang kita butuhkan nasihatnya untuk minta petunjuk agar pengambilan keputusan untuk pengunduran diri seperti yang terjadi diharapkan sebagai pencerminan sikap bersama dan sikap demikian tidak lazim terjadi, karena Dr. Buchari salah satu figur yang disukai dan selalu dekat dengan rakyat. Jadi dari segi kepentingan politik, beliau tidaklah terkesan sebagai orang yang dikorbankan, karenanya perlu diperhatikan beberapa hal :
Pertama, para tokoh Aceh Besar harus kompak dan perlu team work yang kuat dalam motifasi untuk mengisi pembangunan. Para politisi harus mendengar penisepuh yang berkharisma. Tidak selalu mengutamakan kepentingan politik dari kepentingan kebersamaan dan kekompakan. Tokoh Aceh Besar perlu melakukan konsolidasi segera guna meluruskan citra baik Aceh Besar dalam percaturan politik.
Kedua, keputusan mundur bupati tidak menjadi presenden buruk untuk satu saat akan menjadi model bagi Aceh, kecuali memang sikap mental politisi yang gagal dalam memimpin, sebaiknya lekas mundur sebelum dimundurkan.
Ketiga, yang berminat untuk menjadi pemimpin harus berpikir matang sebelum mempertaruhkan namanya dan “siap mental” untuk duduk di jabatan politis serta tidak hanya sekedar berminat, tetapi juga dibutuhkan bakat untuk selalu tahan banting, karena Buchari sebelumnya tidak pernar berkarir di jabatan politis. Sisi lain para politisipun tidak menjadikan sang bupati sebagai figur untuk dimanfaatkan (dimana saja) sebagai peluang untuk menghancurkan nama baiknya.
Keempat, jabatan apapun yang diemban, baik sebagai kepala daerah, kepala dinas atau menteri sekalipun, jika pada kondisi sekarang membutuhkan kehati-hatian untuk tidak terperosok ke jurang hotel prodeo. Dimana-mana peluang untuk korupsi mengundang ketidakhatian untuk tergiur berbuat dosa yang sangat tidak disukai oleh tipe seperti Buchari yang selalu mengandalkan imannya untuk berbuat. Apalagi jika memang ia pernah diancam dengan berbagai model kepentingan yang dapat menjerumuskannya.
Kelima, tentu para cendekia kampus tidak akan membiarkan Buchari sunyi dalam kesendirian. Ia punya potensi besar untuk tidak dikatakan gagal dalam memimpin, justru sebaliknya kondisi alam keseharian dan perpolitikan internal di Aceh Besar mungkin kurang bersahabat untuk merangkul kejatidirian Buchari yang sangat hati-hati dalam bersikap sebagai kepala daerah untuk tidak berlumuran dosa, karena ia tampaknya tidak siap untuk itu. Aceh Besar memiliki potensi alam untuk bergaung ke depan, siapa kader pengganti Buchari akan lebih menempatkan Jantho sebagai ibukota yang diharapkan jauh dari fenomena jeratan politik, melodi Aceh Besar juga melodi Tengku Buchari yang memancarkan cahaya air wudhuk dan min atsaris sujud, dan itu semua berkat tradisi sujudnya.
Ada beberapa akibat dari sikap yang diambil oleh bupati Aceh Besar, diantaranya :
1. Kekecewaan Masyarakat khususnya pendukung;
2. Iklim politik dan birokrasi di Aceh Besar yang tidak sehat sehingga menjadi sumber penderitaan lahir batin bagi dirinya. Sehingga terjadilah suatu dilema antara mengikuti iklim yang sudah tumbuh menjadi kebiasaan namun tidak dapat diterima oleh nurani, atau menentang iklim ini dengan berbagai resiko,” iklim politik yang berkembang di daerah tersebut seolah-olah telah didasari oleh sebuah filsafat politik bahwa politik adalah untuk mengalahkan dan menguasai, kalau tidak Anda akan dikalahkan atau dikuasai. iklim politik dan birokrasi yang tidak sehat ini telah menyebabkan kondisi kesehatannya memburuk, baik secara fisik maupun mental. “Beban pekerjaan yang semakin berat yang tidak sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, dikhawatirkan akan berdampak buruk dan dapat berakibat fatal bagi kelangsungan tata pemerintahan di Kabupaten Aceh Besar, maupun terhadap diri bupati pribadi.
3. Terpecahnya konsentrasi pelaksanaan roda pemerintahan sehingga menggalami gangguan pelayanan terhadap masyarakat;
4. Dimanfaatkan pihak tertentu untuk kepentingan pribadi atau kelompok. Apalagi menjelang Pemilu 2009, ini menjadi konsumsi politik yang paling empuk untuk dijadikan bahan kampanye hitam yang dapat berimplikasi luas pada tidak jalannya pembangunan dan mengganggu stabilitas politik di Aceh Besar.
Demikianlah tanggapan penulis terhadap suatu kasus yang menyangkut dengan proses psikologi social, semoga dapat bermanfaat bagi penulis khusunya dan juga bagi pembaca.
Proses Komunikasi Organisasi
STUDI KASUS PROSES KOMUNIKASI KLUB BINA UTAMA OLAHRAGA USIA DINI GUGUS SD 1 PAGAR AIR ACEH BESAR PROVINSI NAD
I. PENDAHULUAN
Organisasi merupakan wadah di mana banyak orang berkumpul dan saling berinteraksi. Organisasi juga terbentuk karena adanya kesamaan misi dan visi yang ingin dicapai. Dari sini setiap individu atau unsur yang terdapat di dalam organisasi tersebut secara langsung maupun tidak langsung harus memegang teguh apa yang menjadi pedoman dan prinsip di dalam organisasi tersebut. Sehingga untuk mencapai visi dan menjalankan misi yang digariskan dapat berjalan dengan baik.
Di dalam organisasi kerap terjadi konflik, baik konflik internal maupun konflik eksternal antar organisasi. Konflik yang terjadi kadangkala terjadi karena permasalahan yang sangat remeh. Namun justru dengan hal yang remeh itulah sebuah organisasi dapat bertahan lama atau tidak. Mekanisme ataupun manajemen konflik yang diambil pun sangat menentukan posisi organisasi sebagai lembaga yang menjadi payungnya. Kebijakan-kebijakan dan metode komunikasi yang diambil sangat memengaruhi keberlangsungan sebuah organisasi dalam memertahankan anggota dan segenap komponen di dalamnya. Salah satu organisasi tersebut adalah Klub Olah Raga Usia Dini Gugus SD 1 Pagar Air Aceh Besar. Unit kegiatan kreatifitas dan ekstrakurikuler siswa ini yang hampir mencapai usia ke-10 tahun ini ternyata memiliki mekanisme unik dalam merespon konflik yang ada di tubuhnya. Baik konflik internal anggota, anggota-pimpinan, maupun antar pimpinan itu sendiri. Sebagai salah satu organisasi olahraga, Klub BINA UTAMA ini cukup menjadi kebanggaan dan contoh sederhana bagaimana sebuah klub mampu menangani sebuah persoalan dengan baik. Dengan seperangkat norma yang ia miliki Klub Olah Raga Usia Dini Gugus SD 1 Pagar Air Aceh Besar mampu mengorbit siswanya sampai ke tingkat nasional.
Barangkat dari sinilah tulisan ini berawal. Melihat klub ini rentan akan konflik, dengan pertimbangan timbulnya kecemburuan social diantara pengelola, pengurus, pelatih, maka penulis mencoba mengangkat tema bagaimana pengelola-dalam hal ini pengurus klub memanaj konflik yang kerap mewarnai perjalanan organisasi mereka. Apakah proses komunikasi yang dijalin telah berjalan dengan baik? Bagaimana proses komunikasi itu berjalan? Bagaimana kebijakan dan respon yang diambil tatkala konflik terjadi di sana? Tulisan ini berusaha memaparkannya.
II. RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana proses komunikasi yang terjadi dalam Klub Bina Utama?
b. Bagaimana manajemen konflik dalam organisasi Klub Bina Utama?
III. KERANGKA TEORI ORGANISASI
a. Organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi lewat hirarki otoritas dan tanggungjawab (Schein). Karakterisitik organisasi menurut Schein meliputi : memiliki struktur, tujuan, saling berhubungan satu bagian dengan bagian yang lain untuk mengkoordinasikan aktivitas didalamnya.
b. Organisasi adalah sistem hubungan yang terstruktur yang mengkoordinasikan usaha suatu kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu (Kochler).
c. Organisasi adalah suatu bentuk sistem terbuka dari aktivitas yang dikoordinasi oleh dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama. Jadi rumusan, tentang organisasi ini menyangkut 3 aspek penting :
i. organisasi sebagai suatu sistem
ii. terdapat koordinasi aktivitas
iii. mencapai tujuan bersama
d. Komponen organisasi ;
i. Struktur sosial : struktur normatif + struktur tingkah laku
ii. partisipan : kontribusi individu pada organisasi
iii. Tujuan
iv. Teknologi : mesin, ketrampilan, teknik dari partisipan
e. Sifat organisasi ;
i. Dinamis, penyebabnya :
• perubahan ekonomi
• perubahan pasaran
• perubahan kondisi sosial
• perubahan teknologi
ii. Memerlukan informasi proses komunikasi
iii. Mempunyai tujuan
iv. Terstruktur
Ada yang menambahkan faktor yang sangat berpengaruh bagi berlangsungnya suatu organisasi yakni : a. SDM, b. Ketrampilan, c. Energi, d. Lingkungan.
f. Fungsi Organisasi ;
i. Memenuhi kebutuhan pokok organisasi berupa modal dan fasilitas
ii. Mengembangkan tugas dan tanggungjawab ke dalam organisasi dan lingkungan
iii. Memproduksi barang/jasa/gagasan
iv. Mempengaruhi orang banyak
g. Komunikasi dalam organisasi
Fungsi komunikasi dalam organisasi adalah :
1. Sebagai pembentuk iklim organisasi yakni yang menggambarkan suasana kerja organisasi atau sejumlah keseluruhan perasaan dan sikap orang-orang yang bekerja di dalam organisasi.
2. Membangun budaya organisasi yakni nilai dan kepercayaan yang menjadi titik sentral organisasi,
Tujuan komunikasi dalam organisasi adalah mutual understanding, dalam arti mencoba mencari saling sepemahaman antara anggota-anggota dalam organisasi tersebut. Lingkup kajian komunikasi organisasi adalah komunikasi organisasi yang terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan informal dan berlangsung dalam suatu jaringan [Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks. Termasuk dalam bidang ini adalah : komunikasi internal, hubungan manusia, hubungan persatuan pengelola, komunikasi dari atasan ke bawahan atau sebaliknya dari bawahan kepada atasan, komunikasi horisontal, ketrampilan berkomunikasi dan berbicara, mendengarkan, menulis dan komunikasi evaluasi program (Redding & Sanborn).] yang lebih besar dari komunikasi suatu kelompok.
Pengertian Komunikasi Organisasi
1. Komunikasi organisasi merupakan arus informasi, pertukaran informasi dan pemindahan arti di dalam suatu organisasi.(Katz & Kahn)
2. Komunikasi organisasi adalah suatu sistem yang saling tergantung yang mencakup komunikasi internal dan eksternal (Zelko & Dance)
3. Komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah. (Goldhaber)
4. Komunikasi organisasi sebagai arus data yang melayani komunikasi organisasi dan interkomunikasi dalam beberapa cara. (Thayer). Setidaknya da tiga sistem dalam komunikasi organisasi :
i. berkenaan dengan kerja organisasi seperti data mengenai tugas-tugas atau beroperasinya organisasi.
ii. berkenaan dengan pengaturan organisasi seperti perintah-perintah, aturan-aturan dan petunjuk-petunjuk
iii. berkenaan dengan pemeliharaan dan pengembangan organisasi.
5. Bidang komunikasi organisasi termasuk arus komunikasi formal dan informal dalam organisasi (Greenbaunm).
h. Konflik Organisasi
Konflik (pertentangan atau perselisihan) adalah sesuatu yang tidak pernah dapat dihindari, yang terjadi kapan saja sepanjang hidup dan juga di dalam leadership. Penyelesaian konflik yang baik sangat penting dalam meningkatkan ketrampilan sebagai leadership dan memindahkan praktek manajemen dari paham otoritarian (kepatuhan pada seseorang) ke arah pendekatan kooperatif yang menekankan pada persuasi rasional, kolaborasi, kompromi dan penyelesaian yang saling menguntungkan.
Konflik organisasi disebabkan langkanya sumberdaya. Anne Hubel & Caryn Medved: Penyebab konflik: distorsi informasi akibat modifikasi pesan, ambiguitas akibat penggunaan bahasa yang tidak jelas dan kebohongan.
Manajemen Konflik dalam Komunikasi
Asumsi setiap orang memiliki kecenderungan tertentu dalam menangani konflik.
Terdapat 5 kecenderungan:
1. Penolakan: konflik menyebabkan tidak nyaman
2. Kompetisi: konflik memunculkan pemenang
3. Kompromi: ada kompromi & negosiasi dalam konflik untuk meminimalisasi kerugian
4. Akomodasi: ada pengorbanan tujuan pribadi untuk mempertahankan hubungan
5. Kolaborasi: mementingkan dukungan & kesadaran pihak lain untuk bekerja bersama-sama.
Strategi Penyelesaian Konflik
Pendekatan penyelesaian konflik oleh pemimpin dikategorikan dalam dua dimensi ialah kerjasama/tidak kerjasama dan tegas/tidak tegas. Dengan menggunakan kedua macam dimensi tersebut. Ada 5 macam pendekatan penyelesaian konflik ialah :
1. Kompetisi
Penyelesaian konflik yang menggambarkan satu pihak mengalahkan atau mengorbankan yang lain. Penyelesaian bentuk kompetisi dikenal dengan istilah win-lose orientation.
2. Akomodasi
Penyelesaian konflik yang menggambarkan kompetisi bayangan cermin yang memberikan keseluruhannya penyelesaian pada pihak lain tanpa ada usaha memperjuangkan tujuannya sendiri. Proses tersebut adalah taktik perdamaian.
3. Sharing
Suatu pendekatan penyelesaian kompromistis antara dominasi kelompok dan kelompok damai. Satu pihak memberi dan yang lain menerima sesuatu. Kedua kelompok berpikiran moderat, tidak lengkap, tetapi memuaskan.
4. Kolaborasi
Bentuk usaha penyelesaian konflik yang memuaskan kedua belah pihak. Usaha ini adalah pendekatan pemecahan problem (problem-solving approach) yang memerlukan integrasi dari kedua pihak.
5. Penghindaran
Menyangkut ketidakpedulian dari kedua kelompok. Keadaaan ini menggambarkan penarikan kepentingan kelompok lain.
6. Interaksi Win –Win
Berpikir Menang-Menang merupakan sikap hidup, suatu kerangka berpikir yang menyatakan : “Saya dapat menang, dan demikian juga Anda, kita bisa menang”. Berpikir Menang-Menang merupakan dasar untuk dapat hidup berdampingan dengan orang lain. Berpikir Menang-Menang dimulai dengan kepercayaan bahwa kita adalah setara, tidak ada yang di bawah ataupun di atas orang lain. Hidup bukanlah kompetisi. Mungkin kita memang menjumpai bahwa dunia bisnis, sekolah, keluarga, olah raga adalah dunia yang penuh kompetisi, tetapi sebenarnya kita sendirilah yang menciptakan dunia kompetisi. Hidup sebenarnya adalah relasi dengan orang lain. Berpikir Menang-Menang bukanlah berpikir tentang Menang-Kalah, Kalah-Menang, atau pun Kalah–Kalah.
i. Win-Lose (Menang - Kalah).
Paradigma ini mengatakan jika “saya menang, anda kalah “. Dalam gaya ini seseorang cenderung menggunakan kekuasaan, jabatan, mandat, barang milik, atau kepribadian untuk mendapatkan apa yang diinginkan dengan mengorbankan orang lain. Dengan paradigma ini seseorang akan merasa berarti jika ia bisa menang dan orang lain kalah. Ia akan merasa terancam dan iri jika orang lain menang sebab ia berpikir jika orang lain menang pasti dirinya kalah. Jika menang pun sebenarnya ia diliputi rasa bersalah karena ia menganggap kemenangannya pasti mengorbankan orang lain. Pihak yang kalah pun akan menyimpan rasa kecewa, sakit hati, dan merasa diabaikan. Sikap Menang-Kalah dapat muncul dalam bentuk :
a) Menggunakan orang lain, baik secara emosional atau pun fisik, untuk kepentingan diri.
b) Mencoba untuk berada di atas orang lain.
c) Menjelek-jelekkan orang lain supaya diri sendiri nampak baik.
d) Mencoba memaksakan kehendak tanpa memperhatikan perasaan orang lain.
e) Iri dan dengki ketika orang lain berhasil
ii. Lose-Win (Kalah - Menang).
Seseorang tidak mempunyai tuntutan, visi, dan harapan. Ia cenderung cepat menyenangkan atau memenuhi tuntutan orang lain. Mereka mencari kekuatan dari popularitas atau penerimaan. Karena paradigma ini lebih mementingkan popularitas dan penerimaan maka menang bukanlah yang utama. Akibatnya banyak perasaan yang terpendam dan tidak terungkapkan sehingga akan menyebabkan penyakit psikosomatik seperti sesak napas, saraf, gangguan sistem peredaran darah yang merupakan perwujudan dari kekecewaan dan kemarahan yang mendalam.
iii. lose-Lose (Kalah - Kalah)
Biasanya terjadi jika orang yang bertemu sama-sama punya paradigma Menang-Kalah. Karena keduanya tidak bisa bernegosiasi secara sehat, maka mereka berprinsip jika tidak ada yang menang , lebih baik semuanya kalah. Mereka berpusat pada musuh, yang ada hanya perasaan dendam tanpa menyadari jika orang lain kalah dan dirinya kalah sama saja dengan bunuh diri.
iv. Win (Menang)
Orang bermentalitas menang tidak harus menginginkan orang lain kalah. Yang penting adalah mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan. Orang bermentalitas menang menjadi egois dan akan mencapai tujuannya sendiri. Jika hal ini menjadi pola hidupnya maka ia tidak akan bisa akrab dengan orang lain, merasa kesepian, dan sulit kerja sama dalam tim.
v. Win-Win (Menang-Menang)
Menang-Menang adalah kerangka pikiran dan hati yang terus menerus mencari keuntungan bersama dalam semua interaksi. Menang-Menang berarti mengusahakan semua pihak merasa senang dan puas dengan pemecahan masalah atau keputusan yang diambil. Paradigma ini memandang kehidupan sebagai arena kerja sama bukan persaingan. Paradigma ini akan menimbulkan kepuasan pada kedua belah pihak dan akan meningkatkan kerja sama kreatif.
Bagaimana bersikap menang-menang ?
Bagaimana cara berpikir dan bersikap Menang-Menang ? Bagaimana Anda dapat tetap merasa bahagia ketika teman Anda diterima sebagai PNS sementara Anda tidak ? Bagaimana Anda tidak merasa rendah diri ketika melihat teman Anda mempunyai prestasi gemilang ?, Bagaimana Anda dapat menemukan solusi permasalahan yang membuat Anda dan orang lain merasa Menang ?. Ada dua cara yang dapat dilakukan :
Pertama, Capailah Kemenangan Pribadi
Berpikir Menang-Menang dimulai dari diri Anda sendiri. Jika Anda merasa sangat tidak aman dan tidak berusaha untuk mencapai kemenangan pribadi, maka sangatlah sulit untuk beerpikir Menang-Menang. Anda akan merasa terancam oleh orang lain, Anda akan sulit menghargai dan mengakui keberhasilan orang lain. Anda akan merasa kesulitan untuk tetap berbahagia atas keberhasilan orang lain. Orang yang tidak aman mudah iri pada orang lain.
Kedua, Hindari Kompetisi dan Perbandingan Tidak Sehat
Ada dua kebiasaan dalam hidup kita yang mirip dengan tumor yaitu yang dapat menggerogoti tubuh kita perlahan-lahan dari dalam. Kebiasaan itu adalah berkompetisi dan membandingkan.
Berkompetisi
Kompetisi dapat menyehatkan. Kompetisi mendorong kita untuk menjadi lebih baik dan berprestasi. Tanpa kompetisi mungkin kita tidak mempunyai kemampuan mendorong diri kita untuk lebih maju. Kompetisi dapat menyehatkan jika Anda berkompetisi dengan diri Anda sendiri atau ketika hal itu membuat Anda merasa tertantang untuk berprestasi atau menjadi yang terbaik. Kompetisi sangatlah tidak menyehatkan jika Anda hanya berpikir tentang diri kemenangan untuk diri sendiri atau ketika Anda merasa harus mengalahkan orang lain untuk mencapai kemenangan. Marilah kita berkompetisi dengan diri sendiri sehingga kita selalu berkembang dan berhentilah berkompetisi demi memperoleh status, popularitas, pacar, posisi, perhatian, dan sebagainya dan mulailah menikmati hidup.
Membandingkan
Membandingkan diri dengan orang lain adalah sesuatu yang buruk. Mengapa ? Sebab masing-masing dari kita mempunyai potensi yang berbeda, baik secara sosial, mental, maupun fisik. Setiap orang punya kelebihan dan kelemahan yang berbeda. Kita dapat saling mengembangkan diri dan melengkapi bersama-sama dengan orang lain . Jadi apa gunanya melihat-lihat orang lain untuk mecari-cari kelemahan atau kelebihan mereka dan membandingkan dengan diri Anda? Berhentilah berbuat demikian dan hilangkan kebiasaan ini. Anda tidak perlu tampil secantik peragawati, Anda tidak perlu sepopuler teman Anda, tampilah sesuai dengan diri Anda yang sebenarnya karena Anda memang berbeda dengan orang lain, Anda adalah unik dan berbahagialan dengan keunikan Anda.
IV. PEMBAHASAN
Klub BINA UTAMA adalah Sebagai Sebuah Organisasi Olahraga Usia Dini di Gugus SD 1 Pagar Air Aceh Besar : Sebuah organisasi olahraga di tingkat SD yang ada di Indonesia. Klub ini dimaksudkan untuk menjadi ajang pendidikan olahraga di lingkungan pendidikan formal. klub ini hampir berusia ke-10 tahun. Semenjak awal didirikannya klub ini langsung bisa mengorbit para atlitnya mulai dari tingkat Kabupaten, provinsi bahkan tidak sedikit yang berprestasi hingga ke tingkat nasional.
Klub Bina Utama sekarang merupakan satu-satunya klub olahraga usia dini yang berada di Aceh yang dibina oleh Depdiknas. Status binaan nasionalnya juga yang menjadi klub ini nampak lebih eksis, sehingga hampir tiap semester pelatih dan pengurusnya selalu mendapatkan kesempatan keluar daerah baik sebagai pendamping ataupun untuk diberikan pendidikan dan pelatihan untuk peningkatan sumber daya demi tujuan pencapaian prestasi yang lebih gemilang. Dalam hal ini, bahasan yang dikaji penulis adalah sebatas job-discription Klub Bina Utama Olahraga usia dini Gugus SD 1 Pagar Air Aceh Besar.
Klub Bina Utama ini merupakan klub olahraga usia dini di tingkat gugus yang tentunya beranggotkan satu SD inti yang menaaungi beberapa SD imbas, gugus SD 1 Pagar Air beranggotakan tujuh (7) SD lainnya, yaitu ; SD 2 Pagar Air, SD Lamsayuen, SD Kayee Leue, SD Lamteungoeh, SD Pertiwi Lamgarot, SD Dham Lubuk dan SD Dham Ceukok. Tentunya di setiap SD tersebut memiliki perwakilan klub Bina Utama. Klub ini memiliki struktur layaknya organisasi olahraga lainnya. Klub ini memilki seorang ketua, sekretaris, Bendahara, dan ketua-ketua divisi serta pembina yaitu kepala sekolah yang merupakan jabatan yang ditetapkan secara otomatis. Secara fungsional, sekretaris dan bendahara bersama-sama ketua bertanggungjawab atas urusan organisasional. Divisi yang dibentuk adalah Divisi Bola kaki, Voli Mini, Takraw, Catur, Bulu Tangkis, tolak peluru, lompat jauh, lompat tinggi dan senam.
a. Konflik dalam Organisasi
Pengambilan keputusan sebuah organisasi kesulitan dalam mengakomodir segenap kepentingan anggota di dalamnya. Tidak terkecuali di tubuh Klub Bina Utama itu sendiri. Ketika pimpinan dipegang oleh sebuah kepengurusan baru, maka ada beberapa prosedur dan mekanisme wajib yang harus dijalankan, maka setiap keputusan yang diambil harus melalui jalan musyawarah untuk mufakat. Di Klub Bina Utama dikenal istilah Rapat Kerja yang merupakan forum tertinggi untuk menentukan program kerja apa saja yang akan dijalankan oleh mereka yang dihadiri oleh semua pembina, pengurus dan perwakilan klub. Konflik yang kerap muncul adalah konflik interpersonal yang bersumber dari kecemburuan sosial. Hal ini sangat wajar mengingat Klub Bina Utama merupakan organisasi yang berlandaskan prinsip keterbukan dan profesionalisme. Konflik tersebut kerap mewarnai perjalanan roda klub. Sehingga dinamika yang timbul karenanya seringkali menyulitkan sekaligus menjadi sebuah tantangan bagi pimpinan dalam mengantisipasinya.
b. Proses dan Jalur Komunikasi
Salah satu proses komunikasi yang dibangun adalah dengan mengadakan pertemuan-pertemuan. Bebeapa pertemuan yang dijalankan sebagai mekanisme komunikasi antara anggotanya antara lain:
i. Pertemuan Pembina, dilaksanakan sesuai dengan kondisi yang dianggap perlu untuk menentukan kebijakan Dewan Pengurus.
ii. Pertemuan Pengurus.
iii. Pertemuan dengan atlit binaan.
iv. Musyawarah Kerja.
v. Pleno Anggota, Diselenggarakan dua kali dalam periode kepengurusan.
c. Manajemen Konflik dan Mekanisme yang Ditawarkan
Dalam menyikapi konflik yang terjadi di internal anggota, personil yang secara fungsional bertanggungjawab adalah pembina. Peran yang dipegang oleh kepala SD Inti adalah sebagai seseorang yang memediasi konflik yang terjadi. Konflik atau permasalahan yang dibawah ke badan ini adalah yang menyangkut persoalan dalam mendapatkan kesempatan untuk ke event nasional baik sebagai pelatih, pendamping, maupun pengurus, maupun konflik laten antarpersonal yang sulit dipecahkan. Sementara posisi Pembina dalam badan ini adalah sebagai penasihat yang bertanggungjawab terhadap proses perjalanan organisasi.
V. KESIMPULAN
Beberapa persoalan dan penjelasan di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan
a. Klub Bina Utama merupakan salah satu organisasi yang memiliki struktur yang kompleks dengan kelengkapan unsure pimpinan, divisi perwakilan.
b. Klub Bina Utama memiliki separngkat aturan yang mengikat yang menjadi pedoma operasional pelaksanaan organisasinya.
c. Dari struktur yang terbangun jelas bahwa mekanisme komunikasi dijalankan dengan menggunakan forum yang sudah ada di berbagai pertemuan.
d. Manajemen konflik yang dilakukan melalui proses yang cukup panjang di mana segenap unsure dilibatkan dalam proses penyelesaian konflik tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Littlejohn, Stephen W. (2002). Theories of Human Communication. USA: Wadsworth Group
Miller, Katherine. (2002). Communication Theories: Perspectives, Processes, and Contexts. USA: McGraw Hill
Fiske, John. (1999). Introduction To Communication Studies. 2nd Edition. London: Guernsey Press Co Ltd
Griffin, EM. (2003). A First Look at Communication Theory, 5th Edition. USA: McGraw-Hill
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga penulisan makalah ini dapat kami selesaikan pada waktunya. Penulisan makalah ini dengan tema “Proses Komunikasi Dalam Organisasi” sebuah studi kasus pada Klub Bina Utama Olahraga Usia Dini SD 1 Pagar Air Kabupaten Aceh Besar.
Terima kasih kepada Ibu Erita Yuliasesti D, S.Psi, M.Si, Psikolog selaku pengasuh mata kuliah Psikologi Industri & Organisasi. Dalam hal ini kami menyadari masih banyak kekurangan dan untuk kesempurnaan makalah ini kami mohon sumbangsih dalam mencapai kesempurnaan makalah ini.
Saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan untuk penyempurnaan dimasa yang mendatang.
Yogyakarta, 27 Januari 2009
Penulis
I. PENDAHULUAN
Organisasi merupakan wadah di mana banyak orang berkumpul dan saling berinteraksi. Organisasi juga terbentuk karena adanya kesamaan misi dan visi yang ingin dicapai. Dari sini setiap individu atau unsur yang terdapat di dalam organisasi tersebut secara langsung maupun tidak langsung harus memegang teguh apa yang menjadi pedoman dan prinsip di dalam organisasi tersebut. Sehingga untuk mencapai visi dan menjalankan misi yang digariskan dapat berjalan dengan baik.
Di dalam organisasi kerap terjadi konflik, baik konflik internal maupun konflik eksternal antar organisasi. Konflik yang terjadi kadangkala terjadi karena permasalahan yang sangat remeh. Namun justru dengan hal yang remeh itulah sebuah organisasi dapat bertahan lama atau tidak. Mekanisme ataupun manajemen konflik yang diambil pun sangat menentukan posisi organisasi sebagai lembaga yang menjadi payungnya. Kebijakan-kebijakan dan metode komunikasi yang diambil sangat memengaruhi keberlangsungan sebuah organisasi dalam memertahankan anggota dan segenap komponen di dalamnya. Salah satu organisasi tersebut adalah Klub Olah Raga Usia Dini Gugus SD 1 Pagar Air Aceh Besar. Unit kegiatan kreatifitas dan ekstrakurikuler siswa ini yang hampir mencapai usia ke-10 tahun ini ternyata memiliki mekanisme unik dalam merespon konflik yang ada di tubuhnya. Baik konflik internal anggota, anggota-pimpinan, maupun antar pimpinan itu sendiri. Sebagai salah satu organisasi olahraga, Klub BINA UTAMA ini cukup menjadi kebanggaan dan contoh sederhana bagaimana sebuah klub mampu menangani sebuah persoalan dengan baik. Dengan seperangkat norma yang ia miliki Klub Olah Raga Usia Dini Gugus SD 1 Pagar Air Aceh Besar mampu mengorbit siswanya sampai ke tingkat nasional.
Barangkat dari sinilah tulisan ini berawal. Melihat klub ini rentan akan konflik, dengan pertimbangan timbulnya kecemburuan social diantara pengelola, pengurus, pelatih, maka penulis mencoba mengangkat tema bagaimana pengelola-dalam hal ini pengurus klub memanaj konflik yang kerap mewarnai perjalanan organisasi mereka. Apakah proses komunikasi yang dijalin telah berjalan dengan baik? Bagaimana proses komunikasi itu berjalan? Bagaimana kebijakan dan respon yang diambil tatkala konflik terjadi di sana? Tulisan ini berusaha memaparkannya.
II. RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana proses komunikasi yang terjadi dalam Klub Bina Utama?
b. Bagaimana manajemen konflik dalam organisasi Klub Bina Utama?
III. KERANGKA TEORI ORGANISASI
a. Organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi lewat hirarki otoritas dan tanggungjawab (Schein). Karakterisitik organisasi menurut Schein meliputi : memiliki struktur, tujuan, saling berhubungan satu bagian dengan bagian yang lain untuk mengkoordinasikan aktivitas didalamnya.
b. Organisasi adalah sistem hubungan yang terstruktur yang mengkoordinasikan usaha suatu kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu (Kochler).
c. Organisasi adalah suatu bentuk sistem terbuka dari aktivitas yang dikoordinasi oleh dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama. Jadi rumusan, tentang organisasi ini menyangkut 3 aspek penting :
i. organisasi sebagai suatu sistem
ii. terdapat koordinasi aktivitas
iii. mencapai tujuan bersama
d. Komponen organisasi ;
i. Struktur sosial : struktur normatif + struktur tingkah laku
ii. partisipan : kontribusi individu pada organisasi
iii. Tujuan
iv. Teknologi : mesin, ketrampilan, teknik dari partisipan
e. Sifat organisasi ;
i. Dinamis, penyebabnya :
• perubahan ekonomi
• perubahan pasaran
• perubahan kondisi sosial
• perubahan teknologi
ii. Memerlukan informasi proses komunikasi
iii. Mempunyai tujuan
iv. Terstruktur
Ada yang menambahkan faktor yang sangat berpengaruh bagi berlangsungnya suatu organisasi yakni : a. SDM, b. Ketrampilan, c. Energi, d. Lingkungan.
f. Fungsi Organisasi ;
i. Memenuhi kebutuhan pokok organisasi berupa modal dan fasilitas
ii. Mengembangkan tugas dan tanggungjawab ke dalam organisasi dan lingkungan
iii. Memproduksi barang/jasa/gagasan
iv. Mempengaruhi orang banyak
g. Komunikasi dalam organisasi
Fungsi komunikasi dalam organisasi adalah :
1. Sebagai pembentuk iklim organisasi yakni yang menggambarkan suasana kerja organisasi atau sejumlah keseluruhan perasaan dan sikap orang-orang yang bekerja di dalam organisasi.
2. Membangun budaya organisasi yakni nilai dan kepercayaan yang menjadi titik sentral organisasi,
Tujuan komunikasi dalam organisasi adalah mutual understanding, dalam arti mencoba mencari saling sepemahaman antara anggota-anggota dalam organisasi tersebut. Lingkup kajian komunikasi organisasi adalah komunikasi organisasi yang terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan informal dan berlangsung dalam suatu jaringan [Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks. Termasuk dalam bidang ini adalah : komunikasi internal, hubungan manusia, hubungan persatuan pengelola, komunikasi dari atasan ke bawahan atau sebaliknya dari bawahan kepada atasan, komunikasi horisontal, ketrampilan berkomunikasi dan berbicara, mendengarkan, menulis dan komunikasi evaluasi program (Redding & Sanborn).] yang lebih besar dari komunikasi suatu kelompok.
Pengertian Komunikasi Organisasi
1. Komunikasi organisasi merupakan arus informasi, pertukaran informasi dan pemindahan arti di dalam suatu organisasi.(Katz & Kahn)
2. Komunikasi organisasi adalah suatu sistem yang saling tergantung yang mencakup komunikasi internal dan eksternal (Zelko & Dance)
3. Komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah. (Goldhaber)
4. Komunikasi organisasi sebagai arus data yang melayani komunikasi organisasi dan interkomunikasi dalam beberapa cara. (Thayer). Setidaknya da tiga sistem dalam komunikasi organisasi :
i. berkenaan dengan kerja organisasi seperti data mengenai tugas-tugas atau beroperasinya organisasi.
ii. berkenaan dengan pengaturan organisasi seperti perintah-perintah, aturan-aturan dan petunjuk-petunjuk
iii. berkenaan dengan pemeliharaan dan pengembangan organisasi.
5. Bidang komunikasi organisasi termasuk arus komunikasi formal dan informal dalam organisasi (Greenbaunm).
h. Konflik Organisasi
Konflik (pertentangan atau perselisihan) adalah sesuatu yang tidak pernah dapat dihindari, yang terjadi kapan saja sepanjang hidup dan juga di dalam leadership. Penyelesaian konflik yang baik sangat penting dalam meningkatkan ketrampilan sebagai leadership dan memindahkan praktek manajemen dari paham otoritarian (kepatuhan pada seseorang) ke arah pendekatan kooperatif yang menekankan pada persuasi rasional, kolaborasi, kompromi dan penyelesaian yang saling menguntungkan.
Konflik organisasi disebabkan langkanya sumberdaya. Anne Hubel & Caryn Medved: Penyebab konflik: distorsi informasi akibat modifikasi pesan, ambiguitas akibat penggunaan bahasa yang tidak jelas dan kebohongan.
Manajemen Konflik dalam Komunikasi
Asumsi setiap orang memiliki kecenderungan tertentu dalam menangani konflik.
Terdapat 5 kecenderungan:
1. Penolakan: konflik menyebabkan tidak nyaman
2. Kompetisi: konflik memunculkan pemenang
3. Kompromi: ada kompromi & negosiasi dalam konflik untuk meminimalisasi kerugian
4. Akomodasi: ada pengorbanan tujuan pribadi untuk mempertahankan hubungan
5. Kolaborasi: mementingkan dukungan & kesadaran pihak lain untuk bekerja bersama-sama.
Strategi Penyelesaian Konflik
Pendekatan penyelesaian konflik oleh pemimpin dikategorikan dalam dua dimensi ialah kerjasama/tidak kerjasama dan tegas/tidak tegas. Dengan menggunakan kedua macam dimensi tersebut. Ada 5 macam pendekatan penyelesaian konflik ialah :
1. Kompetisi
Penyelesaian konflik yang menggambarkan satu pihak mengalahkan atau mengorbankan yang lain. Penyelesaian bentuk kompetisi dikenal dengan istilah win-lose orientation.
2. Akomodasi
Penyelesaian konflik yang menggambarkan kompetisi bayangan cermin yang memberikan keseluruhannya penyelesaian pada pihak lain tanpa ada usaha memperjuangkan tujuannya sendiri. Proses tersebut adalah taktik perdamaian.
3. Sharing
Suatu pendekatan penyelesaian kompromistis antara dominasi kelompok dan kelompok damai. Satu pihak memberi dan yang lain menerima sesuatu. Kedua kelompok berpikiran moderat, tidak lengkap, tetapi memuaskan.
4. Kolaborasi
Bentuk usaha penyelesaian konflik yang memuaskan kedua belah pihak. Usaha ini adalah pendekatan pemecahan problem (problem-solving approach) yang memerlukan integrasi dari kedua pihak.
5. Penghindaran
Menyangkut ketidakpedulian dari kedua kelompok. Keadaaan ini menggambarkan penarikan kepentingan kelompok lain.
6. Interaksi Win –Win
Berpikir Menang-Menang merupakan sikap hidup, suatu kerangka berpikir yang menyatakan : “Saya dapat menang, dan demikian juga Anda, kita bisa menang”. Berpikir Menang-Menang merupakan dasar untuk dapat hidup berdampingan dengan orang lain. Berpikir Menang-Menang dimulai dengan kepercayaan bahwa kita adalah setara, tidak ada yang di bawah ataupun di atas orang lain. Hidup bukanlah kompetisi. Mungkin kita memang menjumpai bahwa dunia bisnis, sekolah, keluarga, olah raga adalah dunia yang penuh kompetisi, tetapi sebenarnya kita sendirilah yang menciptakan dunia kompetisi. Hidup sebenarnya adalah relasi dengan orang lain. Berpikir Menang-Menang bukanlah berpikir tentang Menang-Kalah, Kalah-Menang, atau pun Kalah–Kalah.
i. Win-Lose (Menang - Kalah).
Paradigma ini mengatakan jika “saya menang, anda kalah “. Dalam gaya ini seseorang cenderung menggunakan kekuasaan, jabatan, mandat, barang milik, atau kepribadian untuk mendapatkan apa yang diinginkan dengan mengorbankan orang lain. Dengan paradigma ini seseorang akan merasa berarti jika ia bisa menang dan orang lain kalah. Ia akan merasa terancam dan iri jika orang lain menang sebab ia berpikir jika orang lain menang pasti dirinya kalah. Jika menang pun sebenarnya ia diliputi rasa bersalah karena ia menganggap kemenangannya pasti mengorbankan orang lain. Pihak yang kalah pun akan menyimpan rasa kecewa, sakit hati, dan merasa diabaikan. Sikap Menang-Kalah dapat muncul dalam bentuk :
a) Menggunakan orang lain, baik secara emosional atau pun fisik, untuk kepentingan diri.
b) Mencoba untuk berada di atas orang lain.
c) Menjelek-jelekkan orang lain supaya diri sendiri nampak baik.
d) Mencoba memaksakan kehendak tanpa memperhatikan perasaan orang lain.
e) Iri dan dengki ketika orang lain berhasil
ii. Lose-Win (Kalah - Menang).
Seseorang tidak mempunyai tuntutan, visi, dan harapan. Ia cenderung cepat menyenangkan atau memenuhi tuntutan orang lain. Mereka mencari kekuatan dari popularitas atau penerimaan. Karena paradigma ini lebih mementingkan popularitas dan penerimaan maka menang bukanlah yang utama. Akibatnya banyak perasaan yang terpendam dan tidak terungkapkan sehingga akan menyebabkan penyakit psikosomatik seperti sesak napas, saraf, gangguan sistem peredaran darah yang merupakan perwujudan dari kekecewaan dan kemarahan yang mendalam.
iii. lose-Lose (Kalah - Kalah)
Biasanya terjadi jika orang yang bertemu sama-sama punya paradigma Menang-Kalah. Karena keduanya tidak bisa bernegosiasi secara sehat, maka mereka berprinsip jika tidak ada yang menang , lebih baik semuanya kalah. Mereka berpusat pada musuh, yang ada hanya perasaan dendam tanpa menyadari jika orang lain kalah dan dirinya kalah sama saja dengan bunuh diri.
iv. Win (Menang)
Orang bermentalitas menang tidak harus menginginkan orang lain kalah. Yang penting adalah mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan. Orang bermentalitas menang menjadi egois dan akan mencapai tujuannya sendiri. Jika hal ini menjadi pola hidupnya maka ia tidak akan bisa akrab dengan orang lain, merasa kesepian, dan sulit kerja sama dalam tim.
v. Win-Win (Menang-Menang)
Menang-Menang adalah kerangka pikiran dan hati yang terus menerus mencari keuntungan bersama dalam semua interaksi. Menang-Menang berarti mengusahakan semua pihak merasa senang dan puas dengan pemecahan masalah atau keputusan yang diambil. Paradigma ini memandang kehidupan sebagai arena kerja sama bukan persaingan. Paradigma ini akan menimbulkan kepuasan pada kedua belah pihak dan akan meningkatkan kerja sama kreatif.
Bagaimana bersikap menang-menang ?
Bagaimana cara berpikir dan bersikap Menang-Menang ? Bagaimana Anda dapat tetap merasa bahagia ketika teman Anda diterima sebagai PNS sementara Anda tidak ? Bagaimana Anda tidak merasa rendah diri ketika melihat teman Anda mempunyai prestasi gemilang ?, Bagaimana Anda dapat menemukan solusi permasalahan yang membuat Anda dan orang lain merasa Menang ?. Ada dua cara yang dapat dilakukan :
Pertama, Capailah Kemenangan Pribadi
Berpikir Menang-Menang dimulai dari diri Anda sendiri. Jika Anda merasa sangat tidak aman dan tidak berusaha untuk mencapai kemenangan pribadi, maka sangatlah sulit untuk beerpikir Menang-Menang. Anda akan merasa terancam oleh orang lain, Anda akan sulit menghargai dan mengakui keberhasilan orang lain. Anda akan merasa kesulitan untuk tetap berbahagia atas keberhasilan orang lain. Orang yang tidak aman mudah iri pada orang lain.
Kedua, Hindari Kompetisi dan Perbandingan Tidak Sehat
Ada dua kebiasaan dalam hidup kita yang mirip dengan tumor yaitu yang dapat menggerogoti tubuh kita perlahan-lahan dari dalam. Kebiasaan itu adalah berkompetisi dan membandingkan.
Berkompetisi
Kompetisi dapat menyehatkan. Kompetisi mendorong kita untuk menjadi lebih baik dan berprestasi. Tanpa kompetisi mungkin kita tidak mempunyai kemampuan mendorong diri kita untuk lebih maju. Kompetisi dapat menyehatkan jika Anda berkompetisi dengan diri Anda sendiri atau ketika hal itu membuat Anda merasa tertantang untuk berprestasi atau menjadi yang terbaik. Kompetisi sangatlah tidak menyehatkan jika Anda hanya berpikir tentang diri kemenangan untuk diri sendiri atau ketika Anda merasa harus mengalahkan orang lain untuk mencapai kemenangan. Marilah kita berkompetisi dengan diri sendiri sehingga kita selalu berkembang dan berhentilah berkompetisi demi memperoleh status, popularitas, pacar, posisi, perhatian, dan sebagainya dan mulailah menikmati hidup.
Membandingkan
Membandingkan diri dengan orang lain adalah sesuatu yang buruk. Mengapa ? Sebab masing-masing dari kita mempunyai potensi yang berbeda, baik secara sosial, mental, maupun fisik. Setiap orang punya kelebihan dan kelemahan yang berbeda. Kita dapat saling mengembangkan diri dan melengkapi bersama-sama dengan orang lain . Jadi apa gunanya melihat-lihat orang lain untuk mecari-cari kelemahan atau kelebihan mereka dan membandingkan dengan diri Anda? Berhentilah berbuat demikian dan hilangkan kebiasaan ini. Anda tidak perlu tampil secantik peragawati, Anda tidak perlu sepopuler teman Anda, tampilah sesuai dengan diri Anda yang sebenarnya karena Anda memang berbeda dengan orang lain, Anda adalah unik dan berbahagialan dengan keunikan Anda.
IV. PEMBAHASAN
Klub BINA UTAMA adalah Sebagai Sebuah Organisasi Olahraga Usia Dini di Gugus SD 1 Pagar Air Aceh Besar : Sebuah organisasi olahraga di tingkat SD yang ada di Indonesia. Klub ini dimaksudkan untuk menjadi ajang pendidikan olahraga di lingkungan pendidikan formal. klub ini hampir berusia ke-10 tahun. Semenjak awal didirikannya klub ini langsung bisa mengorbit para atlitnya mulai dari tingkat Kabupaten, provinsi bahkan tidak sedikit yang berprestasi hingga ke tingkat nasional.
Klub Bina Utama sekarang merupakan satu-satunya klub olahraga usia dini yang berada di Aceh yang dibina oleh Depdiknas. Status binaan nasionalnya juga yang menjadi klub ini nampak lebih eksis, sehingga hampir tiap semester pelatih dan pengurusnya selalu mendapatkan kesempatan keluar daerah baik sebagai pendamping ataupun untuk diberikan pendidikan dan pelatihan untuk peningkatan sumber daya demi tujuan pencapaian prestasi yang lebih gemilang. Dalam hal ini, bahasan yang dikaji penulis adalah sebatas job-discription Klub Bina Utama Olahraga usia dini Gugus SD 1 Pagar Air Aceh Besar.
Klub Bina Utama ini merupakan klub olahraga usia dini di tingkat gugus yang tentunya beranggotkan satu SD inti yang menaaungi beberapa SD imbas, gugus SD 1 Pagar Air beranggotakan tujuh (7) SD lainnya, yaitu ; SD 2 Pagar Air, SD Lamsayuen, SD Kayee Leue, SD Lamteungoeh, SD Pertiwi Lamgarot, SD Dham Lubuk dan SD Dham Ceukok. Tentunya di setiap SD tersebut memiliki perwakilan klub Bina Utama. Klub ini memiliki struktur layaknya organisasi olahraga lainnya. Klub ini memilki seorang ketua, sekretaris, Bendahara, dan ketua-ketua divisi serta pembina yaitu kepala sekolah yang merupakan jabatan yang ditetapkan secara otomatis. Secara fungsional, sekretaris dan bendahara bersama-sama ketua bertanggungjawab atas urusan organisasional. Divisi yang dibentuk adalah Divisi Bola kaki, Voli Mini, Takraw, Catur, Bulu Tangkis, tolak peluru, lompat jauh, lompat tinggi dan senam.
a. Konflik dalam Organisasi
Pengambilan keputusan sebuah organisasi kesulitan dalam mengakomodir segenap kepentingan anggota di dalamnya. Tidak terkecuali di tubuh Klub Bina Utama itu sendiri. Ketika pimpinan dipegang oleh sebuah kepengurusan baru, maka ada beberapa prosedur dan mekanisme wajib yang harus dijalankan, maka setiap keputusan yang diambil harus melalui jalan musyawarah untuk mufakat. Di Klub Bina Utama dikenal istilah Rapat Kerja yang merupakan forum tertinggi untuk menentukan program kerja apa saja yang akan dijalankan oleh mereka yang dihadiri oleh semua pembina, pengurus dan perwakilan klub. Konflik yang kerap muncul adalah konflik interpersonal yang bersumber dari kecemburuan sosial. Hal ini sangat wajar mengingat Klub Bina Utama merupakan organisasi yang berlandaskan prinsip keterbukan dan profesionalisme. Konflik tersebut kerap mewarnai perjalanan roda klub. Sehingga dinamika yang timbul karenanya seringkali menyulitkan sekaligus menjadi sebuah tantangan bagi pimpinan dalam mengantisipasinya.
b. Proses dan Jalur Komunikasi
Salah satu proses komunikasi yang dibangun adalah dengan mengadakan pertemuan-pertemuan. Bebeapa pertemuan yang dijalankan sebagai mekanisme komunikasi antara anggotanya antara lain:
i. Pertemuan Pembina, dilaksanakan sesuai dengan kondisi yang dianggap perlu untuk menentukan kebijakan Dewan Pengurus.
ii. Pertemuan Pengurus.
iii. Pertemuan dengan atlit binaan.
iv. Musyawarah Kerja.
v. Pleno Anggota, Diselenggarakan dua kali dalam periode kepengurusan.
c. Manajemen Konflik dan Mekanisme yang Ditawarkan
Dalam menyikapi konflik yang terjadi di internal anggota, personil yang secara fungsional bertanggungjawab adalah pembina. Peran yang dipegang oleh kepala SD Inti adalah sebagai seseorang yang memediasi konflik yang terjadi. Konflik atau permasalahan yang dibawah ke badan ini adalah yang menyangkut persoalan dalam mendapatkan kesempatan untuk ke event nasional baik sebagai pelatih, pendamping, maupun pengurus, maupun konflik laten antarpersonal yang sulit dipecahkan. Sementara posisi Pembina dalam badan ini adalah sebagai penasihat yang bertanggungjawab terhadap proses perjalanan organisasi.
V. KESIMPULAN
Beberapa persoalan dan penjelasan di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan
a. Klub Bina Utama merupakan salah satu organisasi yang memiliki struktur yang kompleks dengan kelengkapan unsure pimpinan, divisi perwakilan.
b. Klub Bina Utama memiliki separngkat aturan yang mengikat yang menjadi pedoma operasional pelaksanaan organisasinya.
c. Dari struktur yang terbangun jelas bahwa mekanisme komunikasi dijalankan dengan menggunakan forum yang sudah ada di berbagai pertemuan.
d. Manajemen konflik yang dilakukan melalui proses yang cukup panjang di mana segenap unsure dilibatkan dalam proses penyelesaian konflik tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Littlejohn, Stephen W. (2002). Theories of Human Communication. USA: Wadsworth Group
Miller, Katherine. (2002). Communication Theories: Perspectives, Processes, and Contexts. USA: McGraw Hill
Fiske, John. (1999). Introduction To Communication Studies. 2nd Edition. London: Guernsey Press Co Ltd
Griffin, EM. (2003). A First Look at Communication Theory, 5th Edition. USA: McGraw-Hill
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga penulisan makalah ini dapat kami selesaikan pada waktunya. Penulisan makalah ini dengan tema “Proses Komunikasi Dalam Organisasi” sebuah studi kasus pada Klub Bina Utama Olahraga Usia Dini SD 1 Pagar Air Kabupaten Aceh Besar.
Terima kasih kepada Ibu Erita Yuliasesti D, S.Psi, M.Si, Psikolog selaku pengasuh mata kuliah Psikologi Industri & Organisasi. Dalam hal ini kami menyadari masih banyak kekurangan dan untuk kesempurnaan makalah ini kami mohon sumbangsih dalam mencapai kesempurnaan makalah ini.
Saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan untuk penyempurnaan dimasa yang mendatang.
Yogyakarta, 27 Januari 2009
Penulis
Senin, 12 Januari 2009
Prinsip Kepemimpinan Organisasi
MENGEMBANGKAN PRINSIP-PRINSIP KEPEMIMPINAN
KOLABORASI PRINSIP PERTAMA
Dikatakan kolaborasi sebagai prinsip pertama karena ia me-rupakan tonggak dasar dalam kita berpikir agar kita mele-takkan landasan yang kuat untuk memulai sesuatu kegiatan pengembangan bakat kepemimpinan. Seperti kita katakan bahwa kepemimpinan dapat dipelajari karena ia merupakan potensi yang tersembunyi pada setiap diri orang, sehingga galilah tambang emas yang melekat pada diri anda yang kita sebut pikiran, disitulah terletak peningkatan kemampu-an anda, kalau anda ingin maju dalam kehidupan ini.
Gelombang perubahan maha dahsyat yang akan kita hadapi dalam abad 21 ini, namun kita dapat mengarungi-nya sepanjang kita mau menyesuaikan diri dalam perubahan itu. Kita menyadari sepenuhnya "nothing is permanent except change (tak ada yang peremanen kecuali perubahan itu sendiri), oleh karena itu sebaliknya kalau kita ingin berubah ingat pula "there is nothing wrong with change if it's in the right direction" (tidak ada yang salah dengan perubahan jika itu mengarah pada yang benar).
Dengan demikian cobalah kita merenungkan makna kolaborasi sebagai landasan utama dalam usaha kita me-ngangkat bakat kepemimpinan yang terpendam dalam menggerakkan manusia untuk mencapai tujuan bersama. Marilah kita mencoba untuk merenungkan makna KOLABORASI sebagai suatu kenyataan dalam abad baru ini, karena kita menyadari bahwa kegagalan dalam melaksanakan kepemimpinan sebagian besar terletak dari ketidak harmonisan hubungan antar manusia.
Jadi pusatkan perhatian untuk mencapai kesuksesan anda akan terletak pemahaman prinsip pertama dalam mewujudkan kolaborasi dalam rangka membentuk kepribadian dalam sikap terbuka dan menghilangkan sikap takut, rendah diri dan sebagainya.
Kepemimpinan yang mampu menggerakkan dalam proses pengambilan keputusan berdasarkan model kolaborasi sebagai pengganti hirarki adalah merupakan tuntutan perubahan bahwa dengan prinsip kolaborasi memberikan ruang gerak atas keyakinan, kebutuhan, kebudayaan, tindakan kedalam satu sistem yang terintergrasi atas pengambil inisiatip, menyiapkan alternatip, melakukan konsultasi, menganalisa, menyiapkan rekomendasi dan berakhir dengan keputusan dalam satu kerangka keseimbangan kepentingan individu, kelompok dan oraganisasi.
Jadi dengan kolaborasi kita dapat memenangkan hal-hal yang terkait dengan efektivitas, efesiensi, kualitas, menumbuhkan persaingan intern yang sehat, menghindari konflik, serta menarik tanggung jawab dan akuntabilitas yang jelas dan akhirnya kita lebih memfokuskan kepada orientasi kepentingan stakeholders.
Kita harus selalu memanfaatkan wawasan dan imajinasi dalam usaha mencari terobosan berpikir agar kita dapat merenungkan kembali pola dan proses berpikir bahwa kolaborasi hanya dapat terbentuk bila kita menempatkan kesadaran, kecerdasan dan akal sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, tanpa pemahaman itu cobalah anda renungkan kembali konskwensi-konskwensinya, maka disitulah terletak kepentingan anda untuk melaksanakan kolaborasi.
Dengan pola dan proses berpikir yang kita ungkapkan diatas, maka pola sikap dan perilaku kepemimpinan akan bergerak dalam kerangka tindakan positif dan wajar yang sangat dibutuhkan sebagai suatu seni dalam mempenga-ruhi orang lain yang sejalan dengan kepentingan individu kelompok dan organisasi.
KOMITMEN PRINSIP KEDUA
Pada dasarnya komitmen itu ada pada setiap individu, yang menjadi masalah kita wujud komitmen itu dapat bersifat pamrih dan atau tidak pamrih. Itu menunjukkan kepada kita bahwa secara fokus kita dapat mengatakan, komitmen hanya merupakan omong kosong yang tidak dilandaskan atas suatu keyakinan yang dapat dibuktikan antara kata dan perbuatan.
Oleh karena itu perlu menyadari bahwa komitmen merupakan hasil kerja hati dengan penghayatan artinya dari sudut batiniah, komitmen merupakan pengorbanan bisa merupakan kata-kata ataupun perilaku yang memperlihatkan yang abstrak tapi konkrit. Itulah satu kenyataan bahwa konsepsi komitmen banyak disalah artikan, tetapi bila kita menyadari "a sense of execellent commitment", maka suatu organisasi akan dapat berfungsi dengan baik, membutuhkan kepercayaan dan saling kedekatan dengan setiap orang yang merasa terikat dalam organisasi akan menunjukkan keberadaan komitmen sebagai prinsip untuk mewujudkan keberhasilan.
Renungkan ungkapan seperti "komitmen tidak menjamin sukses, tetapi kurangnya komitmen menjamin kegagalan" dengan ungkapan itu menunjukkan kepada kita harus ada keberadaan komitmen dalam setiap organisasi, kelompok dan individu yang tidak boleh berlebihan dan juga tidak boleh kurang. Dirasakan sulit untuk menjelaskan secara verbal bahwa komitmen itu merupakan sesuatu yang ada dalam kehidupan kita atau dengan kata lain kita dapat mengatakan seperti : "Komitmen membutuhkan keberanian dan mengandung resiko ; Komitmen tidak bisa dipaksakan ; Komitmen mengandung usaha orang untuk mengembangkan inisiatip dan bersedia memberikan pertanggungan jawaban ; Komitmen mengandung adanya kemauan pengorbanan pribadi ; Komitmen mengandung pemusatan dalam melaksanakan pekerjaan ; Komitmen menginginkan iklim yang luwes tapai mudah mengontrol dalam memberikan saling hormat dan menghormati ; Komitmen lebih menekankan bukti tindakan bukan kata-kata."
Oleh karena itu di tahun 1970-an, orang mementingkan diri pribadi, tahun 1980-an merupakan dekade materialis-tik tapi tahun 1990-an, nilai-nilai mengalami perubahan, sehingga orang mengatakan "era yang menjunjung tinggi nilai-nilai akan tiba". Yang dimaksud dengan nilai disini adalah nilai-nilai abadi seperti kepercayaan, harapan, cinta, keadilan, pengampunan, kejujuran, pelayanan, pengorbanan, kerendahan hati dan kesukarelaan.
Jadi dengan pengungkapan itu, kita dapat merenungkan bahwa komitmen itu bersifat dualistis, ibarat mata uang yang mempunyai dua sisi satu sama lain saling melengkapi seperti ada siang dan ada malam ; ada manis dan pahit ; ada peningkatan dan kemerosotan, begitulah pola dan proses berpikir dalam kita merenung mencari keberadaan komitmen sebagai prinsip kedua dalam menggerakkan orang.
Berpikir dengan disadari diperlukan adanya dorongan dari dalam diri anda. Daya dorong itu kita sebut dengan KOMITMEN yang harus kita kembangkan dalam diri pribadi dan diaktualisasikan dalam tindakan berpikir.
Dengan demikian komitmen adalah wujud dari KEBERSAMAAN dalam mengkomunikasikan suara hati yang OPTIMISME untuk MEMAHAMI berdasarkan INTELEGENSI secara TASAMUH dengan sikap MENTAL positip untuk bertindak secara EKLEKTIS yang bersandarkan kemampuan NALAR yang tinggi dalam menanggapi perubahan.
Jadi dalam pikiran kita untuk menumbuhkan dan mengembangkan komitmen dimulai di dalam hati, diuji oleh perbuatan dalam kerangka mempengaruhi orang lain agar dapat mendorong yang bersangkutan untuk membuka pintu pikiran dalam mewujudkan tujuan.
KOMUNIKASI PRINSIP KETIGA
Kepemimpinan yang berhasil mempengaruhi orang lain sangat ditentukan oleh keterampilan dan kemampuan menjalankan fungi komunikasi secara baik karenanya komunikasi yang baik dan menjadi efektif akan ditentukan pula oleh kepercayaan dan keyakinan anda dalam memimpin untuk mempengaruhi bawahan.
Keyakinan dan kepercayaan hanya dapat terbentuk apabila anda menyadari suatu lingkungan yang harmonis antara pimpinan dengan para bawahannya yang dapat benar-benar berkomunikasi dengan baik yang sejalan dengan makna fungsi komunikasi. Pertama ia menyadari untuk melaksanakan pengungkapan emosional (fungsi) dengan sikap dan perilaku yang dapat menimbulkan kesan yang menarik mereka dari tindakannya dari pada kata-kata. Kedua pesan yang disampaikan mengenai fakta dan informasi (fungsi) yang dapat dipertanggung jawabkan. Ketiga mampu memberi daya dorong agar termotivasi kearah (fungsi) yang memenuhi kepentingan semua pihak. Keempat mampu menjalankan kendali (fungsi) untuk dapat menerima dan mendengarkan konskwensi berkomunikasi serta membuat langkah lanjutan dalam tindakan.
Disatu sisi kita dapat memahami makna fungsi komunikasi dan disisi lain diperlukan kemampuan dan keterampilan untuk mendalami aktualisasi kedalam proses komunikasi karena kita harus meyakini bahwa tindakan lebih membekas daripada kata-kata, jadi dapat saja anda melakukan komunikasi, tetapi anda tidak mengambil tindakan, itu berarti tak ada seorangpun akan memperca-yai komunikasi tersebut, akibatnya dapat menimbulkan sindrom dalam bentuk gejala pura-pura atau bentuk mental yang suka menunda-nunda.
Oleh karena itu, pengkodean (proses) mengubah suatu pesan komunikasi menjadi bentuk simbol artinya apa yang dikomunikasikan, saluran (proses) artinya mediun lewat mana sesuatu pesan komunikasi berjalan, pendekodean (proses) artinya penerjemahan ulang pesan komunikasi seorang pengirim, gelung umpan balik (proses) artinya tautan akhir dalam proses komunikasi mengembalikan pesan ke dalam sistem guna memeriksa kesalahpahaman.
Dengan demikian untuk menjadikan komunikasi yang efektif menuntut pengasahan secara terus menerus oleh pemimpin yang menyadari bahwa kepemimpinan akan berhasil bila secara sungguh-sungguh memahami fungsi komunikasi disatu sisi dan disisi lain melaksanakan proses komunikasi, sehingga waktu hidup kita sebagian besar dipergunakan dalam berpikir untuk menulis, membaca, berbicara dan mendengarkan dalam kerangka hubungan individu, kelompok dan organisasi.
Menghayati makna komunikasi bagi setiap pemimpin dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan kepemimpinan yang efektif dengan mengungkapkan dari kata komunikasi memberikan petunjuk arti penting bagi pimpinan puncak, sedangkan pada pimpinan menengah memberikan petunjuk untuk menyesuaikan tindakan dan ucapan agar pemanfaatan komunikasi dua arah lebih sesuai dengan kebutuhan untuk melaksanakan komitmen.
Pilihan komunikasi tatap muka sangat memberikan kontribusi yang besar karena komunikasi lebih bersifat terbuka dan terus terang atas pesan yang hendak disampaikan, lebih-lebih yang menyangkut pembaruan dalam tindakan, sehingga paling tidak meliminir bentuk-bentuk resistensi yang bakal terjadi.
Kepentingan komunikasi dalam individu, kelompok dan organisasi hanya dapat tercipta secara efektif bila semua yang mempunyai kepentingan menjadi tanggung jawab bersama yang akan sejalan dengan pesan yang akan dikomunikasikan sehingga informasi yang disalurkan benar-benar memenuhi bagi semua yang berkepentingan.
Akhirnya kita menyadari sepenuhnya bahwa komunikasi sebagai perinsip ketiga adalah sangat penting dalam pelaksanaan maka perlakukan komunikasi dilihat dari fungsi dan proses sebagai kebutuhan yang berkelanjutan, maka aktualisasinya terwujud dalam bentuk penyampaian pesan berdasarkan keputusan intuisi dan otak, ketepatan waktu juga penting, dilakukan secara terus menerus, serta hilangkan komunikasi satu arah.
KREATIVITAS INDIVIDU PRINSIP KEEMPAT
Bila anda menyadari bahwa tambang emas yang ada dalam diri anda dalam bentuk pikiran dapat digali, itu berarti ada kesempatan untu mengungkapkan bakat yang tersembunyi sepanjang anda menginginkan.
Ada orang yang memiliki kemampuan sendiri untuk menggalinya tapi ada juga dorongan dari luar. Bertolak dari suatu anggapan bahwa hidup yang kita jalani ini dapat kita hayati dari masa lampau tapi masa depan harus kita jalani sesuai tuntutan perubahan lingkungan yang terjadi.
Sejalan dengan pemikiran diatas, mampukah anda untuk memanfaatkan otak atas (kiri dan kanan) dan otak bawah sadar dalam menggerakkan kemampuan berpikir untuk mewujudkan kreativitas individu. Oleh karena itu langkah awal adalah menghilangkan keragu-raguan yang dapat mempengaruhi proses berpikir itu sendiri. Jauhkan anggapan bahwa wawasan dan imajinasi sebagai daya dorong akan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti usia, jenis klamin, pendidikan dan kemauan yang keras.
Kita sadari bahwa faktor-faktor tersebut bisa saja mempe-ngaruhi dalam proses kita berpikir, namun bila kita menyadari bahwa setiap masalah didalammnya mengandung pemecahannya, maka disitulah letak kemampuan anda untuk menemukan cara pemecahannya. Hal itu hanya dapat dicapai bermula dari niat anda untuk berbuat sesuatu dalam usaha melepaskan diri dari apa dan bagaimana cara memikirkannya, tapi yang lebih penting dalam niat anda adalah kemampuan menggerakkan berpikir dalam hal menemukan sesuatu yang baru dalam kerangka berpikir kreatif. Berpikir kreatif membutuhkan kekuatan mental sebagai unsur yang sangat menentukan dalam membangkitkan semangat, semangat dapat tumbuh dan berkembang akan ditentukan oleh kebiasaan dalam mengaktualisasikan berpikir ke arah yang positip.
Yang menjadi persoalan anda adalah bagaimana caranya anda memulai untuk menggali tambang emas yang ada dalam diri anda ? Cobalah anda renungkan makna kreativitas dalam usaha anda untuk membangkitkan kebiasaan dalam mental yang positip.
Terasa sulit untuk memulai sesuatu, tapi bila anda memulai dengan mendalami fungsi otak atas sebelah kiri (matematika, angka-angka, logika, linier, urutan, penilaian, bahasa) dan kanan (imajinasi, lamunan, warna, dimensi, ritme) yang memainkan peranan sebagai otak analisis. Kita dapat membayangkan kata-kata dalam lagu merupakan di otak kiri tapi aspek irama musik berada di otak kanan. Otak atas yang kita bicarakan ini hanya memainkan peranan bagian kecil dari kekuatan pikiran, tapi sebaliknya bagian terbesar kekuatan pikiran ada di otak bawah sadar. Simaklah kekuatan pikiran anda untuk membangkitkan kemampuan berpikir kreativitas anda.
Mengembangkan bakat kepemimpinan melalui kreativitas individu sebagai pelaksanaan prinsip keempat ditentukan oleh kemampuan individu untuk menggerakkan kekuatan pikiran yang ada didalam otak, galilah tambang emas yang ada dalam diri sepuas hati anda.
Dengan memahami makna kata tersebut kita mencoba, meletakkan landasan atas kepercayaan diri artinya meyakini kemampuan kita dalam melakukan hal-hal tertentu. Jadi percaya diri akan timbul bila anda memiliki kemampuan untuk melakukan kegiatan yang bisa anda lakukan itu sehingga mampu menyalurkan segala yang anda ketahui dan segala yang anda kerjakan.
Saat anda merenung makna kata yang kita utarakan diatas, gerakkan kepercayaan diri bahwa anda mampu menggali tambang emas yang ada dalam diri anda yaitu pikiran anda melalui kesadaran, kecerdasan dan akal sebagai alat berpikir dengan mengungkapkan pertanyaan atas what to do, whay to do, where to do, when to do, who to do, dan how to do sehingga membentuk peta-peta pikiran yang dapat anda kembang sesuai dengan niat yang telah anda tetapkan.
KREATIVITAS KELOMPOK PRINSIP KELIMA
Kreativitas individu bila dipindahkan kedalam kreativitas kelompok sudah tentu akan menjadi lebih baik dari cetusan wawasan dan imajinasi sebagai individu karena kita akan mendapatkan sumber pemikiran yang diciptakan oleh kekuatan pikiran dari kelompok.
Dalam praktek kerja kelompok harus kita bedakan dengan kerja tim karena kerja kelompok adalah kumpulan beberapa individu yang berkumpul berdasarkan persamaan ciri-ciri atau kepentingan yang didorong kemampuan individu yang dapat bekerjasama untuk mendorong mental individu, melahirkan ide/gagasan lebih banyak serta individu lebih dekat dalam berkomu-nikasi. Sedangkan kerja tim adalah jenis khas kelompok kerja tim harus diorganisasikan dan dikelola secara berbeda dengan jenis kelompok kerja lainnya.
Dengan adanya kebersamaan kepentingan, kita dapat melihat kerja sama yang baik seperti musik yang digemari, dimana ada yang megarang lagu dan ada yang lainnya menciptakan nada. Jadi kelompok bila terdapat pasangan yang cocok, akan melahirkan ide/gagasan yang lebih baik.
Untuk mendapatkan kelompok yang sejalan dengan kreativitas individu, maka kerja sama dapat terwujud bilamana adanya kesamaan dalam 1) menentukan waktu dan tempat untuk berpikir; 2) harus ada daya dorongnya untuk melahirkan gagasan baru; 3) menga-dakan pertemuan tatap muka dan berpikir bersama-sama; 4) berpikir sendiri setelah pertemuan agar dapat mencetuskan gagasan baru; 5) memilih alternatip dari gagasan yang ada atas pertemuan berikutnya; 6) adanya kemauan bersama untuk menahan diri dari perdebatan yang dapat merusak suasana komunikasi.
Dengan demikian kita mengajak dalam kelompok untuk berpikir secara sadar dan tidak sadar kedalam tindakan PERSIAPAN artinya tingkatan berpikir pertama dimana anggota kelompok didorong sebagai langkah awal berpikir kreatip dalam kelompok untuk mengumpulkan fakta atau situasi mengenai suatu persoalan khusus dan menentukannya secara teliti ; USAHA artinya tingkatan berpikir kedua dimana mendorong anggota untuk meningkatkan berpikir dari vertical atau biasa disebut juga konvergen mengandung makna menuju kerah satu jawaban menjadi berpikir divergen atau disebut juga berpikir lateral mengandung makna berpikir kesamping dalam mencari jawaban sebanyak mungkin ; INKUBASI artinya tingkatan berpikir ketiga dimana anggota kelom-pok akan didorong untuk menekan persoalan ke bawah kesadaran ; PENGERTIAN artinya tingkatan berpikir keempat dimana anggota kelompok untuk mendorong menemukan cahaya hati sebagai fajar yang menginsafkan orang akan ditemukan jawaban ; EVALUASI artinya tingkatan berpikir kelima dimana anggota kelompok untuk mendorong agar menilai dengan kritis ide / gagasan yang telah diperoleh. Pola dan proses inilah yang akan dilakukan agar kreativitas kelompok menjadi effektif.
Pola dan proses berpikir kedalam kreativitas kelompok haruslah dipandang sebagai suatu peningkatan berpikir biasa artinya dibentuk dari pengalaman individu dengan perantaraan indera (apa yang mereka lihat, dengar, sentuh, cium dan dicicipi) yang membentuk pengalaman-pengamalan dan diikuti kemampuan mereka untuk pengamatan, tanggapan, dan penyadaran dari yang dilaporkan pancaindera dari dunia luar menghasilkan pengetahuan. Tapi itu tidak berati setiap individu tidak mengenal dalam bentuk berpikir lainnya yang disebut dengan berpikir logis, ilmiah, filsafat dan theologis.
Jadi berpikir kedalam kreativitas kelompok mendorong terwujudnya berpikir logis artinya suatu tahapan berpikir manusia untuk mencapai kebenaran yang sesuai dengan kaidah-kaidah logika. Untuk mencapai kebenaran dalam berpikir itu maka cara manusia berpikir haruslah tepat dan benar atas dasar logika.
Dengan demikian berpikir logis sangat dibutuhkan kedalam kreativitas kelompok untuk mengungkapkan kebenaran atas gagasan / ide yang telah dirumuskan melalui proses berpikir sumbang saran. Oleh karena itu sumbang saran sudah selayaknya dikembangkan sebagai alat manajemen dan pimpinan.
Langkah berpikir dengan memanfaatkan pelaksanaan sumbang saran dengan harapan dapat diwujudkan suatu kebenaran maka langkah-langkah berpikir itu harus ditempuh dengan tahapan yang disebut dengan tahapan menyusun konsep, membentuk pendapat dan menarik kesimpulan.
INOVASI ORGANISASI PRINSIP KEENAM
Bila kreativitas kelompok dikembangkan dan dilola oleh suatu tim secara formal dibentuk maka kreativitas berubah wujud menjadi inovasi yang digerakkan oleh profesional teknis tapi sebaliknya mungkin kurang men-dapatkan perhatian oleh pimpinan puncak.
Dengan aktivitas inovasi yang digerakkan oleh suatu tim kerja kelompok secara formal merupakan langkah kerja berpikir ilimiah (objektif, rasional, sistematis, generalisasi), maka inovasi organisasi prinsip keenam yang harus ditumbuh kembangkan dari pengetahuan menjadi ilmu pengetahuan dengan jalan observasi, riset, eksperiment, persaksian dan otoritas dari para ahli, sehingga inovasi organisasi merupakan tantangan kepemimpinan untuk menterjemahkan keinginan berinovasi ke dalam lingkungan organisasi.
Jadi inovasi organisasi yang sukses haruslah didukung dan digerakkan oleh kepemimpinan puncak, yang memiliki tujuan tertentu dan dihasilkan dari analisa, sistem dan kerja keras tim kerja kelompok sebagai satu proses dua langkah artinya pertama inovasi itu sendiri, kedua suatu usaha yang berisiko tinggi untuk mengubah penemuan menjadi suatu produk atau proses yang berpotensi komersil.
Oleh karena itu, pelaksanaannya harus mengikuti prinsip keharusan bahwa 1) memiliki tujuan yang digerakkkan secara sistimatis, dimulai dengan membuat analisa untuk memaksimumkan peluang yang ada ; 2) inovator yang terlibat meyakini memiliki kemampuan untuk me-manfaatkan otak atas (kiri dan kanan) serta mengintgrasi-kan dengan otak bawah sadar dalam mengungkapkan secara konseptual dan perseptual ; 3) inovasi digerakkan dengan kerja yang jelas, sederhana dan terfokuskan agar semua sumber daya yang digerakkan menjadi efesien dan efektif ; 4) kretivitas kelompok menjadi inovasi organisasi sebaiknya memulai sesuatu dengan pemanfaatan sumber daya yang terbatas agar fleksibel dan mudah dikontol pada saat perubahan harus dilakukan ; 5) agar terjadi kesinambungan aktivitas inovasi yang berhasil, maka hasil akhir lebih menekankan ke orientasi kepemimpinan bukkan menciptakan laba yang besar.
Dengan mengikuti prinsip keharusan yang kita sebutkan diatas, maka suksesnya aktivitas inovasi organisasi juga ditentukan sekelompok orang yang duduk dalam tim, sehingga tim sebagai pelaku dalam kelompok kerja haruslah mampu mewujudkan komunikasi yang effektif sesuai dengan peran-peran yang dilakukan untuk setiap individu, apakah ia berperan sebagai driver (mengandalkan berpikir intuitif), planner (mengandalkan berpikir logis), enabler (mengandalkan kepercayaan diri dalam keputusan yang dapat dikomunikasikan dengan baik), exec ( mengandalkan pengamatan dan perasaan secara realistis), controller ( mengandalkan berpikir analitis).
Melaksanakan inovasi dengan tingkat resiko yang rendah haruslah disusun berdasarkan suatu perencanaan secara sistimatis dan dilaksanakan sesuai dengan tahapannya. Oleh karena itu, Peran tim dalam kerja kelompok haruslah dapat memanfaatkan sinergi dari peran driver, planner, enabler, exec dan controller kedalam aktivitas yang terintergrasi agar sumber daya yang terbatas dapat dioptimalkan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
ANALISIS MASA DEPAN PRINSIP KETUJUH
Memanfaatkan otak atas sebelah kanan yang berperan mengendalikan tubuh bagian kiri dengan fungsi gambar, ritme, warna, seni, imajinasi, kreativitas merupakan langkah awal untuk membangkitkan kesadaran karena disitulah terletak kemampuan untuk menggerakkan wawasan dan imajinasi, jadi kemampuan untuk menggambarkan masa depan merupakan keterampilan untuk mempergunakan alat pikiran sebagai unsur jiwa yang kita sebut dengan kesadaran.
Membangkitkan kesadaran itu adalah dengan jalan kita berpikir artinya kita menyadari benar bahwa seluruh kisaran proses mental yang sadar terjadi karena menggerakkan fungsi otak sebagai alat pikir dan hati sebagai alat menghayati. Dengan demikian meningkatkan keterampilan berpikir yang metodis (yang disadari) merupakan kerja dari dua unsur organ yang ada dalam diri kita yaitu unsur otak dan hati merupakan kebutuhan hidup sebagai prinsip yang harus dikembangkan secara berkesinambungan.
Mengintegrasi intuisi dan analisis membentuk pola-pola berpikir yang kita sebut dengan pola berpikir biasa ( bergaul dengan pengalaman inderawiah untuk membentuk ketahuan-ketehuan); pola berpikir logis ( suatu teknik penalaran untuk dapat menarik kesimpulan yang sah); pola berpikir ilmiah (secara sistematis, metodis dan objektif dalam rangka mencapai kebenaran dalam ilmu pengetahuan); pola berpikir filsafat (dialektis yang terarah untuk mendapatkan kebenaran yang hakiki, intergral dan universal); pola berpikir theologis (menurut islam artinya corak berpikir Qur'ani yang bertujuan untuk mencapai suatu keyakinan bahwa Allah swt adalah Wujud Al Haq).
Untuk menggungkapkan kesadaran dalam memandang gejala atau situasi masa depan untuk memprediksikannya atas gelombang ketidakpastian melalui pola dan tren sebagai proses yang kita sebut dengan extension (membayangkan bagaimana semua itu terus berkembang); elaboration (proses modifikasi, pengembangan lebih lanjut); recycling (daur ulang karena proses lama yang telah dikenal); pattern reversals (penyesuaian yang wajar sebagai hasil ketegangan); strange attraction (pola atau tren yang janggal yang tidak mungkin untuk diprediksikan); chaos ( ketidak teraturan bentuk yang komplek sebagai pengetahuan tentang yang bakal terjadi)
Membangkitkan kesadaran untuk memahmi atas analisis masa depan melalui pola atau tren dalam proses berpikir memberikan kemampuan untuk mengantisipasi situasi yang dapat diidintifikasi menjadi masalah yang dihadapi dengan pemahaman atas penelurusan, bahasa, gaya hidup, ketinggalan zaman, kebebasan berpikir, ajukan pertanyaan mendasar, menyimpan data, kesemuanya itu berorientasi dan meninjau hal-hal yang terkait kedalam diri sendiri serta menangkap apa-apa yang terjadi diluar diri kita.
Selanjutnya kesadaran yang dipusatkan dapat mempertajam pancaindera kita kesatu arah perhatian.
Kesadaran sebagai alat pikir harus dapat kita tumbuh kembangkan dengan mengoptimalkan otak atas sebelah kanan yang berfungsi imajinasi, kreativitas, gambar, ritme, seni yang tidak terikat parameter ilimiah dan matematis.
Dengan menggali tambang emas yang ada pada diri kita, yang kita sebut pikiran baru dimanfaatkan 1 % menurut para ahli, potensi yang besar itu sangat tergantung pada kita untuk menggalinya.
Menggerakkan kesadaran sebagai alat pikir secara berkesinambungan haruslah merupakan usaha untuk membentuk kebiasaan dalam proses berpikir karena disitulah terletak kita memulai memanfaatkan otak dalam pemberdayaan memori, emosi dan naluri agar analisis strategis bergerak sejalan dengan tuntutan perubahan, tanpa itu maka proses berpikir kita tidak membentuk kebiasaan untuk mengintergrasikan unsur otak dan hati. Jadi dengan menghayati makna kesadaran melalui huruf menjadi kata bermakna akan memberikan daya dorong untuk kita bisa berpikir metodis dalam mengembangkan kesadaran kepemimpinan agar kita mampu meningkatkan keterampilan dalam memahami kekuatan pemikiran dan membentuk kebiasaan pikiran yang sehat serta produktif.
Jadi dengan mengembangkan kesadaran kepemimpinan dapat mendorong keterampilan dalam mengungkapkan hal-hal yang terkait dengan 1) kemampuan menidentifikasi dan membuat daftar pusat perhatian dari beragam situasi yang dihadapi; 2) memilah-milah pusat perhatian menjadi pusat perhatian yang utama; 3) menggariskan tingkat prioritasnya yang terkait dengan dampak, urgensi dan kecenderungannnya 4) selanjutnya ia menentukan keterampilan apa yang dibutuhkan dalam menghayati langkah berikutnya dalam berpikir.
MERESPON ANTISIPATIF PRINSIP KEDELAPAN
Hasil kerja kesadaran belumlah berarti apa-apa, sehingga kesadaran belaka tidak berdaya karena kesadaran menyadarkan apa-apa, barulah bermakna merespon antisipatip sebagai prinsip kedelapan karena melalui kecerdasan melaporkan kepada kita situasi permasalahan dan hubungan-hubungannya.
Oleh karena itu mengembangkan kecerdasan kepemimpinan dalam merespon antisipatif merupakan prinsip kedelapan merupakan langkah untuk memanfaatkan otak atas sebelah kiri adalah yang berperan untuk mengendalikan tubuh bagian kanan dengan fungsi menangani angka, lokika, analisis, sains, matematika dan hal lain yang terkait dengan pemikiran rasional.
Jadi kecerdasan sebagai alat pikir dalam merespon atas hasil kerja kesadaran, maka sebelum kita membuat langkah-langkah atas masalah-masalah yang kritis, pokok dan insidentil serta hubungan-hubungannya satu sama lain, maka proses berpikir tersebut dalam memandang masa depan terhadap situasi dari dalam dan dari luar lingkungan sendiri menuntun pemahaman kita saling keterkaitan antara hasil kerja kesadaran dan kecerdasan untuk melakukan proses perubahan itu sendiri.
Dengan kecerdasan pula yang akan menuntun pemahaman atas proses perubahan yang akan menjelaskan tentang cara dalam proses perubahan itu sendiri dengan gaya bertahap (mengambil langkah sedikit demi sedikit dan berkelanjutan menjadi besar) ; gaya perubahan sistimatik (melakukan perubahan transformasi total sebagai tuntutan untuk merespon dengan cepat dan komprehensif). Gaya manapun yang akan diterapkan, menuntut adanya perubahan yang berencana, sehingga dalam mengaktualisasikan kecerdasan dalam proses berpikir haruslah berusaha untuk menghilangkan pikiran-pikiran yang mengarah kepada disfungsional (perkecualian; paksaan) atau perubahan-perubahan yang mengejutkan.
Sejalan dengan ungkapan diatas, maka kecerdasan sebagai alat pikir dan sebagai unsur jiwa dalam menangkap hal-hal yang terkait dengan masa depan, tidak dapat melepaskan dari pemikiran-pemikiran dari pengalaman masa lalu, sehingga pengetahuan yang terbentuk dari pengalaman masa lalu menghasilkan pengetahuan masa sekarang membuka jalan untuk meramalkan masa depan.
Kecerdasan sebagai alat pikir harus dapat kita tumbuh kembangkan dengan mengoptimalkan otak atas sebelah kiri yang berfungsi menangani angka, logika, analis, sains, matematika dan hal lain yang terkait dengan pemi-kiran rasional.
Bila dengan kesadaran mengungkapkan untuk menyadarkan apa-apa, maka dengan kecerdasan memberitahukan dalam pikiran kita keadaan masalah dan hubungan-hubungannya, maka memanfaatkan kecerdasan dalam proses berpikir akan membentuk kebiasaan agar segala sesuatu untuk dipikirkan kesinambungan komunikasi antara kecerdasan dengan kesadaran.
Dengan demikian mengembangkan kecerdasan kepemimpinan yang didorong oleh pemahaman huruf dan kata yang bermakna atas kecerdasan membentuk kebiasaan dalam proses berpikir untuk meningkatkan keterampilan berpikir secara sadar dan metodis dalam menumbuh kembangkan rasa optimis, percaya diri dan tetap berhubungan dengan realitas dalam memprediksi atas masalah dan hubungannya atas peristiwa yang bakal terjadi.
Jadi dengan mengembangkan kecerdasan kepemimpinan dapat mendorong keterampilan dalam mengungkapkan tindak lanjut dari hasil kesadaran menjadi usaha-usaha mengungkapkan hal-hal yang terkait dengan proses analisis penyebabkannya dengan langkah berpikir kedalam 1) merumuskan masalah yang dihadapi dengan menyatakan masalah kritis, pokok dan insidentil ; 2) menetapkan perbandingan yang terbaik melalui what, where, when dan magnitude ; 3) mengidentifikasi kejelasan yang terkait antara fakta-fakta yang diopservasi dengan fakta-fakta dibandingkan; 4) merespon penyebab dan membuktikan
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN PRINSIP KESEMBILAN
Proses berpikir mencakup dua lingkungan yaitu lingkungan alam sadar dan alam bawah sadar. Untuk menggerakkan proses berpikir dalam alam sadar memanfaatkan otak atas dimana masing-masing otak (kiri dan kanan) harus dapat memberikan rangsangan satu sama lain, jangan sampai terjadi salah satu tidak berperan sebagaimana layaknya. Jadi kesadaran (otak atas kanan) dan kecerdasan (otak atas kiri), keduanya menjadi alat pikir dari otak.
Sedangkan otak bawah sadar, yang juga disebut otak kecil artinya ia berpusat di hati oleh karena itu, ia berperan untuk mengendalikan semua fungsi tubuh yang tidak disadari dan otomatis, sehingga otak bawah akan bekerja secara terpisah dengan otak atas. Jadi otak bawah sadar yang kita sebut dengan Akal mengandung arti dari satu sisi sebagai ilmu tentang hakikat segala sesuatu, letaknya dalam hati dan disisi lain kata Akal itu dipergunakan kepada yang mengenal ilmu itu ialah hati yakni benda halus dan indah itu. Jadi hati akan berperan untuk menghayati dalam mengendalikan emosi, seksuali-tas dan pusat kenikmatan, oleh karena itu otak bawah sadar yang kita sebut Akal sebagai alat pikir. Proses berpikir dengan memanfaatkan otak bawah sadar menjadi hasil kerja hati dengan penghayatan yang juga kita sebut dengan intuisi. Dengan demikian intuisi termasuk salah satu bentuk berpikir juga.
Kesadaran menyadarkan apa-apa, namun kecerdasan memberitahukan kepaada kita keadaan masalah dan hubungan-hubungannya. Apakah gerangan bahaya bagi kita. Itu saja tidak cukup dalam proses berpikir, yang menjadi persoalan berikutnya adalah bagaimana kita menghindarinya atau menumpasnya. Disnilah tampil prinsip kesembilan sebagai suatu proses berkir yang muncul kepermukaan yang disebut dengan akal sebagai alat pikir untuk mencari jalan untuk tujuan itu. Dengan Akal dalam proses berpikir menunjukkan dimana letak bahaya, jenis bahaya, apa segara datang atau berlagsung tetap sebagai bahaya, bagaimana ia dapat dihindarkan, selanjutnya menunjukkan jalan dan cara-caranya mencapai tujuan itu agar supaya dilaksanakannya. Itulah pekerjaan akal. Dalam hal tertentu, ia juga bekerja membuat pertimbangan-pertimbangan tertentu.
Dengan demikian, kita harus menyadari bahwa mengembangkan akal kepe- mimpinan merupakan unsur jiwa ketiga selain kesadaran dan kecerdasan. Oleh karena itu ketiga unsur jiwa itu, bertindak serentak dalam proses berpikir, saling mengisi dan saling membantu sehingga menyerupai tritunggal. Akhirnya kita dapat menyatakan bahwa tidak dapat menyebutkan yang satu dengan meninggalkan dua yang lainnya, dengan ungkapan ini alat pikiran sebagai kecakapan jiwa yang didalam fungsinya bertindak serentak sebagai tri-tunggal dan merupakan alat pikiran yang utama untuk kita kembangkan.
Akal sebagai alat pikir yang akan merespon dari proses berpikir kesadaran dan kecerdasan untuk memberikan jawaban tindakan apa yang diambil sekarang sebagai tindak lanjut dari pengambilan keputusan, oleh karena itu dengan pemahaman makna akal kita dapat menghayati untuk menanyakan hal-hal 1) apakah yang menjadi maksud dari keputusan; 2) adakah suatu keputusan sesungguhnya diperlukan sekarang; 3) apa kreteria pemilihan; 4) apa alternatif yang seharusnya anda pertimbangkan; 5) apa resiko yang dihadapi; 6) seberapa jauh keseriusan resiko tersebut.
Bagaimanapun juga hasil kerja akal dengan penghayatan akan merespon pertanyaan-pertanyaan yang kita kemukakan diatas dari unsur otak dan hati artinya otak sebagai alat pikir dan hati sebagai alat menghayati. Dengan demikian kita berpikir dalam kerangka yang metodis atau dengan kata lain berpikir yang disadari.
Sejalan dengan pemikiran diatas maka proses berpikir dengan memanfaatkan akal sebagai alat pikir menuntun kita dalam proses berpikir dengan tahapan sebagai berikut :
Langkah pertama, adalah membuat pernyataan atas maksud keputusan, dengan mengajukan pertanyaan 1) adakah saya sedang mencoba membuat apa pilihan; 2) mengapa perlu-nya keputusan ini; 3) apa keputusan yang dibuat sebelum-nya. Dengan membuat tiga pertanyaan tersebut kita mencoba merumuskan maksud tujuan pengambilan keputusan.
Langkah kedua, adalah menggariskan kreteria sebagai rujukan dalam pengambilan keputusan, jadi keputusan yang baik adalah mendapatkan hasil yang diperlukan berdasarkan kreteria yang ditetapkan.
Langkah ketiga, adalah mengembangkan dan membandingkan alternatif-alternatif sebagai suatu langkah untuk menentukan pilihan atasnya.
Langkah keempat, adalah langkah untuk mengambil keputusan yang terbaik melalui analisis resiko artinya mengidentifikasikan dan menilai resiko.
Berpikir secara metodis yang kita kemukakan diatas menuntut adanya keterampilan kepemimpinan dalam memanfaatkan tri-tunggal sebagai unsur jiwa dalam proses pengambilan keputusan, bagaimana membuat keputusan yang benar pada waktu yang benar
KOLABORASI PRINSIP PERTAMA
Dikatakan kolaborasi sebagai prinsip pertama karena ia me-rupakan tonggak dasar dalam kita berpikir agar kita mele-takkan landasan yang kuat untuk memulai sesuatu kegiatan pengembangan bakat kepemimpinan. Seperti kita katakan bahwa kepemimpinan dapat dipelajari karena ia merupakan potensi yang tersembunyi pada setiap diri orang, sehingga galilah tambang emas yang melekat pada diri anda yang kita sebut pikiran, disitulah terletak peningkatan kemampu-an anda, kalau anda ingin maju dalam kehidupan ini.
Gelombang perubahan maha dahsyat yang akan kita hadapi dalam abad 21 ini, namun kita dapat mengarungi-nya sepanjang kita mau menyesuaikan diri dalam perubahan itu. Kita menyadari sepenuhnya "nothing is permanent except change (tak ada yang peremanen kecuali perubahan itu sendiri), oleh karena itu sebaliknya kalau kita ingin berubah ingat pula "there is nothing wrong with change if it's in the right direction" (tidak ada yang salah dengan perubahan jika itu mengarah pada yang benar).
Dengan demikian cobalah kita merenungkan makna kolaborasi sebagai landasan utama dalam usaha kita me-ngangkat bakat kepemimpinan yang terpendam dalam menggerakkan manusia untuk mencapai tujuan bersama. Marilah kita mencoba untuk merenungkan makna KOLABORASI sebagai suatu kenyataan dalam abad baru ini, karena kita menyadari bahwa kegagalan dalam melaksanakan kepemimpinan sebagian besar terletak dari ketidak harmonisan hubungan antar manusia.
Jadi pusatkan perhatian untuk mencapai kesuksesan anda akan terletak pemahaman prinsip pertama dalam mewujudkan kolaborasi dalam rangka membentuk kepribadian dalam sikap terbuka dan menghilangkan sikap takut, rendah diri dan sebagainya.
Kepemimpinan yang mampu menggerakkan dalam proses pengambilan keputusan berdasarkan model kolaborasi sebagai pengganti hirarki adalah merupakan tuntutan perubahan bahwa dengan prinsip kolaborasi memberikan ruang gerak atas keyakinan, kebutuhan, kebudayaan, tindakan kedalam satu sistem yang terintergrasi atas pengambil inisiatip, menyiapkan alternatip, melakukan konsultasi, menganalisa, menyiapkan rekomendasi dan berakhir dengan keputusan dalam satu kerangka keseimbangan kepentingan individu, kelompok dan oraganisasi.
Jadi dengan kolaborasi kita dapat memenangkan hal-hal yang terkait dengan efektivitas, efesiensi, kualitas, menumbuhkan persaingan intern yang sehat, menghindari konflik, serta menarik tanggung jawab dan akuntabilitas yang jelas dan akhirnya kita lebih memfokuskan kepada orientasi kepentingan stakeholders.
Kita harus selalu memanfaatkan wawasan dan imajinasi dalam usaha mencari terobosan berpikir agar kita dapat merenungkan kembali pola dan proses berpikir bahwa kolaborasi hanya dapat terbentuk bila kita menempatkan kesadaran, kecerdasan dan akal sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, tanpa pemahaman itu cobalah anda renungkan kembali konskwensi-konskwensinya, maka disitulah terletak kepentingan anda untuk melaksanakan kolaborasi.
Dengan pola dan proses berpikir yang kita ungkapkan diatas, maka pola sikap dan perilaku kepemimpinan akan bergerak dalam kerangka tindakan positif dan wajar yang sangat dibutuhkan sebagai suatu seni dalam mempenga-ruhi orang lain yang sejalan dengan kepentingan individu kelompok dan organisasi.
KOMITMEN PRINSIP KEDUA
Pada dasarnya komitmen itu ada pada setiap individu, yang menjadi masalah kita wujud komitmen itu dapat bersifat pamrih dan atau tidak pamrih. Itu menunjukkan kepada kita bahwa secara fokus kita dapat mengatakan, komitmen hanya merupakan omong kosong yang tidak dilandaskan atas suatu keyakinan yang dapat dibuktikan antara kata dan perbuatan.
Oleh karena itu perlu menyadari bahwa komitmen merupakan hasil kerja hati dengan penghayatan artinya dari sudut batiniah, komitmen merupakan pengorbanan bisa merupakan kata-kata ataupun perilaku yang memperlihatkan yang abstrak tapi konkrit. Itulah satu kenyataan bahwa konsepsi komitmen banyak disalah artikan, tetapi bila kita menyadari "a sense of execellent commitment", maka suatu organisasi akan dapat berfungsi dengan baik, membutuhkan kepercayaan dan saling kedekatan dengan setiap orang yang merasa terikat dalam organisasi akan menunjukkan keberadaan komitmen sebagai prinsip untuk mewujudkan keberhasilan.
Renungkan ungkapan seperti "komitmen tidak menjamin sukses, tetapi kurangnya komitmen menjamin kegagalan" dengan ungkapan itu menunjukkan kepada kita harus ada keberadaan komitmen dalam setiap organisasi, kelompok dan individu yang tidak boleh berlebihan dan juga tidak boleh kurang. Dirasakan sulit untuk menjelaskan secara verbal bahwa komitmen itu merupakan sesuatu yang ada dalam kehidupan kita atau dengan kata lain kita dapat mengatakan seperti : "Komitmen membutuhkan keberanian dan mengandung resiko ; Komitmen tidak bisa dipaksakan ; Komitmen mengandung usaha orang untuk mengembangkan inisiatip dan bersedia memberikan pertanggungan jawaban ; Komitmen mengandung adanya kemauan pengorbanan pribadi ; Komitmen mengandung pemusatan dalam melaksanakan pekerjaan ; Komitmen menginginkan iklim yang luwes tapai mudah mengontrol dalam memberikan saling hormat dan menghormati ; Komitmen lebih menekankan bukti tindakan bukan kata-kata."
Oleh karena itu di tahun 1970-an, orang mementingkan diri pribadi, tahun 1980-an merupakan dekade materialis-tik tapi tahun 1990-an, nilai-nilai mengalami perubahan, sehingga orang mengatakan "era yang menjunjung tinggi nilai-nilai akan tiba". Yang dimaksud dengan nilai disini adalah nilai-nilai abadi seperti kepercayaan, harapan, cinta, keadilan, pengampunan, kejujuran, pelayanan, pengorbanan, kerendahan hati dan kesukarelaan.
Jadi dengan pengungkapan itu, kita dapat merenungkan bahwa komitmen itu bersifat dualistis, ibarat mata uang yang mempunyai dua sisi satu sama lain saling melengkapi seperti ada siang dan ada malam ; ada manis dan pahit ; ada peningkatan dan kemerosotan, begitulah pola dan proses berpikir dalam kita merenung mencari keberadaan komitmen sebagai prinsip kedua dalam menggerakkan orang.
Berpikir dengan disadari diperlukan adanya dorongan dari dalam diri anda. Daya dorong itu kita sebut dengan KOMITMEN yang harus kita kembangkan dalam diri pribadi dan diaktualisasikan dalam tindakan berpikir.
Dengan demikian komitmen adalah wujud dari KEBERSAMAAN dalam mengkomunikasikan suara hati yang OPTIMISME untuk MEMAHAMI berdasarkan INTELEGENSI secara TASAMUH dengan sikap MENTAL positip untuk bertindak secara EKLEKTIS yang bersandarkan kemampuan NALAR yang tinggi dalam menanggapi perubahan.
Jadi dalam pikiran kita untuk menumbuhkan dan mengembangkan komitmen dimulai di dalam hati, diuji oleh perbuatan dalam kerangka mempengaruhi orang lain agar dapat mendorong yang bersangkutan untuk membuka pintu pikiran dalam mewujudkan tujuan.
KOMUNIKASI PRINSIP KETIGA
Kepemimpinan yang berhasil mempengaruhi orang lain sangat ditentukan oleh keterampilan dan kemampuan menjalankan fungi komunikasi secara baik karenanya komunikasi yang baik dan menjadi efektif akan ditentukan pula oleh kepercayaan dan keyakinan anda dalam memimpin untuk mempengaruhi bawahan.
Keyakinan dan kepercayaan hanya dapat terbentuk apabila anda menyadari suatu lingkungan yang harmonis antara pimpinan dengan para bawahannya yang dapat benar-benar berkomunikasi dengan baik yang sejalan dengan makna fungsi komunikasi. Pertama ia menyadari untuk melaksanakan pengungkapan emosional (fungsi) dengan sikap dan perilaku yang dapat menimbulkan kesan yang menarik mereka dari tindakannya dari pada kata-kata. Kedua pesan yang disampaikan mengenai fakta dan informasi (fungsi) yang dapat dipertanggung jawabkan. Ketiga mampu memberi daya dorong agar termotivasi kearah (fungsi) yang memenuhi kepentingan semua pihak. Keempat mampu menjalankan kendali (fungsi) untuk dapat menerima dan mendengarkan konskwensi berkomunikasi serta membuat langkah lanjutan dalam tindakan.
Disatu sisi kita dapat memahami makna fungsi komunikasi dan disisi lain diperlukan kemampuan dan keterampilan untuk mendalami aktualisasi kedalam proses komunikasi karena kita harus meyakini bahwa tindakan lebih membekas daripada kata-kata, jadi dapat saja anda melakukan komunikasi, tetapi anda tidak mengambil tindakan, itu berarti tak ada seorangpun akan memperca-yai komunikasi tersebut, akibatnya dapat menimbulkan sindrom dalam bentuk gejala pura-pura atau bentuk mental yang suka menunda-nunda.
Oleh karena itu, pengkodean (proses) mengubah suatu pesan komunikasi menjadi bentuk simbol artinya apa yang dikomunikasikan, saluran (proses) artinya mediun lewat mana sesuatu pesan komunikasi berjalan, pendekodean (proses) artinya penerjemahan ulang pesan komunikasi seorang pengirim, gelung umpan balik (proses) artinya tautan akhir dalam proses komunikasi mengembalikan pesan ke dalam sistem guna memeriksa kesalahpahaman.
Dengan demikian untuk menjadikan komunikasi yang efektif menuntut pengasahan secara terus menerus oleh pemimpin yang menyadari bahwa kepemimpinan akan berhasil bila secara sungguh-sungguh memahami fungsi komunikasi disatu sisi dan disisi lain melaksanakan proses komunikasi, sehingga waktu hidup kita sebagian besar dipergunakan dalam berpikir untuk menulis, membaca, berbicara dan mendengarkan dalam kerangka hubungan individu, kelompok dan organisasi.
Menghayati makna komunikasi bagi setiap pemimpin dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan kepemimpinan yang efektif dengan mengungkapkan dari kata komunikasi memberikan petunjuk arti penting bagi pimpinan puncak, sedangkan pada pimpinan menengah memberikan petunjuk untuk menyesuaikan tindakan dan ucapan agar pemanfaatan komunikasi dua arah lebih sesuai dengan kebutuhan untuk melaksanakan komitmen.
Pilihan komunikasi tatap muka sangat memberikan kontribusi yang besar karena komunikasi lebih bersifat terbuka dan terus terang atas pesan yang hendak disampaikan, lebih-lebih yang menyangkut pembaruan dalam tindakan, sehingga paling tidak meliminir bentuk-bentuk resistensi yang bakal terjadi.
Kepentingan komunikasi dalam individu, kelompok dan organisasi hanya dapat tercipta secara efektif bila semua yang mempunyai kepentingan menjadi tanggung jawab bersama yang akan sejalan dengan pesan yang akan dikomunikasikan sehingga informasi yang disalurkan benar-benar memenuhi bagi semua yang berkepentingan.
Akhirnya kita menyadari sepenuhnya bahwa komunikasi sebagai perinsip ketiga adalah sangat penting dalam pelaksanaan maka perlakukan komunikasi dilihat dari fungsi dan proses sebagai kebutuhan yang berkelanjutan, maka aktualisasinya terwujud dalam bentuk penyampaian pesan berdasarkan keputusan intuisi dan otak, ketepatan waktu juga penting, dilakukan secara terus menerus, serta hilangkan komunikasi satu arah.
KREATIVITAS INDIVIDU PRINSIP KEEMPAT
Bila anda menyadari bahwa tambang emas yang ada dalam diri anda dalam bentuk pikiran dapat digali, itu berarti ada kesempatan untu mengungkapkan bakat yang tersembunyi sepanjang anda menginginkan.
Ada orang yang memiliki kemampuan sendiri untuk menggalinya tapi ada juga dorongan dari luar. Bertolak dari suatu anggapan bahwa hidup yang kita jalani ini dapat kita hayati dari masa lampau tapi masa depan harus kita jalani sesuai tuntutan perubahan lingkungan yang terjadi.
Sejalan dengan pemikiran diatas, mampukah anda untuk memanfaatkan otak atas (kiri dan kanan) dan otak bawah sadar dalam menggerakkan kemampuan berpikir untuk mewujudkan kreativitas individu. Oleh karena itu langkah awal adalah menghilangkan keragu-raguan yang dapat mempengaruhi proses berpikir itu sendiri. Jauhkan anggapan bahwa wawasan dan imajinasi sebagai daya dorong akan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti usia, jenis klamin, pendidikan dan kemauan yang keras.
Kita sadari bahwa faktor-faktor tersebut bisa saja mempe-ngaruhi dalam proses kita berpikir, namun bila kita menyadari bahwa setiap masalah didalammnya mengandung pemecahannya, maka disitulah letak kemampuan anda untuk menemukan cara pemecahannya. Hal itu hanya dapat dicapai bermula dari niat anda untuk berbuat sesuatu dalam usaha melepaskan diri dari apa dan bagaimana cara memikirkannya, tapi yang lebih penting dalam niat anda adalah kemampuan menggerakkan berpikir dalam hal menemukan sesuatu yang baru dalam kerangka berpikir kreatif. Berpikir kreatif membutuhkan kekuatan mental sebagai unsur yang sangat menentukan dalam membangkitkan semangat, semangat dapat tumbuh dan berkembang akan ditentukan oleh kebiasaan dalam mengaktualisasikan berpikir ke arah yang positip.
Yang menjadi persoalan anda adalah bagaimana caranya anda memulai untuk menggali tambang emas yang ada dalam diri anda ? Cobalah anda renungkan makna kreativitas dalam usaha anda untuk membangkitkan kebiasaan dalam mental yang positip.
Terasa sulit untuk memulai sesuatu, tapi bila anda memulai dengan mendalami fungsi otak atas sebelah kiri (matematika, angka-angka, logika, linier, urutan, penilaian, bahasa) dan kanan (imajinasi, lamunan, warna, dimensi, ritme) yang memainkan peranan sebagai otak analisis. Kita dapat membayangkan kata-kata dalam lagu merupakan di otak kiri tapi aspek irama musik berada di otak kanan. Otak atas yang kita bicarakan ini hanya memainkan peranan bagian kecil dari kekuatan pikiran, tapi sebaliknya bagian terbesar kekuatan pikiran ada di otak bawah sadar. Simaklah kekuatan pikiran anda untuk membangkitkan kemampuan berpikir kreativitas anda.
Mengembangkan bakat kepemimpinan melalui kreativitas individu sebagai pelaksanaan prinsip keempat ditentukan oleh kemampuan individu untuk menggerakkan kekuatan pikiran yang ada didalam otak, galilah tambang emas yang ada dalam diri sepuas hati anda.
Dengan memahami makna kata tersebut kita mencoba, meletakkan landasan atas kepercayaan diri artinya meyakini kemampuan kita dalam melakukan hal-hal tertentu. Jadi percaya diri akan timbul bila anda memiliki kemampuan untuk melakukan kegiatan yang bisa anda lakukan itu sehingga mampu menyalurkan segala yang anda ketahui dan segala yang anda kerjakan.
Saat anda merenung makna kata yang kita utarakan diatas, gerakkan kepercayaan diri bahwa anda mampu menggali tambang emas yang ada dalam diri anda yaitu pikiran anda melalui kesadaran, kecerdasan dan akal sebagai alat berpikir dengan mengungkapkan pertanyaan atas what to do, whay to do, where to do, when to do, who to do, dan how to do sehingga membentuk peta-peta pikiran yang dapat anda kembang sesuai dengan niat yang telah anda tetapkan.
KREATIVITAS KELOMPOK PRINSIP KELIMA
Kreativitas individu bila dipindahkan kedalam kreativitas kelompok sudah tentu akan menjadi lebih baik dari cetusan wawasan dan imajinasi sebagai individu karena kita akan mendapatkan sumber pemikiran yang diciptakan oleh kekuatan pikiran dari kelompok.
Dalam praktek kerja kelompok harus kita bedakan dengan kerja tim karena kerja kelompok adalah kumpulan beberapa individu yang berkumpul berdasarkan persamaan ciri-ciri atau kepentingan yang didorong kemampuan individu yang dapat bekerjasama untuk mendorong mental individu, melahirkan ide/gagasan lebih banyak serta individu lebih dekat dalam berkomu-nikasi. Sedangkan kerja tim adalah jenis khas kelompok kerja tim harus diorganisasikan dan dikelola secara berbeda dengan jenis kelompok kerja lainnya.
Dengan adanya kebersamaan kepentingan, kita dapat melihat kerja sama yang baik seperti musik yang digemari, dimana ada yang megarang lagu dan ada yang lainnya menciptakan nada. Jadi kelompok bila terdapat pasangan yang cocok, akan melahirkan ide/gagasan yang lebih baik.
Untuk mendapatkan kelompok yang sejalan dengan kreativitas individu, maka kerja sama dapat terwujud bilamana adanya kesamaan dalam 1) menentukan waktu dan tempat untuk berpikir; 2) harus ada daya dorongnya untuk melahirkan gagasan baru; 3) menga-dakan pertemuan tatap muka dan berpikir bersama-sama; 4) berpikir sendiri setelah pertemuan agar dapat mencetuskan gagasan baru; 5) memilih alternatip dari gagasan yang ada atas pertemuan berikutnya; 6) adanya kemauan bersama untuk menahan diri dari perdebatan yang dapat merusak suasana komunikasi.
Dengan demikian kita mengajak dalam kelompok untuk berpikir secara sadar dan tidak sadar kedalam tindakan PERSIAPAN artinya tingkatan berpikir pertama dimana anggota kelompok didorong sebagai langkah awal berpikir kreatip dalam kelompok untuk mengumpulkan fakta atau situasi mengenai suatu persoalan khusus dan menentukannya secara teliti ; USAHA artinya tingkatan berpikir kedua dimana mendorong anggota untuk meningkatkan berpikir dari vertical atau biasa disebut juga konvergen mengandung makna menuju kerah satu jawaban menjadi berpikir divergen atau disebut juga berpikir lateral mengandung makna berpikir kesamping dalam mencari jawaban sebanyak mungkin ; INKUBASI artinya tingkatan berpikir ketiga dimana anggota kelom-pok akan didorong untuk menekan persoalan ke bawah kesadaran ; PENGERTIAN artinya tingkatan berpikir keempat dimana anggota kelompok untuk mendorong menemukan cahaya hati sebagai fajar yang menginsafkan orang akan ditemukan jawaban ; EVALUASI artinya tingkatan berpikir kelima dimana anggota kelompok untuk mendorong agar menilai dengan kritis ide / gagasan yang telah diperoleh. Pola dan proses inilah yang akan dilakukan agar kreativitas kelompok menjadi effektif.
Pola dan proses berpikir kedalam kreativitas kelompok haruslah dipandang sebagai suatu peningkatan berpikir biasa artinya dibentuk dari pengalaman individu dengan perantaraan indera (apa yang mereka lihat, dengar, sentuh, cium dan dicicipi) yang membentuk pengalaman-pengamalan dan diikuti kemampuan mereka untuk pengamatan, tanggapan, dan penyadaran dari yang dilaporkan pancaindera dari dunia luar menghasilkan pengetahuan. Tapi itu tidak berati setiap individu tidak mengenal dalam bentuk berpikir lainnya yang disebut dengan berpikir logis, ilmiah, filsafat dan theologis.
Jadi berpikir kedalam kreativitas kelompok mendorong terwujudnya berpikir logis artinya suatu tahapan berpikir manusia untuk mencapai kebenaran yang sesuai dengan kaidah-kaidah logika. Untuk mencapai kebenaran dalam berpikir itu maka cara manusia berpikir haruslah tepat dan benar atas dasar logika.
Dengan demikian berpikir logis sangat dibutuhkan kedalam kreativitas kelompok untuk mengungkapkan kebenaran atas gagasan / ide yang telah dirumuskan melalui proses berpikir sumbang saran. Oleh karena itu sumbang saran sudah selayaknya dikembangkan sebagai alat manajemen dan pimpinan.
Langkah berpikir dengan memanfaatkan pelaksanaan sumbang saran dengan harapan dapat diwujudkan suatu kebenaran maka langkah-langkah berpikir itu harus ditempuh dengan tahapan yang disebut dengan tahapan menyusun konsep, membentuk pendapat dan menarik kesimpulan.
INOVASI ORGANISASI PRINSIP KEENAM
Bila kreativitas kelompok dikembangkan dan dilola oleh suatu tim secara formal dibentuk maka kreativitas berubah wujud menjadi inovasi yang digerakkan oleh profesional teknis tapi sebaliknya mungkin kurang men-dapatkan perhatian oleh pimpinan puncak.
Dengan aktivitas inovasi yang digerakkan oleh suatu tim kerja kelompok secara formal merupakan langkah kerja berpikir ilimiah (objektif, rasional, sistematis, generalisasi), maka inovasi organisasi prinsip keenam yang harus ditumbuh kembangkan dari pengetahuan menjadi ilmu pengetahuan dengan jalan observasi, riset, eksperiment, persaksian dan otoritas dari para ahli, sehingga inovasi organisasi merupakan tantangan kepemimpinan untuk menterjemahkan keinginan berinovasi ke dalam lingkungan organisasi.
Jadi inovasi organisasi yang sukses haruslah didukung dan digerakkan oleh kepemimpinan puncak, yang memiliki tujuan tertentu dan dihasilkan dari analisa, sistem dan kerja keras tim kerja kelompok sebagai satu proses dua langkah artinya pertama inovasi itu sendiri, kedua suatu usaha yang berisiko tinggi untuk mengubah penemuan menjadi suatu produk atau proses yang berpotensi komersil.
Oleh karena itu, pelaksanaannya harus mengikuti prinsip keharusan bahwa 1) memiliki tujuan yang digerakkkan secara sistimatis, dimulai dengan membuat analisa untuk memaksimumkan peluang yang ada ; 2) inovator yang terlibat meyakini memiliki kemampuan untuk me-manfaatkan otak atas (kiri dan kanan) serta mengintgrasi-kan dengan otak bawah sadar dalam mengungkapkan secara konseptual dan perseptual ; 3) inovasi digerakkan dengan kerja yang jelas, sederhana dan terfokuskan agar semua sumber daya yang digerakkan menjadi efesien dan efektif ; 4) kretivitas kelompok menjadi inovasi organisasi sebaiknya memulai sesuatu dengan pemanfaatan sumber daya yang terbatas agar fleksibel dan mudah dikontol pada saat perubahan harus dilakukan ; 5) agar terjadi kesinambungan aktivitas inovasi yang berhasil, maka hasil akhir lebih menekankan ke orientasi kepemimpinan bukkan menciptakan laba yang besar.
Dengan mengikuti prinsip keharusan yang kita sebutkan diatas, maka suksesnya aktivitas inovasi organisasi juga ditentukan sekelompok orang yang duduk dalam tim, sehingga tim sebagai pelaku dalam kelompok kerja haruslah mampu mewujudkan komunikasi yang effektif sesuai dengan peran-peran yang dilakukan untuk setiap individu, apakah ia berperan sebagai driver (mengandalkan berpikir intuitif), planner (mengandalkan berpikir logis), enabler (mengandalkan kepercayaan diri dalam keputusan yang dapat dikomunikasikan dengan baik), exec ( mengandalkan pengamatan dan perasaan secara realistis), controller ( mengandalkan berpikir analitis).
Melaksanakan inovasi dengan tingkat resiko yang rendah haruslah disusun berdasarkan suatu perencanaan secara sistimatis dan dilaksanakan sesuai dengan tahapannya. Oleh karena itu, Peran tim dalam kerja kelompok haruslah dapat memanfaatkan sinergi dari peran driver, planner, enabler, exec dan controller kedalam aktivitas yang terintergrasi agar sumber daya yang terbatas dapat dioptimalkan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
ANALISIS MASA DEPAN PRINSIP KETUJUH
Memanfaatkan otak atas sebelah kanan yang berperan mengendalikan tubuh bagian kiri dengan fungsi gambar, ritme, warna, seni, imajinasi, kreativitas merupakan langkah awal untuk membangkitkan kesadaran karena disitulah terletak kemampuan untuk menggerakkan wawasan dan imajinasi, jadi kemampuan untuk menggambarkan masa depan merupakan keterampilan untuk mempergunakan alat pikiran sebagai unsur jiwa yang kita sebut dengan kesadaran.
Membangkitkan kesadaran itu adalah dengan jalan kita berpikir artinya kita menyadari benar bahwa seluruh kisaran proses mental yang sadar terjadi karena menggerakkan fungsi otak sebagai alat pikir dan hati sebagai alat menghayati. Dengan demikian meningkatkan keterampilan berpikir yang metodis (yang disadari) merupakan kerja dari dua unsur organ yang ada dalam diri kita yaitu unsur otak dan hati merupakan kebutuhan hidup sebagai prinsip yang harus dikembangkan secara berkesinambungan.
Mengintegrasi intuisi dan analisis membentuk pola-pola berpikir yang kita sebut dengan pola berpikir biasa ( bergaul dengan pengalaman inderawiah untuk membentuk ketahuan-ketehuan); pola berpikir logis ( suatu teknik penalaran untuk dapat menarik kesimpulan yang sah); pola berpikir ilmiah (secara sistematis, metodis dan objektif dalam rangka mencapai kebenaran dalam ilmu pengetahuan); pola berpikir filsafat (dialektis yang terarah untuk mendapatkan kebenaran yang hakiki, intergral dan universal); pola berpikir theologis (menurut islam artinya corak berpikir Qur'ani yang bertujuan untuk mencapai suatu keyakinan bahwa Allah swt adalah Wujud Al Haq).
Untuk menggungkapkan kesadaran dalam memandang gejala atau situasi masa depan untuk memprediksikannya atas gelombang ketidakpastian melalui pola dan tren sebagai proses yang kita sebut dengan extension (membayangkan bagaimana semua itu terus berkembang); elaboration (proses modifikasi, pengembangan lebih lanjut); recycling (daur ulang karena proses lama yang telah dikenal); pattern reversals (penyesuaian yang wajar sebagai hasil ketegangan); strange attraction (pola atau tren yang janggal yang tidak mungkin untuk diprediksikan); chaos ( ketidak teraturan bentuk yang komplek sebagai pengetahuan tentang yang bakal terjadi)
Membangkitkan kesadaran untuk memahmi atas analisis masa depan melalui pola atau tren dalam proses berpikir memberikan kemampuan untuk mengantisipasi situasi yang dapat diidintifikasi menjadi masalah yang dihadapi dengan pemahaman atas penelurusan, bahasa, gaya hidup, ketinggalan zaman, kebebasan berpikir, ajukan pertanyaan mendasar, menyimpan data, kesemuanya itu berorientasi dan meninjau hal-hal yang terkait kedalam diri sendiri serta menangkap apa-apa yang terjadi diluar diri kita.
Selanjutnya kesadaran yang dipusatkan dapat mempertajam pancaindera kita kesatu arah perhatian.
Kesadaran sebagai alat pikir harus dapat kita tumbuh kembangkan dengan mengoptimalkan otak atas sebelah kanan yang berfungsi imajinasi, kreativitas, gambar, ritme, seni yang tidak terikat parameter ilimiah dan matematis.
Dengan menggali tambang emas yang ada pada diri kita, yang kita sebut pikiran baru dimanfaatkan 1 % menurut para ahli, potensi yang besar itu sangat tergantung pada kita untuk menggalinya.
Menggerakkan kesadaran sebagai alat pikir secara berkesinambungan haruslah merupakan usaha untuk membentuk kebiasaan dalam proses berpikir karena disitulah terletak kita memulai memanfaatkan otak dalam pemberdayaan memori, emosi dan naluri agar analisis strategis bergerak sejalan dengan tuntutan perubahan, tanpa itu maka proses berpikir kita tidak membentuk kebiasaan untuk mengintergrasikan unsur otak dan hati. Jadi dengan menghayati makna kesadaran melalui huruf menjadi kata bermakna akan memberikan daya dorong untuk kita bisa berpikir metodis dalam mengembangkan kesadaran kepemimpinan agar kita mampu meningkatkan keterampilan dalam memahami kekuatan pemikiran dan membentuk kebiasaan pikiran yang sehat serta produktif.
Jadi dengan mengembangkan kesadaran kepemimpinan dapat mendorong keterampilan dalam mengungkapkan hal-hal yang terkait dengan 1) kemampuan menidentifikasi dan membuat daftar pusat perhatian dari beragam situasi yang dihadapi; 2) memilah-milah pusat perhatian menjadi pusat perhatian yang utama; 3) menggariskan tingkat prioritasnya yang terkait dengan dampak, urgensi dan kecenderungannnya 4) selanjutnya ia menentukan keterampilan apa yang dibutuhkan dalam menghayati langkah berikutnya dalam berpikir.
MERESPON ANTISIPATIF PRINSIP KEDELAPAN
Hasil kerja kesadaran belumlah berarti apa-apa, sehingga kesadaran belaka tidak berdaya karena kesadaran menyadarkan apa-apa, barulah bermakna merespon antisipatip sebagai prinsip kedelapan karena melalui kecerdasan melaporkan kepada kita situasi permasalahan dan hubungan-hubungannya.
Oleh karena itu mengembangkan kecerdasan kepemimpinan dalam merespon antisipatif merupakan prinsip kedelapan merupakan langkah untuk memanfaatkan otak atas sebelah kiri adalah yang berperan untuk mengendalikan tubuh bagian kanan dengan fungsi menangani angka, lokika, analisis, sains, matematika dan hal lain yang terkait dengan pemikiran rasional.
Jadi kecerdasan sebagai alat pikir dalam merespon atas hasil kerja kesadaran, maka sebelum kita membuat langkah-langkah atas masalah-masalah yang kritis, pokok dan insidentil serta hubungan-hubungannya satu sama lain, maka proses berpikir tersebut dalam memandang masa depan terhadap situasi dari dalam dan dari luar lingkungan sendiri menuntun pemahaman kita saling keterkaitan antara hasil kerja kesadaran dan kecerdasan untuk melakukan proses perubahan itu sendiri.
Dengan kecerdasan pula yang akan menuntun pemahaman atas proses perubahan yang akan menjelaskan tentang cara dalam proses perubahan itu sendiri dengan gaya bertahap (mengambil langkah sedikit demi sedikit dan berkelanjutan menjadi besar) ; gaya perubahan sistimatik (melakukan perubahan transformasi total sebagai tuntutan untuk merespon dengan cepat dan komprehensif). Gaya manapun yang akan diterapkan, menuntut adanya perubahan yang berencana, sehingga dalam mengaktualisasikan kecerdasan dalam proses berpikir haruslah berusaha untuk menghilangkan pikiran-pikiran yang mengarah kepada disfungsional (perkecualian; paksaan) atau perubahan-perubahan yang mengejutkan.
Sejalan dengan ungkapan diatas, maka kecerdasan sebagai alat pikir dan sebagai unsur jiwa dalam menangkap hal-hal yang terkait dengan masa depan, tidak dapat melepaskan dari pemikiran-pemikiran dari pengalaman masa lalu, sehingga pengetahuan yang terbentuk dari pengalaman masa lalu menghasilkan pengetahuan masa sekarang membuka jalan untuk meramalkan masa depan.
Kecerdasan sebagai alat pikir harus dapat kita tumbuh kembangkan dengan mengoptimalkan otak atas sebelah kiri yang berfungsi menangani angka, logika, analis, sains, matematika dan hal lain yang terkait dengan pemi-kiran rasional.
Bila dengan kesadaran mengungkapkan untuk menyadarkan apa-apa, maka dengan kecerdasan memberitahukan dalam pikiran kita keadaan masalah dan hubungan-hubungannya, maka memanfaatkan kecerdasan dalam proses berpikir akan membentuk kebiasaan agar segala sesuatu untuk dipikirkan kesinambungan komunikasi antara kecerdasan dengan kesadaran.
Dengan demikian mengembangkan kecerdasan kepemimpinan yang didorong oleh pemahaman huruf dan kata yang bermakna atas kecerdasan membentuk kebiasaan dalam proses berpikir untuk meningkatkan keterampilan berpikir secara sadar dan metodis dalam menumbuh kembangkan rasa optimis, percaya diri dan tetap berhubungan dengan realitas dalam memprediksi atas masalah dan hubungannya atas peristiwa yang bakal terjadi.
Jadi dengan mengembangkan kecerdasan kepemimpinan dapat mendorong keterampilan dalam mengungkapkan tindak lanjut dari hasil kesadaran menjadi usaha-usaha mengungkapkan hal-hal yang terkait dengan proses analisis penyebabkannya dengan langkah berpikir kedalam 1) merumuskan masalah yang dihadapi dengan menyatakan masalah kritis, pokok dan insidentil ; 2) menetapkan perbandingan yang terbaik melalui what, where, when dan magnitude ; 3) mengidentifikasi kejelasan yang terkait antara fakta-fakta yang diopservasi dengan fakta-fakta dibandingkan; 4) merespon penyebab dan membuktikan
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN PRINSIP KESEMBILAN
Proses berpikir mencakup dua lingkungan yaitu lingkungan alam sadar dan alam bawah sadar. Untuk menggerakkan proses berpikir dalam alam sadar memanfaatkan otak atas dimana masing-masing otak (kiri dan kanan) harus dapat memberikan rangsangan satu sama lain, jangan sampai terjadi salah satu tidak berperan sebagaimana layaknya. Jadi kesadaran (otak atas kanan) dan kecerdasan (otak atas kiri), keduanya menjadi alat pikir dari otak.
Sedangkan otak bawah sadar, yang juga disebut otak kecil artinya ia berpusat di hati oleh karena itu, ia berperan untuk mengendalikan semua fungsi tubuh yang tidak disadari dan otomatis, sehingga otak bawah akan bekerja secara terpisah dengan otak atas. Jadi otak bawah sadar yang kita sebut dengan Akal mengandung arti dari satu sisi sebagai ilmu tentang hakikat segala sesuatu, letaknya dalam hati dan disisi lain kata Akal itu dipergunakan kepada yang mengenal ilmu itu ialah hati yakni benda halus dan indah itu. Jadi hati akan berperan untuk menghayati dalam mengendalikan emosi, seksuali-tas dan pusat kenikmatan, oleh karena itu otak bawah sadar yang kita sebut Akal sebagai alat pikir. Proses berpikir dengan memanfaatkan otak bawah sadar menjadi hasil kerja hati dengan penghayatan yang juga kita sebut dengan intuisi. Dengan demikian intuisi termasuk salah satu bentuk berpikir juga.
Kesadaran menyadarkan apa-apa, namun kecerdasan memberitahukan kepaada kita keadaan masalah dan hubungan-hubungannya. Apakah gerangan bahaya bagi kita. Itu saja tidak cukup dalam proses berpikir, yang menjadi persoalan berikutnya adalah bagaimana kita menghindarinya atau menumpasnya. Disnilah tampil prinsip kesembilan sebagai suatu proses berkir yang muncul kepermukaan yang disebut dengan akal sebagai alat pikir untuk mencari jalan untuk tujuan itu. Dengan Akal dalam proses berpikir menunjukkan dimana letak bahaya, jenis bahaya, apa segara datang atau berlagsung tetap sebagai bahaya, bagaimana ia dapat dihindarkan, selanjutnya menunjukkan jalan dan cara-caranya mencapai tujuan itu agar supaya dilaksanakannya. Itulah pekerjaan akal. Dalam hal tertentu, ia juga bekerja membuat pertimbangan-pertimbangan tertentu.
Dengan demikian, kita harus menyadari bahwa mengembangkan akal kepe- mimpinan merupakan unsur jiwa ketiga selain kesadaran dan kecerdasan. Oleh karena itu ketiga unsur jiwa itu, bertindak serentak dalam proses berpikir, saling mengisi dan saling membantu sehingga menyerupai tritunggal. Akhirnya kita dapat menyatakan bahwa tidak dapat menyebutkan yang satu dengan meninggalkan dua yang lainnya, dengan ungkapan ini alat pikiran sebagai kecakapan jiwa yang didalam fungsinya bertindak serentak sebagai tri-tunggal dan merupakan alat pikiran yang utama untuk kita kembangkan.
Akal sebagai alat pikir yang akan merespon dari proses berpikir kesadaran dan kecerdasan untuk memberikan jawaban tindakan apa yang diambil sekarang sebagai tindak lanjut dari pengambilan keputusan, oleh karena itu dengan pemahaman makna akal kita dapat menghayati untuk menanyakan hal-hal 1) apakah yang menjadi maksud dari keputusan; 2) adakah suatu keputusan sesungguhnya diperlukan sekarang; 3) apa kreteria pemilihan; 4) apa alternatif yang seharusnya anda pertimbangkan; 5) apa resiko yang dihadapi; 6) seberapa jauh keseriusan resiko tersebut.
Bagaimanapun juga hasil kerja akal dengan penghayatan akan merespon pertanyaan-pertanyaan yang kita kemukakan diatas dari unsur otak dan hati artinya otak sebagai alat pikir dan hati sebagai alat menghayati. Dengan demikian kita berpikir dalam kerangka yang metodis atau dengan kata lain berpikir yang disadari.
Sejalan dengan pemikiran diatas maka proses berpikir dengan memanfaatkan akal sebagai alat pikir menuntun kita dalam proses berpikir dengan tahapan sebagai berikut :
Langkah pertama, adalah membuat pernyataan atas maksud keputusan, dengan mengajukan pertanyaan 1) adakah saya sedang mencoba membuat apa pilihan; 2) mengapa perlu-nya keputusan ini; 3) apa keputusan yang dibuat sebelum-nya. Dengan membuat tiga pertanyaan tersebut kita mencoba merumuskan maksud tujuan pengambilan keputusan.
Langkah kedua, adalah menggariskan kreteria sebagai rujukan dalam pengambilan keputusan, jadi keputusan yang baik adalah mendapatkan hasil yang diperlukan berdasarkan kreteria yang ditetapkan.
Langkah ketiga, adalah mengembangkan dan membandingkan alternatif-alternatif sebagai suatu langkah untuk menentukan pilihan atasnya.
Langkah keempat, adalah langkah untuk mengambil keputusan yang terbaik melalui analisis resiko artinya mengidentifikasikan dan menilai resiko.
Berpikir secara metodis yang kita kemukakan diatas menuntut adanya keterampilan kepemimpinan dalam memanfaatkan tri-tunggal sebagai unsur jiwa dalam proses pengambilan keputusan, bagaimana membuat keputusan yang benar pada waktu yang benar
Sabtu, 03 Januari 2009
Hikmah Idul Adha
HIKMAH IDUL ADHA
Idul Adha bisa kita maknai dari dua sisi. Yaitu dari sisi ajaran yang dibawa Rasulullah SAW dan dari sisi pengalaman Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dalam Alquran, keduanya digelari uswatun hasanah (Nabi yang menjadi teladan dalam kebaikan). Difirmankan, ''Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.'' (QS Al Ahzab [33]: 21). Juga, ''Sesungguhnya telah ada teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia.'' (QS Al Mumtahanah [60]: 6).
Hikmah dari Rasulullah SAW
Dilihat dari sisi ajaran Rasulullah SAW, Idul Adha erat kaitannya dengan diturunkannya ayat ketiga dari QS Al Maa'idah [5]. Difirmankan, ''Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.''
Ayat ini adalah ayat Alquran terakhir yang diterima Rasulullah SAW Ada yang menarik, ayat ini turun pada 9 Dzulhijjah tatkala beliau sedang wukuf di Arafah-saat menunaikan ibadah terakhir. Karena Allah SWT telah mengikrarkan kesempurnaan Islam, maka kita merayakan; mensyukuri; dan memperingatinya dengan hari raya Idul Adha. Dalam ayat ini Allah SAW "mengikrarkan" tiga hal, yaitu: (1) menyempurnakan bangunan agama Islam; (2) mencukupkan semua nikmat-Nya kepada Rasulullah SAW; dan (3) merelakan Islam sebagai dien (agama) terakhir dan terbaik.
Dalam bahasa Alquran, kata akmaltu berbeda dengan kata akmamtu. Satu kumpulan dari banyak hal yang sempurna dinamai "kusempurnakan". Dengan kata lain, semua unsur di dalamnya memiliki kesempurnaan. Tapi kalau akmamtu (Kucukupkan) bermakna kumpulan dari hal yang tidak sempurna. Ia baru sempurna bila semuanya berkumpul menjadi satu.
Kita perbandingkan dengan ajaran Islam. Allah SWT telah mensyariatkan banyak ibadah, misalnya shalat, zakat, haji, puasa, munakat, waris, jihad, dan lainnya. Semuanya telah sangat sempurna, aturan-aturannya telah dirancang dengan sangat jelas. Maka, kumpulan ajaran yang sempurna ini Allah SWT sebut dengan akhmaltu; "Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu."
Lain halnya dengan nikmat? Sebesar apa pun nikmat dunia sangat jarang (bahkan tidak pernah) mencapai taraf sempurna. Saat kita dianugerahi sehat misalnya, maka kesehatan tersebut tidak pernah mencapai seratus persen, selalu saja ada yang kurang. Demikian pula nikmat harta. Sebesar apa pun harta yang kita miliki pasti akan selalu kurang. Andai pun kita dianugerahi kesehatan dan kekayaan, maka kekurangan akan tetap terasa bila kita tidak memiliki pasangan hidup, atau keturunan, atau persahabatan, atau rasa aman. Semua nikmat baru dikatakan sempurna apabila dipayungi agama.
Ikrar ketiga adalah diridhainya Islam sebagai agama. "Dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama (dien) bagimu". Dien dimaknai sebagai agama. Menurut ulama tafsir, kata dien terambil dari akar yang sama dengan kata daina atau utang. Allah telah menganugerahkan nikmat yang tak terhitung jumlahnya. Maka, secara tidak langsung kita berhutang budi kepada-Nya. Bagaimana sikap orang berhutang? Kalau mampu ia wajib membayar. Namun, kalau tidak mampu ia harus datang kepada yang memberi utang untuk meminta maaf atau menyerahkan sesuatu yang dimilikinya. Kalau tidak punya apa-apa, ia layak menyerahkan diri untuk "diapa-apakan" oleh yang memberi utang. Karena kemurahan-Nya, Allah rela kita tidak membayar utang-utang kita kepada-Nya, asal kita rela menyerahkan jiwa raga kita kepada-Nya.
Disempurnakannya ajaran Islam, dicukupkannya curahan nikmat, dan "dibebaskannya" kita dari utang, adalah anugerah terbesar yang Allah karuniakan kepada kita. Maka, tidak ada yang pantas kita lakukan selain mensyukurinya. Syukur dimaknai dengan menggunakan semua nikmat untuk mendekat kepada Allah. Dengan demikian, Idul Adha menjadi momentum tepat bagi kita untuk: (1) berusaha memahami makna syukur yang hakiki; (2) mengevaluasi kualitas syukur kita kepada Allah; dan (3) menjadikan setiap aktivitas kita sebagai cerminan rasa syukur kepada Allah. Idul Adha bisa pula dijadikan momentum untuk menumbuhkan kesadaran akan sempurnanya ajaran Islam. Ujung dari kesadaran ini adalah lahirnya kebanggaan menjadi seorang Muslim, rela diatur hukum Islam, dan berkorban demi kejayaan Islam.
Hikmah dari Nabi Ibrahim AS
Dilihat dari sisi Nabi Ibrahim, materinya sudah sangat jelas. Idul Adha (Idul Qurban) adalah refleksi pengalaman Nabi Ibrahim dan putranya Nabi Ismail. Pengalaman ayah dan anak terekam jelas dalam Alquran (QS Ash Shaaffaat [37]: 99-113). ''Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar''.'' (QS 37: 102). Karena kesabaran dan ketaatan keduanya, Allah SWT berkenan mengganti Ismail dengan seekor domba. Tradisi ini terus berlanjut hingga sekarang. Setiap tahun kita berkurban domba, sapi, atau unta, dan mengabadikannya menjadi hari raya Idul Adha (Idul Kurban).
Apa hikmahnya bagi kita? Pada masa Nabi Ibrahim hidup, sekitar 4300 tahun lalu, menjadikan manusia sebagai sesaji adalah hal biasa. Di Mesir kuno, setiap tahunnya selalu dilaksankan kontes kecantikan, dan yang terpilih akan ditenggelamkan di Sungai Nil sebagai persembahan kepada dewa. Di Mesopotamia (Irak) yang dijadikan sesaji adalah bayi. Di Aztek, yang dijadikan sesaji adalah para pemuka agama. Digantinya Ismail dengan seekor domba menandai lahirnya revolusi besar dalam sejarah peradaban manusia, yaitu dihapuskannya pengorbanan manusia. Manusia itu terlalu mahal untuk dikorbankan. Hikmahnya, kita harus menghormati manusia, jangan mengorbankan manusia, bahagiakan manusia, dan bantu mereka yang membutuhkan bantuan.
Idul Adha adalah momentum menumbuhsuburkan rasa rasa kasih sayang di antara sesama. Idul Adha harus kita manfaatkan sebagai momentum menyambungkan tali silaturahmi, melatih kepekaan, empati, dan mengikis kebencian di hati. Inilah pesan indah yang dicanangkan dua manusia agung; Ibrahim Khalilullah dan Muhammad SAW.
Kesimpulan
Tentunya ada beberapa hikmah yang dapat kita petik dari peristiwa agung tersebut, diantaranya adalah :
untuk mendekatkan diri atau taqarrub kepada Allah atas segala kenikmatan yang telah dilimpahkan-Nya yang jumlahnya demikian banyak, sehingga tak seorangpun dapat menghitungnya (QS Ibrahim, 14:34). Hikmah secara eksplisit dan tegas tentang ibadah qurban ini, telah diungkapkan dalam Al-Quran: “… maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta)dan orang yang minta. Demikianlah Kami telah menundukkan unta-unta itu kepada kamu, Mudah-mudahan kamu bersyukur” (QS Al-Haj, 22:36)
Berkurban adalah mempersembahkan dan memberikan nikmat (yang kita senangi ) kepada orang lain ,dan sebaliknya kita tidak diperkenankan memberikan atau mempersembahkan nikmat (yang tidak kita senangi ) kepada orang lain.
Ketika kita diberi nikmat oleh Allah SWT ,apakah berupa harta,jabatan ,dan kepentingan anak dan keluarga sekalipun,kalau telah datang perintah Allah untuk mempesembahkan nikmat itu menurut kehendak PemilikNya (yaitu Allah SWT ) maka tidak bisa ditawar –tawar lagi.Dia harus kita persembahkan sebagai tanda bakti dan setia kepada Allah SWT dan untuk mendekatkan diri kepadaNya.karena pada hakikatnya kita ini adalah milik Allah SWT dan segala sesuatu yang melekat pada diri kita harus kembali kepada Allah SWT untuk dimintai pertanggung jawaban.di hadapan allah .(Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun)Jadi hak milik kita semua hakikatnya adalah milik allah ,dan kita hanya mempunyai hak pakai,sehingga dalam memakai diri kita dan segala sesuatu yang melekat pada diri kita harus sesuai dengan kehendak Pemiliknya yakni Allah .
Semoga dengan mempringati hari idul adha atau idul kurban ini, hikmah yang ada didalamnya dapat terinternalisasikan dalam pribadi-pribadi kita semua. Menjadi insan yang selalu bertaqarrub kepadaNya, bersungguh-sungguh dalam meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah SWT, Mengembangkan sikap saling rela berkorban baik harta, fikiran dan tenaga dan berjiwa sosial.
Idul Adha bisa kita maknai dari dua sisi. Yaitu dari sisi ajaran yang dibawa Rasulullah SAW dan dari sisi pengalaman Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dalam Alquran, keduanya digelari uswatun hasanah (Nabi yang menjadi teladan dalam kebaikan). Difirmankan, ''Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.'' (QS Al Ahzab [33]: 21). Juga, ''Sesungguhnya telah ada teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia.'' (QS Al Mumtahanah [60]: 6).
Hikmah dari Rasulullah SAW
Dilihat dari sisi ajaran Rasulullah SAW, Idul Adha erat kaitannya dengan diturunkannya ayat ketiga dari QS Al Maa'idah [5]. Difirmankan, ''Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.''
Ayat ini adalah ayat Alquran terakhir yang diterima Rasulullah SAW Ada yang menarik, ayat ini turun pada 9 Dzulhijjah tatkala beliau sedang wukuf di Arafah-saat menunaikan ibadah terakhir. Karena Allah SWT telah mengikrarkan kesempurnaan Islam, maka kita merayakan; mensyukuri; dan memperingatinya dengan hari raya Idul Adha. Dalam ayat ini Allah SAW "mengikrarkan" tiga hal, yaitu: (1) menyempurnakan bangunan agama Islam; (2) mencukupkan semua nikmat-Nya kepada Rasulullah SAW; dan (3) merelakan Islam sebagai dien (agama) terakhir dan terbaik.
Dalam bahasa Alquran, kata akmaltu berbeda dengan kata akmamtu. Satu kumpulan dari banyak hal yang sempurna dinamai "kusempurnakan". Dengan kata lain, semua unsur di dalamnya memiliki kesempurnaan. Tapi kalau akmamtu (Kucukupkan) bermakna kumpulan dari hal yang tidak sempurna. Ia baru sempurna bila semuanya berkumpul menjadi satu.
Kita perbandingkan dengan ajaran Islam. Allah SWT telah mensyariatkan banyak ibadah, misalnya shalat, zakat, haji, puasa, munakat, waris, jihad, dan lainnya. Semuanya telah sangat sempurna, aturan-aturannya telah dirancang dengan sangat jelas. Maka, kumpulan ajaran yang sempurna ini Allah SWT sebut dengan akhmaltu; "Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu."
Lain halnya dengan nikmat? Sebesar apa pun nikmat dunia sangat jarang (bahkan tidak pernah) mencapai taraf sempurna. Saat kita dianugerahi sehat misalnya, maka kesehatan tersebut tidak pernah mencapai seratus persen, selalu saja ada yang kurang. Demikian pula nikmat harta. Sebesar apa pun harta yang kita miliki pasti akan selalu kurang. Andai pun kita dianugerahi kesehatan dan kekayaan, maka kekurangan akan tetap terasa bila kita tidak memiliki pasangan hidup, atau keturunan, atau persahabatan, atau rasa aman. Semua nikmat baru dikatakan sempurna apabila dipayungi agama.
Ikrar ketiga adalah diridhainya Islam sebagai agama. "Dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama (dien) bagimu". Dien dimaknai sebagai agama. Menurut ulama tafsir, kata dien terambil dari akar yang sama dengan kata daina atau utang. Allah telah menganugerahkan nikmat yang tak terhitung jumlahnya. Maka, secara tidak langsung kita berhutang budi kepada-Nya. Bagaimana sikap orang berhutang? Kalau mampu ia wajib membayar. Namun, kalau tidak mampu ia harus datang kepada yang memberi utang untuk meminta maaf atau menyerahkan sesuatu yang dimilikinya. Kalau tidak punya apa-apa, ia layak menyerahkan diri untuk "diapa-apakan" oleh yang memberi utang. Karena kemurahan-Nya, Allah rela kita tidak membayar utang-utang kita kepada-Nya, asal kita rela menyerahkan jiwa raga kita kepada-Nya.
Disempurnakannya ajaran Islam, dicukupkannya curahan nikmat, dan "dibebaskannya" kita dari utang, adalah anugerah terbesar yang Allah karuniakan kepada kita. Maka, tidak ada yang pantas kita lakukan selain mensyukurinya. Syukur dimaknai dengan menggunakan semua nikmat untuk mendekat kepada Allah. Dengan demikian, Idul Adha menjadi momentum tepat bagi kita untuk: (1) berusaha memahami makna syukur yang hakiki; (2) mengevaluasi kualitas syukur kita kepada Allah; dan (3) menjadikan setiap aktivitas kita sebagai cerminan rasa syukur kepada Allah. Idul Adha bisa pula dijadikan momentum untuk menumbuhkan kesadaran akan sempurnanya ajaran Islam. Ujung dari kesadaran ini adalah lahirnya kebanggaan menjadi seorang Muslim, rela diatur hukum Islam, dan berkorban demi kejayaan Islam.
Hikmah dari Nabi Ibrahim AS
Dilihat dari sisi Nabi Ibrahim, materinya sudah sangat jelas. Idul Adha (Idul Qurban) adalah refleksi pengalaman Nabi Ibrahim dan putranya Nabi Ismail. Pengalaman ayah dan anak terekam jelas dalam Alquran (QS Ash Shaaffaat [37]: 99-113). ''Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar''.'' (QS 37: 102). Karena kesabaran dan ketaatan keduanya, Allah SWT berkenan mengganti Ismail dengan seekor domba. Tradisi ini terus berlanjut hingga sekarang. Setiap tahun kita berkurban domba, sapi, atau unta, dan mengabadikannya menjadi hari raya Idul Adha (Idul Kurban).
Apa hikmahnya bagi kita? Pada masa Nabi Ibrahim hidup, sekitar 4300 tahun lalu, menjadikan manusia sebagai sesaji adalah hal biasa. Di Mesir kuno, setiap tahunnya selalu dilaksankan kontes kecantikan, dan yang terpilih akan ditenggelamkan di Sungai Nil sebagai persembahan kepada dewa. Di Mesopotamia (Irak) yang dijadikan sesaji adalah bayi. Di Aztek, yang dijadikan sesaji adalah para pemuka agama. Digantinya Ismail dengan seekor domba menandai lahirnya revolusi besar dalam sejarah peradaban manusia, yaitu dihapuskannya pengorbanan manusia. Manusia itu terlalu mahal untuk dikorbankan. Hikmahnya, kita harus menghormati manusia, jangan mengorbankan manusia, bahagiakan manusia, dan bantu mereka yang membutuhkan bantuan.
Idul Adha adalah momentum menumbuhsuburkan rasa rasa kasih sayang di antara sesama. Idul Adha harus kita manfaatkan sebagai momentum menyambungkan tali silaturahmi, melatih kepekaan, empati, dan mengikis kebencian di hati. Inilah pesan indah yang dicanangkan dua manusia agung; Ibrahim Khalilullah dan Muhammad SAW.
Kesimpulan
Tentunya ada beberapa hikmah yang dapat kita petik dari peristiwa agung tersebut, diantaranya adalah :
untuk mendekatkan diri atau taqarrub kepada Allah atas segala kenikmatan yang telah dilimpahkan-Nya yang jumlahnya demikian banyak, sehingga tak seorangpun dapat menghitungnya (QS Ibrahim, 14:34). Hikmah secara eksplisit dan tegas tentang ibadah qurban ini, telah diungkapkan dalam Al-Quran: “… maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta)dan orang yang minta. Demikianlah Kami telah menundukkan unta-unta itu kepada kamu, Mudah-mudahan kamu bersyukur” (QS Al-Haj, 22:36)
Berkurban adalah mempersembahkan dan memberikan nikmat (yang kita senangi ) kepada orang lain ,dan sebaliknya kita tidak diperkenankan memberikan atau mempersembahkan nikmat (yang tidak kita senangi ) kepada orang lain.
Ketika kita diberi nikmat oleh Allah SWT ,apakah berupa harta,jabatan ,dan kepentingan anak dan keluarga sekalipun,kalau telah datang perintah Allah untuk mempesembahkan nikmat itu menurut kehendak PemilikNya (yaitu Allah SWT ) maka tidak bisa ditawar –tawar lagi.Dia harus kita persembahkan sebagai tanda bakti dan setia kepada Allah SWT dan untuk mendekatkan diri kepadaNya.karena pada hakikatnya kita ini adalah milik Allah SWT dan segala sesuatu yang melekat pada diri kita harus kembali kepada Allah SWT untuk dimintai pertanggung jawaban.di hadapan allah .(Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun)Jadi hak milik kita semua hakikatnya adalah milik allah ,dan kita hanya mempunyai hak pakai,sehingga dalam memakai diri kita dan segala sesuatu yang melekat pada diri kita harus sesuai dengan kehendak Pemiliknya yakni Allah .
Semoga dengan mempringati hari idul adha atau idul kurban ini, hikmah yang ada didalamnya dapat terinternalisasikan dalam pribadi-pribadi kita semua. Menjadi insan yang selalu bertaqarrub kepadaNya, bersungguh-sungguh dalam meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah SWT, Mengembangkan sikap saling rela berkorban baik harta, fikiran dan tenaga dan berjiwa sosial.
Jumat, 02 Januari 2009
Self Esteem
Pusat kendali dan self esteem. Pengukuran pusat kendali dan self esteem.
Teori kepribadian Rotter; Mischel disebut cognitive social learning.
Rotter: (Feist & Feist, 2002)
Kognisi, pengalaman masa lalu, harapan terhadap masa depan merupakan kunci untuk melakukan prediksi perilaku. prediksi didasarkan pula pada intteraksi antara individu dengan lingkungan yang bermakna.
Asumsi dasar teori social learning:
• Individu berinteraksi dengan lingkungan yang penuh makna
• Kepribadian hasil proses belajar
• Kepribadian bersifat unitas dan stabil
• Motivasi adalah goal directed
• Individu dapat melakukan antisipasi
Prediksi perilaku spesifik
• Behavior potential
• Expectancy
• Reinforcement value
• Psychological situation
Behavior potential: fungsi expectancy dan reinforcement value
Expectancy:
• Harapan spesifik terhadap reinforcemen spesifik pada situasi spesifik.
• Harapan umum merupakan hasil pengalaman dari respon tertentu atau yang sama, yang didasarkan pada keyakinan bahwa perilaku tertentu akan disertai dengan reinforcement.
Reinforcement value: faktor yang mempengaruhi adalah
(1) positif atau negatif, internal dan eksternal.
(2) kebutuhan (need), reinforcement akan meningkatkan need menjadi lebih kuat.
(3) harapan konsekuensi untuk reinforcemen di masa depan.
(4) perilaku manusia goal oriented, goal dengan value reinforcemen yang tinggi sangat diharapkan.
Psychological situation: perilaku hasil interaksi individu dengan lingkungan yang bermakna. Psychological situation : a complex set of interacting cues/isyarat/stimulus acting upon an individual for any specific time period.
BPx1,s1,ra = f(Ex1,ra,s1&Rva,s1)
Potensi perilaku x1, pada situasi 1, berkaitan dengan reinforcement a adalah fungsi dari harapan perilaku x yang diikuti reinforcemen a pada situasi 1 dan value reinforcement a pada situasi 1.
Internal and external control of reinforcement
Individu mampu memahami hubungan kausal antara perilaku dan reinforcement. Individu berusaha mencapai goal karena mempunyai keyakinan usahanya akan sukses. Individu dengan internal locus of control ia dapat mengontrol nasibnya, ia sukses atau gagal tergantung karena usahanya. Individu dengan eksternal LOC mempunyai keyakinan bahwa perilakunya karena luck, chance, powerful others.
Tes LOC lihat Robinson, Shaver & Wrightsman (Measures of Personality and Social Psychological Attitudes, 1991), 413 - 491.
SELF ESTEEM
Teori Maslow tentang esteem needs :
• self respect, confidence, competence dan knowledge that others hold them in high esteem.
Esteem needs mempunyai dua level:
• reputasi
• harga diri.
Reputasi:
• persepsi tentang prestige,
• recognition,
• orang terkenal di mata orang lain.
Self esteem:
• perasaan tentang worth/berharga dan confidence, didasarkan pada reputasi atau prestige artinya mempunyai kekuatan untuk berprestasi, for adequacy, untuk mastery dan competence, confidence, independence dan freedom.
• didasarkan pada kompetensi riil, tidak semata-mata pendapat orang lain. Dengan harga diri individu merasa dapat aktualisasi diri (Feist & Feist, 2002)
Harga diri : evaluasi diri didasarkan pada pertimbangan guna mempertahankan penghargaan terhadap diri disertai keyakinan bahwa dirinya adalah orang yang mempunyai kemampuan, penting, berguna dan sukses (Coopersmith, 1967).
Harga diri mempunyai hubungan dengan penyesuaian diri.
• Siswa dengan harga diri lebih mudah untuk mendapatkan teman (Coopersmith, 1967),
• dicintai orang lain (Heatherton & Vohs, 2000), dan mempunyai afeksi yang kaya (Coopersmith, 1967).
• Siswa dapat menerima diri sendiri (Brown & Dutton, 1995),
• mempunyai keyakinan yang baik tentang dirinya (Heatherton & Vohs, 2000),
• mempunyai aspirasi yang tinggi (Brown & Dutton, 1995),
• mempunyai manajemen diri yang baik, optimis dan tekun (Baumeister, dkk., 1993),
• mempunyai karakter yang menarik, kompeten, hangat dan bermoral (Heatherton & Vohs, 2000).
Pusat kendali dan self esteem. Pengukuran pusat kendali dan self esteem.
Teori kepribadian Rotter; Mischel disebut cognitive social learning.
Rotter: (Feist & Feist, 2002)
Kognisi, pengalaman masa lalu, harapan terhadap masa depan merupakan kunci untuk melakukan prediksi perilaku. prediksi didasarkan pula pada intteraksi antara individu dengan lingkungan yang bermakna.
Asumsi dasar teori social learning:
• Individu berinteraksi dengan lingkungan yang penuh makna
• Kepribadian hasil proses belajar
• Kepribadian bersifat unitas dan stabil
• Motivasi adalah goal directed
• Individu dapat melakukan antisipasi
Prediksi perilaku spesifik
• Behavior potential
• Expectancy
• Reinforcement value
• Psychological situation
Behavior potential: fungsi expectancy dan reinforcement value
Expectancy: harapan dapat spesifik dan umum. Harapan spesifik terhadap reinforcemen spesifik pada situasi spesifik. Harapan umum merupakan hasil pengalaman dari respon tertentu atau yang sama, yang didasarkan pada keyakinan bahwa perilaku tertentu akan disertai dengan reinforcement.
Reinforcement value: faktor yang mempengaruhi adalah (1) positif atau negatif, internal dan eksternal. (2) kebutuhan (need), reinforcement akan meningkatkan need menjadi lebih kuat. (3) harapan konsekuensi untuk reinforcemen di masa depan. (4) perilaku manusia goal oriented, goal dengan value reinforcemen yang tinggi sangat diharapkan.
Psychological situation: perilaku hasil interaksi individu dengan lingkungan yang bermakna. Psychological situation : a complex set of interacting cues/isyarat/stimulus acting upon an individual for any specific time period.
BPx1,s1,ra = f(Ex1,ra,s1&Rva,s1)
Potensi perilaku x1, pada situasi 1, berkaitan dengan reinforcement a adalah fungsi dari harapan perilaku x yang diikuti reinforcemen a pada situasi 1 dan value reinforcement a pada situasi 1.
Internal and external control of reinforcement
Individu mampu memahami hubungan kausal antara perilaku dan reinforcement. Individu berusaha mencapai goal karena mempunyai keyakinan usahanya akan sukses. Individu dengan internal locus of control ia dapat mengontrol nasibnya, ia sukses atau gagal tergantung karena usahanya. Individu dengan eksternal LOC mempunyai keyakinan bahwa perilakunya karena luck, chance, powerful others.
Tes LOC lihat Robinson, Shaver & Wrightsman (Measures of Personality and Social Psychological Attitudes, 1991), 413 - 491.
SELF ESTEEM
Teori Maslow tentang esteem needs : self respect, confidence, competence dan knowledge that others hold them in high esteem.
Esteem needs mempunyai dua level: reputasi dan harga diri.
Reputasi: persepsi tentang prestige, recognition, orang terkenal di mata orang lain.
Self esteem: perasaan tentang worth/berharga dan confidence, didasarkan pada reputasi atau prestige artinya mempunyai kekuatan untuk berprestasi, for adequacy, untuk mastery dan competence, confidence, independence dan freedom.
Self esteem: didasarkan pada kompetensi riil, tidak semata-mata pendapat orang lain. Dengan harga diri individu merasa dapat aktualisasi diri (Feist & Feist, 2002)
Harga diri adalah evaluasi diri didasarkan pada pertimbangan guna mempertahankan penghargaan terhadap diri disertai keyakinan bahwa dirinya adalah orang yang mempunyai kemampuan, penting, berguna dan sukses (Coopersmith, 1967).
Harga diri mempunyai hubungan dengan penyesuaian diri. Siswa dengan harga diri lebih mudah untuk mendapatkan teman (Coopersmith, 1967), dicintai orang lain (Heatherton & Vohs, 2000), dan mempunyai afeksi yang kaya (Coopersmith, 1967). Siswa dapat menerima diri sendiri (Brown & Dutton, 1995), mempunyai keyakinan yang baik tentang dirinya (Heatherton & Vohs, 2000), mempunyai aspirasi yang tinggi (Brown & Dutton, 1995), mempunyai manajemen diri yang baik, optimis dan tekun (Baumeister, dkk., 1993), serta mempunyai karakter yang menarik, kompeten, hangat dan bermoral (Heatherton & Vohs, 2000).
Manajemen waktu dan stres, definisi, tujuan, strategi manajemen waktu dan stres. Pengukuran manajemen waktu.
Time management:
• kemampuan untuk mengalokasikan waktu dan sumber untuk mencapai tujuan.
• Meningkatkan productivitas
• Mengurangi kecemasan
• Memberikan banyak waktu untuk menikmati aktivitas yang penting
Manajemen stress:
• Kemampuan memanage respon terhadap situasi
• Stres merupakan fakta kehidupan personal dan organisasi
• Stres dapat menyebabkan respon fisik, psikologis, dan organisasi.
• Ketrampilan manajemen stres diperlukan untuk setiap individu
• Menyebabkan lebih produktif dan sukses
Strategi manajemen stres:
• Penting bagi ketrampilan individu dan manajer
• Proses mengatur atau meraih sasaran/tujuan, estimasi sumber dan waktu yang digunakan untuk mencapai tujuan, dan mendisiplinkan diri untuk memfokuskan pada tujuan
• Perlu waspada terhadap berbagai kemungkinan yang mungkin terjadi
• Memanage diri agar lebih efisien dengan waktu
• Dapat konsentrasi pada pilihan yang dibuat, dan memotivasi diri untuk mewujudkan pilihannya
• Fokus untuk kerja secara produktif
Tips untuk manajemen waktu
Time manajemen matriks
Strategi manajemen stres
• Stres adalah terganggunya keseimbangan fisik
• Stres dapat berasal dari eksternal atau internal
Tipe stres
• Good dan bad
• Good stress/eustres, positif, memberikan kesempatan untuk pertumbuhan personal, kepuasan, mendorong untuk mencapai kinerja yang tinggi
• Bad stres/distres, negatif, akibatnya melemahkan
• Stres rendah akibatnya merusak sama dengan stres yang tinggi
• Tidak ada stres, mengakibatkan usaha minimal dan hasil minimal
Respon terhadap stres
• Setiap orang mempunyai tingkat toleransi yang unik
• Berbagai remedi/teknik dibutuhkan untuk stres yang berbeda
• Problem psikologis, fisik, konsultasi dengan ahlinya
Cara memanage stres
• Identifikasikan stresor dan tingkat stres
• Stresor adalah situasi, aktifitas, person yang dapat menyebabkan stres
• Implement time management skills
• Sharing and disclosure
• Keep a journal
• Bicara dengan orang yang dipercaya
• Visualization and mental imagery
• Relaksasi
• Yoga dan meditasi
• Progressive muscle relaxation
• Makan yang sehat dan olahraga
Ketakutan untuk gagal
• Emotion that occurs either as a respon to external stimuli or as result of an internal process that incorporate/mengumpulkan memory or introspection
• Takut dapat positif atau negatif
• Ketakutan yang positif menjaga kewaspadaan
• Ketakutan yang negatif menyebabkan you back instead of propelling/dorongan you forward
Komunikasi, definisi, communication channel, media komunikasi, hambatan komunikasi, komunikasi yang asertif, pengukuran komunikasi efektif.
Komunikasi
• Proses informasi mengalir dari sumber ke penerima dan sebaliknya
Saluran komunikasi
• Komunikator
• Penerima
• Feedback
Memilih media yang efektif
• Komunikasi oral
1. face to face
2. telphon, video,
3. pertemuan/rapat
• Komunikasi tertulis
• Komunikasi melalui elektronik
Hambatan komunikasi
• Suara yang ramai menyebabkan komunikasi mengalami distorsi
• Faktor yang menyebabkan distorsi di antaranya kondisi emosi dan bahasa
• Informasi yang berlebihan (terlalu banyak, terlalu cepat, taraf kesukaran yang tinggi, tidak memberi kesempatan penerima untuk memproses informasi)
• Lack of trust and credibility
• Kurang waktu
• Filtering
• Emosi
• Pesan kurang congruence/harmonis
Komunikasi yang asertif
• Fairness
• Directness
• Tact/bijaksana and sensitivity
• Honesty
• responsibility
Cara komunikasi asertif
• Your perspective/perception tentang sesuatu
• Your feeling
• Apa yang diharapkan dari si penerima
• Bertanggung jawab (reality, merefleksikan value dan beliefs) dan menjelaskan sesuatu
Mengirim pesan yang efektif
• Be diret
• Pertimangkan minat, value dan latarbelakang si penerima pesan
• Harus jelas
• Nonverbal congruence dengan verbal
• Perhatikan si penerima pesan
• Jangan berlebihan
• Komunikasikan sedikit demi sedikit (secara bertahap)
• Gumakan teknik yang bervariasi dalam menyampaikan pesan
• Cover your bases: write it, review it,demonstrated it and defend it
• buat feedback dan cek kembali, doronglah dan buat ringkasan agar si penerima memberi feedback
• terbuka
• sportif
Ketrampilan mendengarkan, definisi dan macam ketrampilan mendengar, mendengarkan secara aktif, komunikasi nonverbal, pengukuran ketrampilan komunikasi
Mendengarkan
• proses mendengarkan dan organisasi secara mental untuk memahami arti yang didengar
• ketrampilan penting agar orang sukses dalam bekerja dan dalam kehidupan
• penting untuk komunikasi efektif
tipe mendengar
• pasif
• penuh perhatian
• aktif/ mendengar secara empati (two way process yang meliputi perhatian yang tinggi, klarifikasi, memproses informasi, paraphrase, memberikan umpan balik terhadap pesan yang didengar(70 persen aktif mendengar dan 30 persen aktif bicara)
Pentingnya mendengar secara aktif
• menunjukkan bahwa pendengar mempunyai perhatian atau keprihatinan terhadap pembicara, fokus pada setiap informasi yang disampaikan, bertanya untuk klarifikasi yang mendorong pembicara menyampaikan informasi dengan tepat
• mendorong komunikasi lebih lanjut
• mendorong relationship
• mendorong pendengar bersikap kalem, walaupun pembicara marah
• mendorong pembicara untuk mendengarkan si pendengar
• mendorong bekerjasama dan memecahkan masalah
hambatan mendengar secara efektif
• keterbatasan fisik
• latar belakang informasi yang tidak adekuat
• memilih memori
• memilih harapan
• takut dipengaruhi atau mendapatkan persuasi
• bias, atau membuat keputusan yang negatif
• bosan
• mendengarkan hanya sebagian
• rehearsing
• memilih persepsi
• gangguan dari emosi
karakteristik pendengar aktif
• show interest and be sincere/sungguh-sungguh in listening
• klarifikasi
• menghindari distraktor
• melakukan kontak mata
• tidak melakukan interupsi
• perhatikan pesan verbal dan nonverbal
• penuh empati
• melakukan paraphrase untuk mengoreksi interpretasi yang salah
• evaluasi pesan setelah mendengar semua informasi
• konsentrasi pada pesan dan harus yakin pesan itu seperti yang disampaikan oleh pembicara
• beri feedback untuk mengecek ketepatan informasi
• mendengarkan dengan fisik anda (gunakan kontak mata, badan condong ke depan, anggukkan kepala anda dan gunakan komunikasi nonverbal)
• jangan banyak berbicara
komunikasi nonverbal
• ekspresi emosi secara sadar atau prasadar
• kinestetik
• para-language, nada suara, volume, pitch/pola titi nada, kecepatan pembicaraan
Teori kepribadian Rotter; Mischel disebut cognitive social learning.
Rotter: (Feist & Feist, 2002)
Kognisi, pengalaman masa lalu, harapan terhadap masa depan merupakan kunci untuk melakukan prediksi perilaku. prediksi didasarkan pula pada intteraksi antara individu dengan lingkungan yang bermakna.
Asumsi dasar teori social learning:
• Individu berinteraksi dengan lingkungan yang penuh makna
• Kepribadian hasil proses belajar
• Kepribadian bersifat unitas dan stabil
• Motivasi adalah goal directed
• Individu dapat melakukan antisipasi
Prediksi perilaku spesifik
• Behavior potential
• Expectancy
• Reinforcement value
• Psychological situation
Behavior potential: fungsi expectancy dan reinforcement value
Expectancy:
• Harapan spesifik terhadap reinforcemen spesifik pada situasi spesifik.
• Harapan umum merupakan hasil pengalaman dari respon tertentu atau yang sama, yang didasarkan pada keyakinan bahwa perilaku tertentu akan disertai dengan reinforcement.
Reinforcement value: faktor yang mempengaruhi adalah
(1) positif atau negatif, internal dan eksternal.
(2) kebutuhan (need), reinforcement akan meningkatkan need menjadi lebih kuat.
(3) harapan konsekuensi untuk reinforcemen di masa depan.
(4) perilaku manusia goal oriented, goal dengan value reinforcemen yang tinggi sangat diharapkan.
Psychological situation: perilaku hasil interaksi individu dengan lingkungan yang bermakna. Psychological situation : a complex set of interacting cues/isyarat/stimulus acting upon an individual for any specific time period.
BPx1,s1,ra = f(Ex1,ra,s1&Rva,s1)
Potensi perilaku x1, pada situasi 1, berkaitan dengan reinforcement a adalah fungsi dari harapan perilaku x yang diikuti reinforcemen a pada situasi 1 dan value reinforcement a pada situasi 1.
Internal and external control of reinforcement
Individu mampu memahami hubungan kausal antara perilaku dan reinforcement. Individu berusaha mencapai goal karena mempunyai keyakinan usahanya akan sukses. Individu dengan internal locus of control ia dapat mengontrol nasibnya, ia sukses atau gagal tergantung karena usahanya. Individu dengan eksternal LOC mempunyai keyakinan bahwa perilakunya karena luck, chance, powerful others.
Tes LOC lihat Robinson, Shaver & Wrightsman (Measures of Personality and Social Psychological Attitudes, 1991), 413 - 491.
SELF ESTEEM
Teori Maslow tentang esteem needs :
• self respect, confidence, competence dan knowledge that others hold them in high esteem.
Esteem needs mempunyai dua level:
• reputasi
• harga diri.
Reputasi:
• persepsi tentang prestige,
• recognition,
• orang terkenal di mata orang lain.
Self esteem:
• perasaan tentang worth/berharga dan confidence, didasarkan pada reputasi atau prestige artinya mempunyai kekuatan untuk berprestasi, for adequacy, untuk mastery dan competence, confidence, independence dan freedom.
• didasarkan pada kompetensi riil, tidak semata-mata pendapat orang lain. Dengan harga diri individu merasa dapat aktualisasi diri (Feist & Feist, 2002)
Harga diri : evaluasi diri didasarkan pada pertimbangan guna mempertahankan penghargaan terhadap diri disertai keyakinan bahwa dirinya adalah orang yang mempunyai kemampuan, penting, berguna dan sukses (Coopersmith, 1967).
Harga diri mempunyai hubungan dengan penyesuaian diri.
• Siswa dengan harga diri lebih mudah untuk mendapatkan teman (Coopersmith, 1967),
• dicintai orang lain (Heatherton & Vohs, 2000), dan mempunyai afeksi yang kaya (Coopersmith, 1967).
• Siswa dapat menerima diri sendiri (Brown & Dutton, 1995),
• mempunyai keyakinan yang baik tentang dirinya (Heatherton & Vohs, 2000),
• mempunyai aspirasi yang tinggi (Brown & Dutton, 1995),
• mempunyai manajemen diri yang baik, optimis dan tekun (Baumeister, dkk., 1993),
• mempunyai karakter yang menarik, kompeten, hangat dan bermoral (Heatherton & Vohs, 2000).
Pusat kendali dan self esteem. Pengukuran pusat kendali dan self esteem.
Teori kepribadian Rotter; Mischel disebut cognitive social learning.
Rotter: (Feist & Feist, 2002)
Kognisi, pengalaman masa lalu, harapan terhadap masa depan merupakan kunci untuk melakukan prediksi perilaku. prediksi didasarkan pula pada intteraksi antara individu dengan lingkungan yang bermakna.
Asumsi dasar teori social learning:
• Individu berinteraksi dengan lingkungan yang penuh makna
• Kepribadian hasil proses belajar
• Kepribadian bersifat unitas dan stabil
• Motivasi adalah goal directed
• Individu dapat melakukan antisipasi
Prediksi perilaku spesifik
• Behavior potential
• Expectancy
• Reinforcement value
• Psychological situation
Behavior potential: fungsi expectancy dan reinforcement value
Expectancy: harapan dapat spesifik dan umum. Harapan spesifik terhadap reinforcemen spesifik pada situasi spesifik. Harapan umum merupakan hasil pengalaman dari respon tertentu atau yang sama, yang didasarkan pada keyakinan bahwa perilaku tertentu akan disertai dengan reinforcement.
Reinforcement value: faktor yang mempengaruhi adalah (1) positif atau negatif, internal dan eksternal. (2) kebutuhan (need), reinforcement akan meningkatkan need menjadi lebih kuat. (3) harapan konsekuensi untuk reinforcemen di masa depan. (4) perilaku manusia goal oriented, goal dengan value reinforcemen yang tinggi sangat diharapkan.
Psychological situation: perilaku hasil interaksi individu dengan lingkungan yang bermakna. Psychological situation : a complex set of interacting cues/isyarat/stimulus acting upon an individual for any specific time period.
BPx1,s1,ra = f(Ex1,ra,s1&Rva,s1)
Potensi perilaku x1, pada situasi 1, berkaitan dengan reinforcement a adalah fungsi dari harapan perilaku x yang diikuti reinforcemen a pada situasi 1 dan value reinforcement a pada situasi 1.
Internal and external control of reinforcement
Individu mampu memahami hubungan kausal antara perilaku dan reinforcement. Individu berusaha mencapai goal karena mempunyai keyakinan usahanya akan sukses. Individu dengan internal locus of control ia dapat mengontrol nasibnya, ia sukses atau gagal tergantung karena usahanya. Individu dengan eksternal LOC mempunyai keyakinan bahwa perilakunya karena luck, chance, powerful others.
Tes LOC lihat Robinson, Shaver & Wrightsman (Measures of Personality and Social Psychological Attitudes, 1991), 413 - 491.
SELF ESTEEM
Teori Maslow tentang esteem needs : self respect, confidence, competence dan knowledge that others hold them in high esteem.
Esteem needs mempunyai dua level: reputasi dan harga diri.
Reputasi: persepsi tentang prestige, recognition, orang terkenal di mata orang lain.
Self esteem: perasaan tentang worth/berharga dan confidence, didasarkan pada reputasi atau prestige artinya mempunyai kekuatan untuk berprestasi, for adequacy, untuk mastery dan competence, confidence, independence dan freedom.
Self esteem: didasarkan pada kompetensi riil, tidak semata-mata pendapat orang lain. Dengan harga diri individu merasa dapat aktualisasi diri (Feist & Feist, 2002)
Harga diri adalah evaluasi diri didasarkan pada pertimbangan guna mempertahankan penghargaan terhadap diri disertai keyakinan bahwa dirinya adalah orang yang mempunyai kemampuan, penting, berguna dan sukses (Coopersmith, 1967).
Harga diri mempunyai hubungan dengan penyesuaian diri. Siswa dengan harga diri lebih mudah untuk mendapatkan teman (Coopersmith, 1967), dicintai orang lain (Heatherton & Vohs, 2000), dan mempunyai afeksi yang kaya (Coopersmith, 1967). Siswa dapat menerima diri sendiri (Brown & Dutton, 1995), mempunyai keyakinan yang baik tentang dirinya (Heatherton & Vohs, 2000), mempunyai aspirasi yang tinggi (Brown & Dutton, 1995), mempunyai manajemen diri yang baik, optimis dan tekun (Baumeister, dkk., 1993), serta mempunyai karakter yang menarik, kompeten, hangat dan bermoral (Heatherton & Vohs, 2000).
Manajemen waktu dan stres, definisi, tujuan, strategi manajemen waktu dan stres. Pengukuran manajemen waktu.
Time management:
• kemampuan untuk mengalokasikan waktu dan sumber untuk mencapai tujuan.
• Meningkatkan productivitas
• Mengurangi kecemasan
• Memberikan banyak waktu untuk menikmati aktivitas yang penting
Manajemen stress:
• Kemampuan memanage respon terhadap situasi
• Stres merupakan fakta kehidupan personal dan organisasi
• Stres dapat menyebabkan respon fisik, psikologis, dan organisasi.
• Ketrampilan manajemen stres diperlukan untuk setiap individu
• Menyebabkan lebih produktif dan sukses
Strategi manajemen stres:
• Penting bagi ketrampilan individu dan manajer
• Proses mengatur atau meraih sasaran/tujuan, estimasi sumber dan waktu yang digunakan untuk mencapai tujuan, dan mendisiplinkan diri untuk memfokuskan pada tujuan
• Perlu waspada terhadap berbagai kemungkinan yang mungkin terjadi
• Memanage diri agar lebih efisien dengan waktu
• Dapat konsentrasi pada pilihan yang dibuat, dan memotivasi diri untuk mewujudkan pilihannya
• Fokus untuk kerja secara produktif
Tips untuk manajemen waktu
Time manajemen matriks
Strategi manajemen stres
• Stres adalah terganggunya keseimbangan fisik
• Stres dapat berasal dari eksternal atau internal
Tipe stres
• Good dan bad
• Good stress/eustres, positif, memberikan kesempatan untuk pertumbuhan personal, kepuasan, mendorong untuk mencapai kinerja yang tinggi
• Bad stres/distres, negatif, akibatnya melemahkan
• Stres rendah akibatnya merusak sama dengan stres yang tinggi
• Tidak ada stres, mengakibatkan usaha minimal dan hasil minimal
Respon terhadap stres
• Setiap orang mempunyai tingkat toleransi yang unik
• Berbagai remedi/teknik dibutuhkan untuk stres yang berbeda
• Problem psikologis, fisik, konsultasi dengan ahlinya
Cara memanage stres
• Identifikasikan stresor dan tingkat stres
• Stresor adalah situasi, aktifitas, person yang dapat menyebabkan stres
• Implement time management skills
• Sharing and disclosure
• Keep a journal
• Bicara dengan orang yang dipercaya
• Visualization and mental imagery
• Relaksasi
• Yoga dan meditasi
• Progressive muscle relaxation
• Makan yang sehat dan olahraga
Ketakutan untuk gagal
• Emotion that occurs either as a respon to external stimuli or as result of an internal process that incorporate/mengumpulkan memory or introspection
• Takut dapat positif atau negatif
• Ketakutan yang positif menjaga kewaspadaan
• Ketakutan yang negatif menyebabkan you back instead of propelling/dorongan you forward
Komunikasi, definisi, communication channel, media komunikasi, hambatan komunikasi, komunikasi yang asertif, pengukuran komunikasi efektif.
Komunikasi
• Proses informasi mengalir dari sumber ke penerima dan sebaliknya
Saluran komunikasi
• Komunikator
• Penerima
• Feedback
Memilih media yang efektif
• Komunikasi oral
1. face to face
2. telphon, video,
3. pertemuan/rapat
• Komunikasi tertulis
• Komunikasi melalui elektronik
Hambatan komunikasi
• Suara yang ramai menyebabkan komunikasi mengalami distorsi
• Faktor yang menyebabkan distorsi di antaranya kondisi emosi dan bahasa
• Informasi yang berlebihan (terlalu banyak, terlalu cepat, taraf kesukaran yang tinggi, tidak memberi kesempatan penerima untuk memproses informasi)
• Lack of trust and credibility
• Kurang waktu
• Filtering
• Emosi
• Pesan kurang congruence/harmonis
Komunikasi yang asertif
• Fairness
• Directness
• Tact/bijaksana and sensitivity
• Honesty
• responsibility
Cara komunikasi asertif
• Your perspective/perception tentang sesuatu
• Your feeling
• Apa yang diharapkan dari si penerima
• Bertanggung jawab (reality, merefleksikan value dan beliefs) dan menjelaskan sesuatu
Mengirim pesan yang efektif
• Be diret
• Pertimangkan minat, value dan latarbelakang si penerima pesan
• Harus jelas
• Nonverbal congruence dengan verbal
• Perhatikan si penerima pesan
• Jangan berlebihan
• Komunikasikan sedikit demi sedikit (secara bertahap)
• Gumakan teknik yang bervariasi dalam menyampaikan pesan
• Cover your bases: write it, review it,demonstrated it and defend it
• buat feedback dan cek kembali, doronglah dan buat ringkasan agar si penerima memberi feedback
• terbuka
• sportif
Ketrampilan mendengarkan, definisi dan macam ketrampilan mendengar, mendengarkan secara aktif, komunikasi nonverbal, pengukuran ketrampilan komunikasi
Mendengarkan
• proses mendengarkan dan organisasi secara mental untuk memahami arti yang didengar
• ketrampilan penting agar orang sukses dalam bekerja dan dalam kehidupan
• penting untuk komunikasi efektif
tipe mendengar
• pasif
• penuh perhatian
• aktif/ mendengar secara empati (two way process yang meliputi perhatian yang tinggi, klarifikasi, memproses informasi, paraphrase, memberikan umpan balik terhadap pesan yang didengar(70 persen aktif mendengar dan 30 persen aktif bicara)
Pentingnya mendengar secara aktif
• menunjukkan bahwa pendengar mempunyai perhatian atau keprihatinan terhadap pembicara, fokus pada setiap informasi yang disampaikan, bertanya untuk klarifikasi yang mendorong pembicara menyampaikan informasi dengan tepat
• mendorong komunikasi lebih lanjut
• mendorong relationship
• mendorong pendengar bersikap kalem, walaupun pembicara marah
• mendorong pembicara untuk mendengarkan si pendengar
• mendorong bekerjasama dan memecahkan masalah
hambatan mendengar secara efektif
• keterbatasan fisik
• latar belakang informasi yang tidak adekuat
• memilih memori
• memilih harapan
• takut dipengaruhi atau mendapatkan persuasi
• bias, atau membuat keputusan yang negatif
• bosan
• mendengarkan hanya sebagian
• rehearsing
• memilih persepsi
• gangguan dari emosi
karakteristik pendengar aktif
• show interest and be sincere/sungguh-sungguh in listening
• klarifikasi
• menghindari distraktor
• melakukan kontak mata
• tidak melakukan interupsi
• perhatikan pesan verbal dan nonverbal
• penuh empati
• melakukan paraphrase untuk mengoreksi interpretasi yang salah
• evaluasi pesan setelah mendengar semua informasi
• konsentrasi pada pesan dan harus yakin pesan itu seperti yang disampaikan oleh pembicara
• beri feedback untuk mengecek ketepatan informasi
• mendengarkan dengan fisik anda (gunakan kontak mata, badan condong ke depan, anggukkan kepala anda dan gunakan komunikasi nonverbal)
• jangan banyak berbicara
komunikasi nonverbal
• ekspresi emosi secara sadar atau prasadar
• kinestetik
• para-language, nada suara, volume, pitch/pola titi nada, kecepatan pembicaraan
Langganan:
Postingan (Atom)